Gebyar Moderasi Beragama : Merajut Perbedaan, Membangun Harmoni
Hari Sabtu 23 November 2024 bertempat di Sapulidi Coffee & Eatery, Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Kota Depok mengadakan kegiatan “Gebyar Moderasi Beragama” dengan tema “Merajut Beda Membangun Harmoni.” Kegiatan tersebut selain dihadiri oleh keluarga besar Ansor Depok, juga banom NU, unsur FKUB Depok dan lainnya.
Dalam kesempatan itu hadir dua orang narasumber yaitu Gus Romzi Ahmad Stafsus Wakil Presiden RI dan Vanessa Shania Kepala Departemen Lintas Agama di DPP ALPENINDO (Alumni Penabur Indonesia).
Vanessa Shania, yang biasa akrab dipanggil Shasha, membawakan sub-tema tentang “Demokrasi Politik Minoritas di Indonesia”. Menurut gadis cantik keturunan Tionghoa ini, Pasal 28A–J UUD 1945 telah mengatur mengenai hak asasi manusia (HAM) dan kewajiban warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Juga hal itu tertuang dalam Undang-Undang No.39/1999 tentang HAM dan International Covenant on Civil and Political Rights
“Meskipun sudah ada aturan normatifnya, namun sulit dipungkiri akan selalu terjadi kesenjangan minoritas-mayoritas di negara mana pun karena umumnya masyarakat merasa dekat dengan orang yang dirasa memiliki kesamaan dengan dirinya baik secara latar belakang suku, agama, ras, dan gender.” Menurut Shasha yang saat ini sedang menyelesaikan Tesis di Pascasarjana Magister Kenotariatan Universitas Indonesia
Menurut mojang Bandung ini, Negara Indonesia sebenarnya sudah berusaha memfasilitasi minoritas dengan berbagai kebijakannya, misalnya terkait peran politik perempuan yang masih minim maka dibuatlah pengaturan terkait kuota dalam parlemen (kuota representasi perempuan) sebagai wujud nyata partisipasi minoritas dalam politik di Indonesia.
“Terlihat saat ini banyak menteri dan perangkat negara yang juga berasal dari kelompok minoritas, ini adalah langkah yang baik untuk perlahan mencapai kesetaraan tersebut dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.” ujar Vanessa Shania yang pada saat duduk di SMA Kristen 1 BPK Penabur Bandung membuat karya tulis ilmiah berjudul “Kontribusi Nahdlatul Ulama Setelah Kembali ke Khittah 1926 terhadap Kehidupan Berbangsa dan Bernegara pada Masa Orde Baru (1984 – 1998).” Dan sejak saat pembuatan Karya Tulis Ilmiah itulah Shasha semakin sering berkunjung ke PWNU Jawa Barat.
Terkait wacana dan praktik moderasi beragama, Shasha menilai tidak bisa semata-mata dimulai dari minoritas karena secara jumlah dan kemampuan sangat terbatas, akan tetapi juga harus ada inisiatif kalangan mayoritas yang bergerak merangkul minoritas maka niscaya terjalin kepercayaan dan rasa keterbukaan antara keduanya.
Setelah pemaparan dua narasumber tersebut kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab hingga acara berakhir dengan sesi foto bersama dengan seluruh peserta yang hadir.