PCNU Kota Depok Gelar Pendidikan Kader Aswaja : Belajar itu Harus Bersanad.
Sawangan kota Depok (29/12/18), sabtu pagi hari KH Zainuddin Maksum Ali, selaku Mustasyar Pondok Pesantren Al Hamidiyah dalam sambutanya pada acara Pendidikan Kader Ahlussunnah wal Jamaah.
Yang dihadiri oleh ketua PWNU Jawa Timur, KH Marzuki Mustamar, dan Ratusan warga Nahdliyyin kota Depok berkumpul di Masjid Pondok Pesantren Al Hamidiyah.
Berguru harus punya sanad. Nabi Muhammad aja punya guru yaitu malaikat Jibril. Karena jika tidak punya guru maka ia tidak punya sanad keilmuan yang sampai kepada kanjeng Nabi saw.
Jangan sampai kita belajar tanpa sanad guru karena akan berakibat terombang ambing dalam kerancuan pola pikir dan pemahaman. Apalagi sekarang sedang era digital dimana informasi menjamut seperti sampah.
Maka seperti itu pula kalau ada yang bikin pesantren tidak punya guru atau sanad keilmuan. Maka pesantrennya bukan berakidah ahlu sunnah wal jamaahnya diragukan. Kiai juga menyinggung tentang situasi aktual negara kita yang centang perenang. Maka warga NU perlu berlapang dada dengan situasi tersebut. Ujar Kiai Maksum Ali ini.
KH Zainuddin Maksum Ali juga membahas tentang 4 jenis hablun (kabel-tali) :
Wa’tasimu bi hablillah.
Hablum minallah, hablum minannaas, hablul warid qaf ayat 16. Wa nahnu aqrobu min hablil warid (orang yang puasa senin-kamis termasuk menjaga hablul warid urat leher, maka disunnahkan oleh Nabi, juga puasa mutih 13-14-15).
Meninggalkan makan sebelum kenyang-pola makan dijaga.
Hablum min masad, Q. S. al Lahab. ini ada di neraka. Hablum kabel talu yg berasal dari urat leher para pencerca, panjang 70 ribu hasta. Kabel ini jangan ada dari kalangan NU.
Yang tiga perlu dijaga, yg satu perlu dihindari
Menurut dia warga NU harus progresif dan pro-aktif dalam dakwah dalam era sekarang dan tetap berusaha menjaga ke-NU an kita kapanpun dimanapun. Menjaga NU berarti menjalankan akidah ahlusunnah wal jamaah. Di NU jangan jarkoni iso ngajar ga iso ngelakoni.