7 Ramadhan Hadratus Syeikh KH M. Hasyim Asy’ari Menggapai Syahadah
وَلَا تَحْسَبَنَّ الَّذِيْنَ قُتِلُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ اَمْوَاتًا ۗ بَلْ اَحْيَاۤءٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُوْنَۙ
Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; sebenarnya mereka itu hidup di sisi Tuhannya mendapat rezeki ( QS Ali Imran 169).
Bulan Ramadhan menjadi saksi bagi seorang ulama yang allamah (banyak mengusai disiplin ilmu pengetahuan) pada tanggal 7 Ramadan 1366 H bertepatan dengan tanggal 25 Juli 1947 pada pukul 03.00 dini hari kembali kepangkuan ilahi robbi menggapai syahadah (syahid meninggal dunia) sebagai pejuang kemerdekaan Indonesia.
Sudah 78 tahun yang silam, sosok Revolusioner dari kalangan ulama Indonesia Hadratus Syeikh KH Hasyim Asyari menggapai kesyahidannya berpulang ke rahmatullah.
Kabar tersebut bukan hanya menjadi duka dalam bagi keluarga Pondok Pesantren Terbuireng, Jombang. Namun juga menjadi duka mendalam bagi bangsa Indonesia yang sedang berjuang menjemput kemerdekaan.
Ulama yang juga pejuang perang kemerdekaan melawan Jepang hingga Belanda (1945-1947). Jasa dari perjuangnya terutama yang berkaitan dengan 3 fatwanya yang sangat penting: Pertama, perang melawan Belanda adalah jihad yang wajib dilaksanakan oleh semua umat Islam Indonesia. Kedua, kaum Muslimin diharamkan melakukan perjalanan haji dengan kapal Belanda. Ketiga, Kaum Muslimin diharamkan memakai dasi dan atribut-atribut lain yang menjadi ciri khas penjajah. Maka Presiden Soekarno lewat Keputusan Presiden (Kepres) No. 249/1964 menetapkan bahwa KH. Muhammad Hasyim Asy’ari sebagai Pahlawan Nasional.
Jasa-jasa beliau sangatlah besar dalam mengkader para ulama-ulama dan tokoh-tokoh militan dalam menegakkan Islam Indonesia yang rahmatan lil alamin, moderat, dan meneruskan perjuangan beliau dalam membela tanah air dan tumpah darah Indonesia. Para kader beliau berdiri tegak membela NKRI, dengan jamiyah (organisasi) yang didirikannya yakni Nahdlatul Ulama, pada tahun ini telah berumur 100 tahun (satu abad).
Patut diketahui bahwa Hadratus Syeikh KH Hasyim Asyari, kakek dari Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid ini, merupakan pendiri Ponpes Tebuireng, Jombang, Jawa Timur. Beliau juga merupakan Rais Akbar dan Nahdlatul Ulama (NU).
Kiai Hasyim, terlahir pada Selasa Kliwon 24 Dzul Qa’dah 1287 H yang juga bertepatan dengan 14 Februari 1871 M di Pesantren Gedang, Tambakrejo Jombang, Jawa Timur. Beliau merupakan putra ketiga dari 11 bersaudara dari pasangan Kiai Asyari dan Nyai Halimah. Dari jalur ayah, nasabnya bersambung kepada Maulana Ishak hingga Imam Ja’far Shadiq bin Muhammad al-Baqir.
Sedangkan dari jalur ibu, nasabnya bersambung kepada Raja Brawijaya VI (Lembu Peteng) yang berputera Karebet atau Jaka Tingkir, raja Pajang pertama (1568) dengan gelar Sultan Pajang atau pangeran Adiwijaya.
Editor : Abdul Mun’im Hasan