Rahasia Puasa Romadhon: “Dobel Bonus dari Tabur hingga Tuai”
الحمد لله, الحمد لله الذى أنعم علينا بنعمة شهر رمضان,
وكتب علينا الصيام وسيلة لدفع السيئات والعصيان,
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ
شهادَةَ أدخرها ليوم الزحام,
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدنا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الداعى بقوله وفعله إلى دار السلام.
اللهمّ صَلّ وسّلِّمْ علَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمّدِ وعَلى آلِه وأصْحَابِهِ هُدَاةِ الأَنَامِ وَمَصَابِيْحِ الظُّلاَمِ. أمَّا بعْدُ,
فيَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا الله تَعَالَى بِفِعْلِ الطَّاعَاتِ وَتَرْكِ الأَثَامِ
تدخلوا جنة ربكم بسلام
Ayat kutiba alaykumushshiya_m, demikian quran menyebut wajib melaksanakan ibadah puasa. Menurut bahasa, “shiya_m” yang berakar dari huruf-huruf “sho-wa-ma” adalah “menahan” diri dari suatu kegiatan apa pun, kemudian pengertian ini dipersempit menjadi “menahan tidak: makan, minum dan mengeluarkan syahwat dari terbit fajar sampai terbenam matahari serta tidak berpikir dan berprilaku menyimpang.”
Al-Qur’an mengisyaratkan tentang orang yang berhak mengerjakan puasa, yaitu Mukmin. Syarat Mukmin adalah mutlak dan orang yang merasa beriman jika tidak puasa menanggung dosa besar.
Allah menurunkan kabar baik bagi yang berpuasa, yaitu Sorga dari pintu ar-Royyan berdasarkan penggalan hadits
َ لَا يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ
Tidak akan ada seorang pun yang masuk melewati pintu tersebut selain mereka (al- Bukhari hadits no. 1.763).
Para shaimun, berdiri menghadap pintu. Pintu ar-Royyan memanggil orang-orang saat dunia berpuasa Romadhon. Setelah masuk semua, pintu ditutup. Demikian luar biasa penghargaan Allah kepada orang yang beriman dengan memuliakan puasa Romadhon.
Bagaimana cara menjalankan ibadah puasa yang benar dan bagaimana pula rambu-rambunya? Rosulullah mengajarkan kepada umatnya yang akan menjalankan ibadah puasa, yaitu:
1. Harus Memiliki Niat
Menjalankan puasa harus bertegat dan menyengaja, bukan sekonyong-konyong. Artinya berniat melaksanakan puasa. “Siapa yang belum berniat berpuasa sebelum fajar
مَنْ لَمْ يُبَيِّتْ الصِّيَامَ قَبْلَ الْفَجْرِ فَلَا صِيَامَ لَهُ
maka takada puasa baginya. (ad-Darimi hadits no. 1.636 dan lbn Majah hadits no. 1.690)
2. Segerakan Berbuka
Meskipun perbedaan waktu di setiap daerah bervariasi, bahkan tiap-tiap negara pun demikian, tetapi dalam menjalankan ibadah puasa harus sesuai ketentuan, artinnya ada batas waktu untuk berpuasa dan ada tanda waktu untuk berbuka. Rosulullah melarang memperpanjang waktu berbuka.
يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَّلُوا الْفِطْرَ
Manusia akan tetap berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka (lmam Malik hadits no. 561).
3. Makanan untuk Berbuka
Allah menggunakan diksi ash-shiya_m sebagai perintah untuk menyambut kedatangan-Nya. Dahulu di beberapa pedesaan jika berbuka puasa selalu menghidangkan es teh manis dengan kurma. Berbeda lagi dengan kebanyakan orang zaman now, yaitu makanan pertama untuk berbuka adalah kolak (pisang atau waluh) disertai es buah, bala-bala (bakuan), dan jenis gorengan lainnya. Belum lagi saat makan padat. Sepertinya ada dendam, karena sejak pagi tidak makan, sehingga apa saja yang dihidangkan diembat atau disantap. Hal ini malah lebih boros daripada hari-hari biasa. Padahal Rosulullah mengajarkan kesederhanaan, seperti makan kurma atau minum air saja.
إِذَا أَفْطَرَ أَحَدُكُمْ فَلْيُفْطِرْ عَلَى تَمْرٍ فَإِنْ لَمْ يَجِدْ فَلْيُفْطِرْ عَلَى مَاءٍ فَإِنَّ الْمَاءَ طَهُورٌ
Jika salah seorang dari kalian berbuka hendaknya dgn kurma, jika tidak mendapatkannya hendaknya dgn air, karena sesungguhnya air adalah sesuatu yang membersihkan. (ad-Darimi hadits no. 1.639)
4. Memberi Makan yang Berpuasa
Pahala memberi makan orang yang sedang berpuasa adalah berlipat ganda.
