Ngaji Kitab Al-Hikam bersama KH. Asep Mukhtar Rifa’i Banjaran : Hikmah ke-17
ما ترك من الجهل شيئا من أراد أن يظهر فى الوقت ما أظهره الله فيه
“Orang yang ingin memperlihatkan dalam waktu [yang dijalaninya] selain yang sudah diperlihatkan oleh Allah, ia [telah mengambil seluruh kebodohan dan] tidak menyisakannya sedikitpun.”
Ibroh:
Tidak pernah terpikir sedikitpun di masa lalu, apa yang kita jalani hari ini. Kita mau jadi apa, kita akan di mana, kita berteman dengan siapa. Semuanya mengalir begitu saja. Dan kita menikmatinya, bukan? Bayangkan, seandainya kita melawan aliran itu, dengan melakukan sesuatu di luar Kehendak-Nya, setidaknya kita tidak akan merasakan kenyamanan, ketenangan alias pusing terus, gundah, penuh cemas. Itulah orang yang paling bodoh, yang tidak mau kebodohan diambil orang lain sedikit pun. Kitakah itu?
Menikmati keadaan sekarang, jangan tidak dikaitkan kepada Kehendak Allah. Agar semuanya menjadi kebaikan. Itulah, saya yakin, bagian dari kita ridho dengan qodho-qadarnya Allah.
Juga, jangan pernah punya pikiran, apa yang kita lakukan ini tidak ada keutamaannya. Semuanya akan menjadikan kita utama.
Dengarkan ucapan Nabi kepada orang berkerja untuk menafkahi keluarga, ‘Tidak ada yang lebih utama darinya. ‘ ucapan yang sama juga diberikan kepada orang berjihad, pencari ilmu, orang zuhud, petani.
(7:13/150118)