The news is by your side.

Tiga Ikan Satu Kepala (bahasa Jawa ꦲꦶꦮꦏ꧀ꦠꦼꦭꦸꦱꦶꦫꦃꦱꦤꦸꦁꦒꦭ꧀ iwak telu sirah sanunggal)

Tiga Ikan Satu Kepala (bahasa Jawa ꦲꦶꦮꦏ꧀ꦠꦼꦭꦸꦱꦶꦫꦃꦱꦤꦸꦁꦒꦭ꧀ iwak telu sirah sanunggal) | NU Online LTN Nahdlatul Ulama Jawa Barat

Ketika masuk dalam kompleks Keraton Kacirebonan dan Keraton Keprabon kerap terlihat simbol-simbol yang terpampang, salah satunya simbol tiga ikan yang kepalanya menyatu (iwak telu sirah sanunggal), yang terukir indah di beberapa daun pintu, ada pula yang menempel di sisi-sisi atas dinding keraton.

Kenapa simbol itu digunakan dan apa landasan maknanya. Raffan S Hasyim, sejarawan Cirebon menguraikan, asal mula simbol ikan bersumber dari manuskrip-manuskrip Cirebon abad 19 yang belakangan kemudian dijadikan lambang resmi Keraton Kacirebonan. Ia merupakan ilustrasi ajaran tarekat Syattariyah yang menjelaskan makna ora pecat (kebersatuan), baik antara Adam (manusia) Mahammad (syariat) dan Allah, antara jasad, roh dan Allah, maupun kesatuan tauhid antara zat, sifat dan af ‘al (perbuatan).

Dengan mengutip Kitab Babon Petarekatan. Opan, panggilan akrab Raffan S Hasyim menambahkan, simbol ikan dapat juga dimaknai sebagai ilustrasi konsep manunggaling kawula gusti (wihdatul wujud) atau penggambaran dari penjelasan ayat  wallahu ‘ala kulli syaiin mukhit (Sesungguhnya Allah atas segala sesuatu Maha Meliputi).

Simbolisme ikan dalam ajaran tarekat menurut Mahrus El-Mawa, filolog Cirebon, menunjukkan bahwa sejak dulu di Cirebon telah terjadi pribumisasi Islam atau yang lebih khusus, pribumisasi tarekat. Dalam konteks ini, tarekat Syattariyah yang berasal dari negeri luar (India), oleh kecerdasan dan kreatifitas para ulama Cirebon disesuaikan dengan kultur lokal masyarakat Cirebon melalui proses akulturasi.

Kenapa ikan, bukan ilustrasi benda lainnya? Dalam disertasinya di Universitas Indonesia yang meneliti isi manuskrip Cirebon, Sattariyyah wa Muhammadiyyah, Mahrus berhipotesa bahwa masyarakat Cirebon yang merupakan masyarakat nelayan, masyarakat pesisir, sangat akrab dengan ikan. Jadi, simbolisasi ikan akan lebih mudah dimengerti oleh masyarakat Cirebon dalam memahami ajaran tasawuf, yang kemudian diamalkan menjadi laku spiritual kehidupan sehari-hari.

Leave A Reply

Your email address will not be published.