Haji Minimalis, Tercepat, dan Paling Berisiko itu Telah Usai
Jakarta, NU Online
Tahun 2020 menjadi musim pelaksanaan ibadah haji yang benar-benar beda dari biasanya. Di tengah pandemi Covid-19 yang masih mewabah di seluruh penjuru dunia, Kerajaan Arab Saudi memutuskan untuk tetap menggelar ritual ibadah haji. Keputusan ini diambil dengan memberlakukan kebijakan ketat terkait protokol kesehatan yang harus diikuti oleh para jamaah.
Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi Agus Maftuh Abegebriel menyebut ibadah haji tahun ini sebagai ibadah haji minimalis, tercepat dan paling berisiko. Disebut minimalis lantaran hanya diikuti oleh tidak lebih dari 1000 jamaah yang terdiri dari 70% ekspatriat dan 30% warga Arab Saudi. Warga Arab Saudi pun diutamakan untuk para petugas keamanan dan kesehatan. Untuk Warga Negara Indonesia hanya terjaring 13 orang yang terdiri dari 10 laki-laki dan 3 perempuan.
Foto: saat jamaah memasuki Masjidil Haram (Haramain)
Disebut tercepat karena rangkaian pelaksanaan ibadah haji tahun ini hanya dilakukan dalam kurun waktu 5 hari mulai 29 Juli-2 Agustus 2020. Dan paling berisiko karena jamaah yang melaksanakan ibadah berjamaah ini berada di bawah bayang-bayang virus Corona yang dapat menginveksi para jamaah sewaktu-waktu.
Buku lain :