The news is by your side.

LPBI PBNU: Perusahaan harus Terlibat Tangani Sampah Plastik

LPBI PBNU: Perusahaan harus Terlibat Tangani Sampah Plastik | NU Online LTN Nahdlatul Ulama Jawa Barat
LPBI PBNU: Perusahaan harus Terlibat Tangani Sampah Plastik | NU Online LTN Nahdlatul Ulama Jawa Barat

Jakarta, NU Online

Upaya menyelesaikan persoalan sampah plastik tidak bisa hanya diselesaikan pemerintah dan masyarakat atau konsumen. Akan tetapi, juga harus ada keterlibatan dari perusahaan-perusahaan sampah plastik.

Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) PBNU menilai, hingga kini perusahaan-perusahaan plastik cenderung lepas tanggung jawab atas produk yang dihasilkannya. Oleh karena itu, perusahaan diingatkan untuk terlibat bersama-sama menangani persoalan sampah plastik.

“Mereka (perusahaan) harus membantu pemerintah menyelesaikan sampah plastik. Karena ini bukan hanya persoalan pemerintah saja. Juga jangan menyalahkan konsumen atau masyarakat saja. Tetapi, mereka itu wajib mengedukasi masyarakat dalam menggunakan plastik,” kata Direktur Bank Sampah Nusantara LPBI PBNU Fitri Aryani di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Kamis (20/6).

Menurut Fitri, selama ini NU telah aktif menangani persoalan sampah, khususnya sampah plastik. Berbagai kegiatan tentang pentingnya pengelolaan sampah juga terus dilakukan.

Belum lama ini, kata dia, LPBI PBNU melalui Munas-Konbes NU 2019 yang diselenggarakan di Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar, Citangkolo, Kota Banjar, Jawa Barat juga mengkaji sampah plastik dari sisi fiqih. Begitu juga dengan pemerintah yang dinilainya aktif melakukan sosialisasi pengelolaan sampah agar memunculkan kesadaran di masyarakat.

“Perusahaan tidak bisa lepas tangan. Dia juga tidak bisa hanya minta ke NU untuk mengubah kesadaran warganya, minta kepada pemerintah untuk menyadarkan masyarakat. Terus, tugas mereka apa?” sergahnya.

Menurut Fitri, semua pihak terutama perusahaan harus aktif terlibat menanganinya. Seperti mengedukasi konsumen dengan cara memberikan wawasan tentang perbedaan antara plastik yang benar dan yang tidak. Begitu juga perusahaan membantu pemerintah terhadap sampah yang telah masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). 

“Jadi selama mereka belum bisa menciptakan produk kemasan yang benar-benar ramah lingkungan, itu gak sebanding kalau masyarakat disuruh sadar doang. Jadi harusnya beriringan,” tandasnya.

Selain itu, perusahaan harus berupaya membuat kemasan-kemasan plastik yang ramah lingkungan. “Saya berharap, pemerintah bersikap lebih tegas dengan mendorong perusahaan agar menciptakan produk yang ramah lingkungan dalam waktu yang ditentukan,” pungkas Fitri. (Husni Sahal/Musthofa Asrori)

Sumber : NU Online

Leave A Reply

Your email address will not be published.