ALLAAHU WAKIIL
SUDAH sejak lama saya tahu bahwa Kiai Maimoen secara istiqomah menunaikan ibadah haji setiap tahun. Tapi hari itu pertama kali beliau datang ke Rembang untuk keperluan,
“Pamit kepada Mbahyi”, kata beliau, “Soalnya kali ini aku mau haji pramuka”.
Walaupun saya tidak berkata apa-apa, beliau tahu, saya bertanya-tanya dalam hati tentang maksud “haji Pramuka” itu.
“Haji bawa beras, bawa ikan asin, cobek, dan lain-lain, itu kan seperti pramuka”, dan beliau terkekeh sendiri, saya iringkan dengan senyum-senyum geli.
Memang, biasanya beliau pergi haji dengan fasilitas VIP, tidak ikut rombongan “ONH biasa” seperti tahun itu.
“Ini memang aku sengaja, soalnya tahun ini umurku genap seribu bulan”, beliau menerawang sejurus, “Seribu bulan itu ya delapan puluh tiga tahun lebih empat bulan. Orang bisa dikatakan sempurna istiqomahnya itu kalau sudah menjalani sekurang-kurangnya delapan puluh satu tahun.”
Buku lain :