The news is by your side.

Kejadian-kejadian Kocak dalam Deklarasi Majelis Dzikir Hubbul Wathon


JAKARTA – Pertemuan para ulama nusantara dalam halaqah dan deklarasi Majelis Dzikir Hubbul Wathon di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (13/7/2017) memunculkan sejumlah kejadian menarik dan terbilang kocak.

Salah satu yang menarik adalah fakta bahwa kiai sepuh yang datang ternyata mencapai lebih dari 700 orang, sementara panitia hanya mengirimkan undangan resmi kepada 150 alim ulama.

Lihat juga bagaimana Hotel Borobudur yang berstatus bintang lima hari itu penuh dengan kiai bersarung. Sebab, hampir 90 persen yang menghadiri acara memakai sarung.

Selain itu, mayoritas peserta yang perokok mengeluh karena kesulitan mendapatkan tempat untuk menikmati rokok. Walhasil, mereka harus pergi keluar hotel untuk menghisap sebatang rokok.

“Kata Abah  Mukhsin (Rois Syuriah PWNU Lampung, red), kita ngerokok dulu, sambil duduk lesehan di pinggir jalan, gabung dengan tukang ojek, sopir taksi dan lainnya. Kalau nggak sama abah pada subuh gini, saya lebih memilih leyeh-leyeh di kamar hotel sambil pegang remot tv,  hehe,” kata Ketua PCNU Bandar Lampung, Ichwan Adjie Wibowo, kepada nu-lampung.or.id.

Adji juga menceritakan bagaimana peserta kesulitan saling sambang (kunjung) ke kamar peserta lain karena sistem digitalisasi kunci kamar.

“Padahal banyak peserta pengin nguber ngalap barokah, pengin sekedar pengin cium tangan, foto kyai sepuh seperti Mbah Yai Maemun, Kyai Ma’ruf, Tuan Guru Turmudi dan beberapa yang lain,” katanya lagi.

Satu lagi yang unik dari acara ini adalah ketika Paspampres berhasil mengumpulkan sekitar 1 dus besar korek api gas dari peserta yang diharuskan melintasi pintu detektor.

Paspampres menerapkan peraturan tersebut karena kehadiran Presiden Jokowi dalam acara itu.

Lucunya, setelah acara bubar, dus korek api itu dibiarkan begitu saja sehingga setiap peserta yang merasa awalnya bawa korek saling bergilir memungut korek sekenanya meski bukan miliknya. Jadi, peserta seperti saling bertukar souvenir korek api.

Yang tak kalah lucu, adalah ketika para peserta yang mayoritas kiai juga tak mau ketinggalan memanfaatkan momen besar itu untuk ber-selfi ria.

Setelah acara usai, peserta saling bantu membantu memotret sesama peserta, mulai foto di panggung, foto dengan satu delegasi satu daerah, berebut foto dengan tokoh penting, sampai foto di samping Banner yang banyak terpampang di selasar hotel. (ilo)

Sumber : http://nu-lampung.or.id/blog/kejadian-kejadian-kocak-dalam-deklarasi-majelis-dzikir-hubbul-wathon.html

Buku lain :

  • Antara Mbah Cholil Baureno dan Bojonegoro. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
  • Konspirasi Yahudi dan Rungkadnya Dinasti Ba’alwi. Kontak pembelian dan bedah buku : 0812 6143 8585. Link resensi, klik.
Leave A Reply

Your email address will not be published.