Apa saja yang dikerjakan dengan perintah ibadah adalah sangat bermanfaat bagi dirinya. Demikian pula bagi orang lain, seperti menyediakan makanan untuk berbuka.
مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كُتِبَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ إِلَّا أَنَّهُ
لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ
Siapa yang memberi makan untuk berbuka, maka akan memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tersebut dgn tanpa dikurangi dari pahalanya sedikit pun (ad-Darimi hadits No.1.640).
5. Sengaja Tidak Puasa
Seorang Mukmin tentu mengerti hukum wajib (kutiba). Jika dilanggar, maka berdosa. Pelanggaran terhadap puasa Romadhon ini bukan hanya dosa biasa, namun sengaja tidak puasa meski sehari, tidak dapat diganti dengan puasa satu tahun terus-menerus.
مَنْ أَفْطَرَ يَوْمًا مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ مِنْ غَيْرِ رُخْصَةٍ وَلَا مَرَضٍ فَلَنْ يَقْضِيَهُ صِيَامُ الدَّهْرِ كُلِّهِ وَلَوْ صَامَ الدَّهْرَ
Siapa yang tidak puasa satu hari bukan karena rukhshah atau sakit, maka takakan dapat diganti oleh puasa satu tahun penuh, walaupun ia berpuasa setahun penuh (ad-Darimi hadits no. 1.652)
6. TOBAT
Orang banyak bertobat bukan karena kesalahannya. Akan tetapi, pertanda ingin dekat kepada Robb-nya. Bertobat dengan memohon ampunan dan mengharapkan kasih sayang Allah. Orang yang bertobat akan mendapatkan keuntungan.
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Bertobatlah kamu semua kepada Allah, hai orang-orang yang beriman, agar kalian beruntung (An-Nur 31).
Kerjakan semua yang Allah perintahkan kepada kalian, yaitu menghiasi diri dengan sifat-sifat terpuji dan akhlak-akhlak yang mulia ini. Tinggalkan tradisi masa lalu di zaman Jahiliah, dengan meninggalkan sifat dan akhlak yang rendah, karena sesungguhnya keberuntungan yang paling utama berada dalam jalan mengerjakan segala sesuatu yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya, serta meninggalkan segala sesuatu yang dilarang oleh keduanya. Hanya kepada Allah memohon pertolongan.
Sesungguhnya Allah membentangkan tangan-Nya pada waktu malam untuk menerima tobat orang yang berdosa pada waktu siang dan Dia membentangkan tangan-Nya pada waktu siang untuk menerima tobat orang yang berdosa pada waktu malam sampai matahari terbit dari tempat terbenamnya (lmam Ahmad, hadits no. 18.708 dan Muslim hadits no. 4.954).
Allah berfirman dalam hadits qudsi: Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau berdoa dan berharap kepada-Ku niscaya Aku mengampunimu apa pun yang ada pada dirimu. Wahai anak Adam seandainya dosa-dosamu menjulang ke langit kemudian engkau minta ampun kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampunimu. Wahai anak Adam sesungguhnya jika engkau mendatangi-Ku dengan kesalahan sepenuh bumi, kemudian engkau menemui-Ku tanpa menyekutukan-Ku sedikit pun, maka Aku akan memberimu ampunan sepenuh bumi (Shohih at-Tirmidzi).
Orang yang bertobat dari dosanya bagaikan orang yang tidak punya dosa sama sekali (Shohih Ibnu Majah).
Seandainya melakukan kesalahan sepenuh langit, kemudian bertaubat, niscaya taubat kalian akan diterima” (Shohih Ibnu Majah).
“Seorang hamba bila dia mengakui telah berbuat dosa, lalu bertobat, maka Allah pasti akan menerima tobatnya” (al-Bukhory, hadits no. 2.467)
“Rohmat-Ku mendominasi murka-Ku” (al-Bukhory, hadits no. 6.872)
سَبَقَتْ رَحْمَتِي غَضَبِي
“Rohmat-Ku mendahului murka-Ku” (lmam Muslim, hadits no. 4.940)
باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ
فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ والذِّكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌl كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ.
**Khutbah 2**
َّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ.
َاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا
اَمَّا بَعْدُ: فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى
وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْر ٍوَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْن
َاَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ
اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.
اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ
مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً
وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً
يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا
وَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
[ Dibaca minimal 15 kali, agar saat membaca teks di depan jemaah tidak kaku ]