The news is by your side.

Sang Mantan Luncurkan Desa Hejo

Sang Mantan Luncurkan Desa Hejo | NU Online LTN Nahdlatul Ulama Jawa BaratBogor – Sejumlah mantan aktivis Forum Mahasiswa Pacasarjana Institut Pertanian Bogor (Forum Wacana IPB) meluncurkan “Desa Hejo”, gerakan untuk menghijaukan desa-desa di Kabupaten Bogor.

Demikian diutarakan Inisiator dan Koordinator Desa Hejo, Ahmad Fahir kepada wartawan di Bogor, Senin.

Peluncuran gerakan “Desa Hejo” dipusatkan di Bumi Alam Paniisan, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor, Minggu.

Sejumlah mantan aktivis Forum Wacana IPB terlibat dalam gerakan ini, yakni Ahmad Fahir, aktivis Forum Wacana IPB tahun 2006-2007, Fadli, aktivis Forum Wacana IPB 2016-2017, Abdul Jamaludin, Saepul Milah, dan Lalu Solihin, Forum Wacana 2006-2007.

Sang Mantan Luncurkan Desa Hejo | NU Online LTN Nahdlatul Ulama Jawa BaratSelain pernah aktif di Forum Wacana IPB, Ahmad Fahir selaku inisiator gerakan ini juga dikenal sebagai motor utama berdirinya Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) di lingkungan Institut Pertanian pada 2007.

“Desa Hejo kami gagas untuk memperkuat kembali penghijauan desa-desa di Kabupaten Bogor,” kata Fahir.

Fahir menegaskan, gerakan Desa Hejo akan difokuskan pada tiga agenda, yakni pelestarian alam, pertanian dan kearifan lokal Sunda.

Dikemukakannya, tiga agenda Desa Hejo, merefleksikan fungsi utama Bogor sebagai kawasan konservasi dan hilir semua daerah aliran sungai (DAS) yang bermuara ke Ibu Kota Negara, Jakarta, Bekasi dan Tangerang.

Faktor berikutnya, Bogor dikenal sebagai daerah agraris dengan mayoritas pencaharian utama warganya sebagai petani. Di Bogor terdapat IPB, sebagai universitas pertanian terkenuka kelas dunia.

Selain itu, Bogor memiliki peran sebagai kiblat budaya Sunda, karena statusnya sebagai ibukota Kerajaan Pajajaran serta memiliki 300 lebih situs cagar budaya. Budaya Sunda sangat identik dengan lingkungan dan pertanian.

Fadli, selaku pakar agribisnis yang terlibat dalam gerakan Desa Hejo menambahkan, ia ingin mendorong agar sektor pertanian di Bogor terus tumbuh dan menggeliat.

“Sektor pertanian harus memberikan nilai tambah ekonomi bagi para pelakunya, agar bisa berdaya saing dengan sektor-sektor lain,” ujar Fadli yang juga aktif di Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama IPB.

Fadli yakin bila sektor pertanian memberikan banyak nilai tambah, para petani tidak akan migrasi ke profesi lain atau menjual ladangnya karena alasan keterdesakan ekonomi.

“Melalui Desa Hejo kami akan advokasi lingkungan, pertanian dan kearifan lokal secara berkelanjutan demi kemajuan Bogor yang kita cintai,” ungkap Fadli.

Sebagai bagian dari peluncuran gerakan Desa Hejo, pada Sabtu malam (24/2) pihak inisiator menyerahkan 9 buah kitab Manaqib Syaikh Abdul Qodir al Jailani “Nurul Burhan” ke Majelis Tawassul dan Dzikir Al-Muniriyah, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor.

“Penyerahan 9 kitab manaqib sebagai bentuk doa untuk keselamatan alam,” terang Fahir.

Sebelumnya, peluncuran Desa Hejo ditandai dengan aksi penanaman 160 pohon trembesi dan bungur untuk penyelamatan Situs Cakra Buana, Keramat Leuwikotok, Tarikolot, Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jumat (16/2). (*)

Leave A Reply

Your email address will not be published.