The news is by your side.

Maulid Nabi Muhammad SAW dan Persaudaraan Umat

Oleh Galih Maryanuntoro, PC Pergunu Depok

Bulan ini adalah bulan yang paling bahagia dimana seluruh umat muslimin di dunia ikut merayakan kelahiran manusia yang paling agung ini. Beliau adalah Nabi Agung Muhammad SAW.

Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutthalib bin Hasyim. Menjelang subuh hari Isnain, 12 Rabiulawal bersamaan 20 April 571 Masehi (dikenal sebagai tahun Gajah; masa saat terjadinya peristiwa tentara bergajah Abrahah yang menyerang kota Ka’bah).

Siapa yang tidak bahagia menyambut kelahiran Rasulullah SAW? Tentu, kita pasti bahagia menyambut manusia yang paling agung ini. Manusia yang kita nantikan syafaatnya di Yaumul Akhir nanti.

Rasulullah pun ikut merayakan hari kelahirannya, tetapi berbeda dengan kita sebagai manusia bisa. Rasulullah merayakan hari kelahirannya itu dengan ibadah; seperti puasa sunnah yaitu puasa hari Senin.

Dari Abu Qatadah Al-Anshar bahwa Rasulullah SAW ditanya tentang puasa hari Senin. Beliau menjawab, “(Karena) saat itu aku dilahirkan dan saat itu aku dituruni wahyu.”(HR. Muslim).

Dalam kitab Mir’at Al-Mafatih Syarah Misykat Al-Mashabih, Syekh Al-Mubarakfuri mengatakan bahwa Rasulullah berpuasa pada hari Senin untuk memperingati dan mensyukuri kelahirannya.

Berdasarkan hal ini, Rasulullah SAW telah melakukan peringatan hari lahirnya dengan cara beribadah.
Dan hingga saat ini, khususnya masayrakat Indonesia dalam menyambut kelahiran Rasulullah SAW itu diisi dengan berbagai cara. Salah satunya dengan berkumpul di majelis-majelis baik itu di lapangan, masjid, musala ataupun di surau. Mereka semua melantunkan shalawat-shalawat yang berisi pujian kepada Rasulullah. Mereka berkumpul menjadi satu dalam suasana yang khidmat ini.

Suasana seperti ini yang dirindukan oleh masyarakat di berbagai wilayah Indonesia. Karena mereka bisa berkumpul akrab satu sama lain dengan para kerabat, tetangga dan saudaranya. Dan tak sedikit masyarkat yang menyambut peringatan Maulid Nabi ini dengan berbagai cara, diantaranya ada Gerebek Maulud, Pawai Obor, Penerbangan lampion. Karena acara ini dilakukan hanya setahun sekali oleh masyarkat Indonesia.

Tapi yang terpenting dalam memaknai Maulid Nabi ini, bukan hanya sekadar dengan perayaan saja, tetapi kita bisa meneladani akhlak Rasulullah SAW dan mencontoh perilaku-perilaku beliau sebagai suri tauladan yang baik untuk panutan umat.

Dalam hal ini Cak Nun mengungkapkan Betapa cantiknya pengetahuan kita tentang Rasulullah, namun betapa kita juga tidak makin sanggup untuk sungguh-sungguh mengikuti jejak perjuangan beliau. Kita memuji-muji Rasulullah, tapi kita tidak pernah serius memojokkan diri sendiri:engkau ikut Muhammad atau tidak.

Semoga kita terus istiqomah meneruskan perjuangan beliau dalam menegakkan agama Islam yang rahmatan lil’alamin ini.

اللهم صل على سيدنا محمد وعلى آل سيدنا محمد

Penulis
Galih Maryanuntoro, PC Pergunu Depok
Leave A Reply

Your email address will not be published.