The news is by your side.

Mengapa Ansor dan Banser yang Dimusuhi ?

Mengapa Ansor dan Banser yang Dimusuhi ? | NU Online LTN Nahdlatul Ulama Jawa BaratOleh Ruchman Bashori

Baju loreng yang dikenakan, topi dan sepatu bot yang menambah gagah perawakannya itu, dibeli dengan kocek sendiri, dengan cara mencicil seperak dua perak. Sedikit di antaranya dibelikan oleh satuannya menjelang apel siaga dan apel kesetiaan. Namun dengan penuh percaya diri tak peduli bahwa seragamnya itu masih dalam tanggungan hutang.

Keterbatasan ekonomi tidak menghalanginya untuk memekikan Pancasila Jaya dan NKRI Harga Mati, menjadi komitmen Ansor Banser yang terus diperjuangkan, digelorakan dan dihunjamkan dalam dada. Meninggalkan anak istri dan keluarga demi agama dan bangsa. Demikian spirit Mars Ansor di bait terakhir: “Bangkitlah bangkit putra pertiwi//Tiada gentar dada ke muka//Bela agama bangsa negeri”. Tegakkan yang adil hancurkan yang dzalim//Makmur semua lenyap yang nista//Allahu Akbar – Allahu Akbar//Pajar baja gerakan kita. Itulah tekad Ansor dan Banser semuanya dipertaruhkan untuk melawan ketidakadilan, kedzaliman dan segala sesuatu yang nista karena akan merendahkan derajat keagamaan dan kemanusiaan.

Kader Ansor-Banser yang kini mencapai 5 Juta tersebar diseluruh penjuru tanah air, tidak sembarangan dalam berpikir dan bergerak. Pasti melalui restu para ulama, restu para kyai sebagai pemegang otoritas keagamaan. Dalil-dalil dan hujjah dalam Al-Quran, Hadits dan qaul ulama yang tertulis dalam berjibun kitab kuning tidak untuk dipamerkan. Tapi untuk diamalkan untuk menyelesaikan berbagai persoalan kehidupan.

Bagi Ansor-Banser dalil-dalil itu bukan untuk dipamerkan, tetapi untuk diamalkan. Biarlah dianggap bodoh tidak bisa mendalil sebagaimana pasukan yang sering mengklaim bela Islam, tapi substansinya adalah menegakkan syariat dengan cara membumikannya dalam kehidupan umat Islam Indonesia.

Mau menolong korban banjir, tanah longsor, kebakaran dan bencana alam lainnya, tidak perlu buka dalil dulu, tapi langsung bergerak cepat. Biarlah yang lain yang sibuk berdalil-ria, selalu sibuk apakah ada dalilnya dalam Al-Qur’an dan Hadits atau tidak? Kebangsaan dan kemanusianlah yang memanggil Ansor dan Banser, karena yakin agama pasti memandunya untuk itu.

Namun apa yang diyakini dan diamalkan oleh Ansor-Banser sejak kelahirannya 24 April 1934, akhir-akhir ini mendapat tantangan yang tidak sedikit. Malah berbuah cibiran, makian, hujatan, hinaan dan ada yang mengkafirkan (takfiri). Apa yang salah dilakukan Ansor dan Banser?

Padahal Ansor-Banser yang mempertahankan kemerdekaan dan merebutnya dari tangan kolonial. Nah organisasi tuan-tuan dan puan bahkan belum lahir. Membentengi Pancasila dan NKRI dari bahaya PKI, namun sayangnya kita dituduh melanggar HAM dan setelah modern kini Ansor dan Banser yang dianggap pro PKI?

Ketika tuan-tuan dan puan meributkan asas tungal Pancasila sampai pecah belah organisasi anda semua, Ansor-Banser sesuai garus ulama dalam tubuh NU menerima dengan bulat bahkan mengangapnya Pancasila sudah final untuk bangsa ini. Ingat ke-legowo-an para pendiri bangsa (founding fathers) ini menghapuskan 7 kata terakhir dalam sila pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa adalah bukti konkrit ketundukan NU, Ansor-Banser mengedepankan kepentingan bangsa di atas segala-galanya. Tapi apakah Islam menjadi hancur dan rusak? Malah sebaliknya Islam tambah kokoh di bumi nusantara.

