Rekontruksi Gerakan PMII Demi Membangun SDM Unggul dalam Pencapaian SDGs 2030 Pasca Pandemi
Indra Amarullah – 11 September 2020 yang bertepatan pada hari Jum’at, Pengurus cabang pergerakan mahasiswa islam Indonesia kota depok mengadakan pelatihan kader dasar (PKD) secara virtual yang di ikuti oleh setiap anggota PMII dari berbagai daerah dan provinsi di Indonesia, dengan mengusung tema “Rekontruksi Gerakan PMII Demi Membangun SDM Unggul Dalam Pencapaian SDGs 2030 Pasca Pandemi”
Namun sehubung dengan Pandemi Covid-19 tak hanya mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia, tetapi juga berdampak terhadap pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Sustainable Development Goals (TPB/SDGs).
Melihat realitas yang terjadi dalam lingkup pembangunan SDM sampai hari ini, Indonesia sebenarnya belum siap untuk menyongsong Visi Indonesia 2030 dengan persiapan – persiapan awalnya seperti Pasar Bebas ASEAN dan Bonus Demografi. Fakta yang terjadi bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia belum mampu menyerap dan menciptakan tenaga kerja. Hal ini dapat dilihat dari elastisitas pertumbuhan ekonomi dalam menyerap tenaga kerja cenderung menurun.
Kegagalan SDM di Negara kita atau di daerah kabupaten dilandasi Oleh 3 hal pokok yang tidak dapat dihindari Yaitu Pertama liberalisasi dan Ekslusivitas Pendidikan Yang menyebabkan sekolah mahal Dan Angka putus sekolah tinggi. Kedua sistem pendidikan yang tidak link and match , dalam artian pendidikan hari ini lebih menitikberatkan pada kuantitas dan kualitas bukan pada ketrampilan. Ketiga pembangunan SDM yang tidak menjadi prioritas pembangunan nasional, hal ini dapat dilihat di realitas dan fakta yang ada di masa sekarang tidak menjadikan penciptaan SDM sebagai skala prioritas.
Oleh karena itu untuk mengawali pembangunan SDM Indonesia diperlukan suatu solusi yang baru dalam rangka pembangunan SDM Indonesia. Reformasi di bidang pendidikan menjadi jauh lebih penting lagi yaitu dengan pendidikan yang murah, sistem reformasi pendidikan dengan link and match , berorientasi pada pekerjaan dan perencanaan budi pekerti. Dan realokasi pengelolaan iklim dan revitalisasi pendidikan dan latihan SDM dengan cara pembangunan infrastruktur baik fisik dan non fisik, regulasi tenaga kerja dan perbaikan bangunan hubungan industri, serta menjadikan pembangunan SDM menjadi prioritas program pembangunan nasional. Bangunan SDM baru melalui solusi tersebutlah yang mengharapkan mampu mengantar Indonesia menuju Visi Indonesia Di masa yang akan datang dengan SDM yang siap dan berdaya saing, dan kesejahteraan rakyat yang tidak lagi harus diporak porandakan karena sudah mencakup aspek pancasila yang ke 5, yakni Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Kecepatan perubahan-perubahan terjadi sebagian besar lantaran politik. Begitu cepatnya subsidi-subsidi besar dan struktur pasar monopoli masalalu di singkirkan, dan betapa cepatnya sistem energi yang terbuka dan lebih kompetitif timbul. Dalam lima tahun terakhir ini kebijakan energi dekade lama telah di batalkan di banyak negara. Dan di dunia saat ini, keberhasilan pembaharuan-pembaharuan telah menyebar dengan cepat dari satu negara ke negara lain.
Beriringan dengan hal itu, kita sebagai mahasiswa pergerakan harus bisa mengevaluasi apa yang memang menjadi problem dalam hal SDM yang ada di daerah kita masing-masing. Karena terkadang pemerintahan khususnya di pangandaran, tidak melihat, bahwasanya peningkatan SDM dalam bidang pendidikan masih terbilang sangat minim.
Mahasiswa harus bisa mengatasi perubahan sosial yang terjadi di daerahnya masing-masing. Agar setiap SDM yang ada bisa mempunyai ciri khas, sesuai dengan lokalitas ke daerahan. Karena para pemimpin kita yang terdahulu juga pernah mengatakan bahwasannya “Saya Suka Pemuda yang Berkumpul, sambil diskusi dan membicarakan masalah ke daerahan, bukan hanya berkumpul fokus pada subjeknya masing-masing”. Karena Pemuda hari ini adalah gambaran masa depan nanti, yang mana akan menempuh bonus demografi di masa yang akan datang.
Mahasiswa sangat berperan aktif dalam hal ini, dan merupakan subjek utama dari penerapan sistem pendidikan menjadi lebih baik, guna mencapai SDM yang unggul yang akan siap mencapai SDGs di tahun 2030. Maka dari itu ketika PMII tidak bisa menciptakan ruang edukasi di publik atau di ruang diskusi kecil, tunggulah kehancuran yang nanti nya akan dihadapi oleh regenerasi yang akan datang.