Wakili Kabupaten Pangandaran, SMK Plus Ma’arif NU Parigi Tampilkan Seni Calung di Pagelaran Festival Budaya Niti Bukti Jabar Masagi
Soleh Hidayat – SMK Plus Ma’arif NU Parigi wakili Kabupaten Pangandaran dalam pagelaran Festival Budaya Niti Bukti Jabar Masagi. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat di Gedung Merdeka Bandung pada Jum’at – Minggu (25 -27/08).
Dalam kegiatan tersebut SMK Plus Ma’arif NU Parigi menyuguhkan penampilan Kesenian Calung khas Sunda yang sudah mulai terlupakan. Seni Calung yang ditampilkan pun sangat memukau penonton.
Penampilan SMK Ma’arif NU Parigi mendapat apresiasi tinggi dari Ketua MGMP Bahasa Sunda Provinsi Jawa Barat Ibu Siti. Menurutnya calung merupakan seni khas Sunda yang sudah mulai terlupakan, bahkan mungkin tidak populer di kalangan generasi muda.
“Namun meskipun sudah hamper punah, grup calung SMK Ma’arif NU Parigi ini diyakini bisa membangkitkan kembali kesenian calung khususnya di Generasi Muda,” ungkapnya.
Disisi lain Kepala SMK Plus Ma’arif NU Parigi Muklis Nawawi, juga menuturkan bahwa sudah menjadi kewajiban kita sebagai warga masyarakat Jawa Barat untuk terus menjaga dan melestarikan budaya Khas Jawa Barat.
“Tentu soal melestarikan seni budaya khas Jawa Barat ini menjadi sebuah kewajiban, agar tetap lestari dan tidak terlupakan apalagi di era modernisasi ini,” paparnya.
Muklis menerangkan meskipun sekolah SMK Plus Ma’arif NU Parigi berada di bawah naungan Pondok Pesantren, namun juga punya tanggungjawab besar dalam melestarikan budaya Jawa Barat.
“Kami menyadari betul bahwa kami adalah sekolah yang berada di bawah naungan pondok pesantren, tentu berlatar belakang agama yang kuat sebagai tuntunan hidup. Tetapi di sisi lain kami juga sebagai warga masyarakat Jawa Barat yang tentu juga harus tetap menjaga tradisi dan budaya leluhur supaya karakter generasi muda itu terbangun secara utuh.” Tutur Muklis saat diwawancara.
“Maka dari itu, di sekolah kami selain diajari tentang ilmu agama, mereka juga kami didik dengan seni dan budaya sunda. Ada calung, angklung, sisindiran, degung dan masih banyak lagi,” Tambahnya.
Ia menegaskan bahwa Agama dan Budaya merupakan tuntundan dan pijakan dalam hidup. “Kami berkomitmen bahwa agama sebagai tuntunan hidup, budaya sebagai pijakan kehidupan.” Pungkasnya.
Pewarta : Soleh Hidayat