The news is by your side.

Ketua LTM NU Kab. Bogor Hadiri Bukber Bersama Dubes RRC Di Pesantren Luhur Atsaqofah

Ketua LTM NU Kab. Bogor Hadiri Bukber Bersama Dubes RRC Di Pesantren Luhur Atsaqofah | NU Online LTN Nahdlatul Ulama Jawa BaratTernyata ada hikmah dalam menghadiri Bukber dengan Duta Besar Republik Rakyat Cina untuk Indonesia di Ponpes Luhur AsTsaqofah Ciganjur, Jakarta Selatan. Hal itu disampaikan oleh Ketua Lembaga Ta’mir Masjid Kab. Bogor KH Agus Riadi dalam pesan singkatnya di Grup WhatsApp LTM PCNU Kab. Bogor, Rabu (23/5).

Acara Bukber tersebut nampak istimewa, karena selain dihadiri oleh para santri pesantren luhur Atsaqofah juga dihadiri jajaran pengurus PBNU, diantara yang hadir adalah KH Abdul Manan Abdul Ghani, KH Robikin Emhas, KH Eman Suryaman, KH Masduki Baidhowi, dll.

Ketua LTM NU Kab. Bogor Hadiri Bukber Bersama Dubes RRC Di Pesantren Luhur Atsaqofah | NU Online LTN Nahdlatul Ulama Jawa BaratDuta Besar RRC menyatakan masyarakat muslim Indonesia yang berada di sana diberikan kebebasan dan dilindungi oleh Negara untuk menjalankan ibadah sesuai ajaran Islam. Tiongkok juga memberikan beasiswa kepada  dosen Universitas Nahdlatul Ulama ( UNU ) untuk melanjutkan studi tingkat tinggi di Cina.

Sementara Abuya KH Said dalam pertemuan tersebut menyatakan terima kasih atas kerjasama RRC yang diwakili Dubesnya, kemudian Abuya KH Said menyampaikan sejarah, kita ingat ada Laksamana Chengho yang datang ke Nusantara, berjuang hingga mendirikan masjid- masjid, diantaranya di Semarang, Surabaya dan Cirebon. Dalam perjalanan berikutnya, ketika pasukan Tiongkok akan menuntut balas kepada Kerajaan Singosari ( raja Kertanegara) karena telah memotong telinga utusannya. Sampe di Malang (sekarang), ternyata kerajaan Singosari telah dikalahkan oleh Raja Daha dari Kediri. Pasukan Tiongkok bertemu Raden Wijaya. ” Raden Wijaya asalnya dari mana hayoooo?,”  Tanya Abuya KH Said pada hadirin. Abuya KH Said menjawab bahwa Raden Wijaya itu berasal dari Cirebon. “Kalo dari Jawa ya..namanya harus Raden Wijoyo.” Lugasnya.

“Nah, kira-kira Cirebonnya dari mana hayooo?.” Lanjut Abuya KH Said bertanya kembali. “Cirebon nya dari Kempek Buya!” Jawab Ketua LTMNU Kab. Bogor, KH. Agus riadi dari tengah-tengah hadirin Bukber. Hadirin seakan menjadi riang, suasana lebih rileks.

Abuya KH Said melanjutkan, sejarawan menyatakan bahwa Raden Wijaya mengajak pasukan Tiongkok untuk banting stir, melaksanakan plan B, yaitu menghancurkan Kerajaan Kediri yang telah menghancurkan Kerajaan Singosari. Kediri dapat dikalahkan, terus Raden Wijaya membentuk Kerajaan Baru yg bernama Majapahit dan menjadi rajanya yg pertama. Selanjutnya, Ketika raja Majapahit dipimpin Hayam Wuruk dengan Patihnya yang Gagah dan Brilliant, berniat mempersatukan wilayah kerajaan yang ada di Nusantara melalui fakta integritas “Sumpah Palapa”.

Cikal bakal sumpah Palapa mendasari keinginan menyatukan Nusantara.  Gelombang kedua oleh para kader muharrik Indonesia tahun 1928 dengan sumpah Pemuda. Satu nusa, satu bangsa dan satu bahasa, yakni Indonesia. Gerakan para muharrik bangsa Indonesia dan para ulama mengantarkan kemerdekaan Indonesia 17 agustus 1945.

Hikmahnya apa?! Cina juga secara implisit telah membantu penyebaran Islam di Indonesia. Islam lebih dulu masuk Cina, terbukti di wilayah Cina ditemukan makam kalangan sahabat Nabi, tahun 600 an. Abuya KH Said menegaskan bahwa walaupun ada pihak yang tidak seneng bahkan suka menyebut “antek Cina,” tapi PBNU tetap menjalin hubungan dengan RRC, dibidang budaya, pendidikan, pertukaran mahasiswa dll, intinya bukan kerjasama dalam bidang politik.

“Tah, eta nu ku sim kuring tiasa kaserat,  Hapunten tina sadaya kaleuleupatannana.” Lugas Kiai Agus.

Hayu urang bersatu dengan payung keluarga besar NU, wabil khusus PCNU Kab. Bogor. Dahulu Gajah Mada saja bisa, masa zaman now kita teu tiasa…piraku…!!

Salam
KH. Agus Riadi
Ketua LTMNU kab. Bogor

 

Leave A Reply

Your email address will not be published.