Dalam sejarah bangsa Ansor-Banser dan NU tidak pernah tercatat sebagai komunitas yang menentang pemerintah yang syah. Tidak pernah melakukan pemberontakan (bughot) karena itu larangan agama. Ada 8 kali pemberontakan terhadap NKRI dan tidak satupun NU terlibat didalamnya. (1) Pemberontakan PKI di Madiun (PKI Musso) Tahun 1948; (2) Pemberontakan Darul Islam (DI) dan Tentara Islam Indonesia (TII); (3) Pemberontakan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI); (4). Pemberontakan Perjuangan Rakyat Semesta(Permesta), (5) Pemberontakan Gerakan Aceh Merdeka (GAM); (6) Pemberontakan Gerakan Separatis Tragedi Nasional G 30 S/PKI Tahun 1965; (7) Pemberontakan Organisasi Papua Merdeka (OPM); dan (8) Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS).

Itu adalah sejarah buram anak bangsa ini dan lagi-lagi Ansor-Banser berdiri di garda terdepan membala NKRI tempat kita berpijak, tempat tumbuh dan berkembangnya Islam yang rahmatan lil alamin. Puan dan tuan pasti ingat ketika ulama-ulama NU mengangkat Soekarno sebagai waliyul amri bid doruri al-syaukah? Lagi-lagi itu adalah sikap NU menjunjung kepentingan bangsa di atas kepentingan-kepentingan lainnya. Lalu kenapa Ansor dan Banser yang kalian musuhi?

Hari-hari ini kita melihat dan mendengar modus baru pengingkaran terhadap keutuhan NKRI dan kejayaan Pancasila seperti HTI, ISIS, Salafi Wahabi dan kelompok-kelompok yang anti Pancasila dan NKRI. Lalu Ansor dan Bansor melakukan perlawanan, bukan demi isi perut tetapi lagi-lagi demi bangsa ini. Lalu apa yang salah dari kami Banser dan Ansor?

Percayalah kalau puan-puan dan tuan-tuan mencintai dan menghendaki hidup rukun ala Islam Indonesia yang rahmatan lil alamin pasti menjadi sahabatnya Ansor dan Banser. Tidak mengangap dirinya yang paling benar dan mengkafirkan muslim lainnya itu rel yang diperjuangkan Ansor dan Banser.

Jika puan-puan dan tuan-tuan mencintai negeri ini dan merawatnya dengan baik, pasti menjadi sahabatnya Ansor-Banser. Indonesia yang bhineka tungal ika adalah anugerah Tuhan Yang Maha Esa. Indonesia yang warna-warni, dengan berbagai latar belakang suku, agama dan antar golongan adalah yang harus kita pertahankan.

Itulah yang garis perjuangan Ansor-Banser. Tidak akan ada ukhuwah yang dikorbankan, tidak akan ada Islam yang dinistakan dan tidak akan ada saudara sesama muslim di musuhi dan merangkul yang non muslim karena yang ada adalah kepentingan Indonesia yang majemuk.

Musuh tuan-tuan dan puan-puan adalah bukan Ansor-Banser tetapi kebodohan itu. Keterbelakangan dan sikap merasa diri dan kelompoknya yang paling benar. Bukankah Anda sering menyitir firman Tuhan dalam QS. Al-Hujurat: 10, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman (mukminin) itu adalah bersaudara”, namun sayangnya ayat ini dipakai ketika kalian terdesak dan mengangap saudaranya seagama dan sebangsa ini menistakan agama dan Islam. Wallahu a’lam bi al shawab.

Penulis adalah Ruchman Basori Ketua Bidang Kaderisasi Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor.

Sumber : NU Online

Leave A Reply

Your email address will not be published.