Bambang Melga Ketua LTN NU Kab. Bandung Memberikan Penguatan di Sosialisasi Calon Mentor Badan Mentoring Agama Islam Tel-U
Bertempat di gedung Tokong Nanas, lantai 3 GKU, ruang Multimedia, 100 mahasiswa dari pengurus badan Mentoring Agama Islam hadir mengikuti sosialisasi mentoring agama Islam ke 1, Sabtu, 9/3/2024,
Adapun tema kegiatan, penguatan Tauhid dan aqidah ini, mengambil tema,”Seni Mengesakan Allah.”
Dengan menghadirkan narasumber Bambang Melga Suprayogi, dosen DKV FIK Tel-U, yang juga merupakan ketua lembaga lajnah LTN NU, dan juga merupakan ketua bidang pendidikan di Pengurus Daerah Dewan Masjid Indonesia DMI Kabupaten Bandung, serta dewan pakar di asosiasi mantan kades Kompakdesi Se-kab Bandung.
Alim Murtadho Ramadhan CEO dari Badan Mentoring Tel-U, mengatakan kegiatan tersebut di tujukan dalam memberikan pembekalan, dan penguatan kepada pada calon mentor yang nantinya akan diterjunkan guna mendampingi para mahasiswa Islam, selama satu semester, di tingkat satu, dengan frekwensi setiap Minggu sekali, yang ada di Telkom University, di bawah BPA Badan Pengembang Akademik, yang pembinanya adalah Dr. Deden.
Pada kesempatan yang sama, narasumber yang merupakan dosen FIK, Bambang Melga, pada penyampaian materi, Tauhid dan akidah, dalam Seni Mengesakan Allah, menegaskan, “bahwa sebelum kita mengenal Tuhannya, kita harus kembali terlebih dahulu pada diri, bagaimana sebagai manusia, kita bisa memahami dirinya terlebih dahulu, sabda Nabi, man arafa nafsahu arafa rabbahu. Artinya, “Barang siapa yang mengenal dirinya, sungguh ia telah mengenal Tuhannya.”
“Mengenal diri berarti mengenali kekuatan dan potensi diri yang dimilikinya, kesadaran akan adanya potensi, akan membuat manusia ini memiliki tujuan kuat menggunakan potensinya untuk Mengesakan dan bertauhid padaNya.”
“Dengan demikian ia akan memiliki kesadaran kuat dalam menghadapi cobaan, karena mereka yang beriman, belumlah dikatakan memiliki iman, jika ia belum Allah Uji,” tutur Bambang Melga di sesi penyampaian materinya.
Bambang Melga yang biasa di sebut Ang BM, mengatakan, “bahwa dalam seni mengesakan Allah, kita harus mau, dan siap masuk menjadi kesatrianya Allah, dimana sebagai kesatriaNya, pastinya tak akan lepas dari cobaan, rintangan, dan ujian yang itu justru merupakan cara Allah dalam menempa keyakinan kita, untuk menjadi lebih peka, kritis, dan mampu menangkap gelagat alam, sehingga kita akan selalu bersyukur dalam setiap keadaan diri kita.” Ujarnya.
“Allah itu maha mengatur dan menskenariokan diri kita, jika dari awal kita sudah memiliki kecenderungan pada tauhid sedari kecil, maka Allah akan memperjalankan hidup kita tak jauh dari hal-hal tersebut, dengan cara memberikan peran dalam prosesnya yang semakin besar pada kita…”
“Sehingga diri kita akan siap menjadi kesatriaNya, yang nantinya akan diperhitungkan umat, dengan terus menapaki jenjang-jenjang proses dalam kehidupannya, ”
“Harus di ingat, jejak masa kecil, akan membuka peluang di masa depan, dan potensi diri kita dari masa kecil itu harus terus di pupuk, hingga akan menguatkan potensi kita di masa depannya. ” Paparnya.
Pada sesi tanya jawab, Alim Murtadho sebagai CEO bertanya pada pemateri, bagaimana caranya agar jika ada rekan yang memiliki pandangan Atheis bisa di sadarkan.
Dijawab oleh pemateri saat itu,” kita terlebih dahulu harus menjadi contoh terbaik, yang bisa menjadi panutan, kedekatan kita harus dibangun dengan semua kalangan, adanya pemahaman yang seperti itu, dikarenakan pengaruh lingkungan, maka ketika ia memiliki kedekatan dengan kita, dan mau bertanya atau curhat, baru disana kita punya kesempatan untuk menarik kembali teman kita itu untuk kembali pada ketauhidan, jikapun ia tidak mau, maka paling tidak tanggung jawab kita sudah tuntas dalam kewajiban kita untuk saling mengingatkan.” Jawabnya.
Sesi selanjutnya di isi oleh pemberian cendramata sertifikat kepada pemateri oleh panitia badan Mentoring Agama Islam Tel-U, yang diserahkan oleh CEO nya Muhammad Alim Murtadho Ramadhan.
Pewarta Bambang Melga Suprayogi.