The news is by your side.

TADABBUR ALAM GELOMBANG KE 8-2024 IKHTIAR MENGHAYATI KEBESARAN ALLAH


Allah berfirman dalam Al Qur’an ,”Dan kepunyaan Allah timur dan barat, maka kemanapun kamu menghadap, disitulah wajah Allah. Sesungguhnya Allah maha luas (Rahmat-Nya) lagi maha mengetahui.”

Pijakan inilah yang ‘menyertai’ moment Tadabbur alam yang digagas Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA bersama timnya dalam Nasaruddin Umar Offiice (NUO). Moment ini merupakan ajang silaturahmi dan memberikan pengalaman batin untuk bercengrama lebih akrab dengan sang pencipta melalui keindahan alam semesta termasuk mahkluk mahluk ciptaannya.

Kyai Nasaruddin sangat telaten membina santri-santrinya ditengah kesibukan sebagai Imam besar mesjid Istiqlal apalagi tugas kenegaraan beliau sebagai mentri Agama RI periode ini. Alhamdulillah Tadabbur alam sudah sampai di gelombang ke 8 seperti yang diselenggarakan di wisata alam Saung Dolken, Sentul Bogor (22-24/November 2024) lalu.

Moment 3 hari ini terasa sangat bermakna bagi peserta yang hadir. Hari pertama diisi dengan tausiyah oleh Kyai Mas’ud Halimin tentang tangga kataqwaan. Intinya memberikan pemahaman pada kita untuk selalu berikhtiar meningkatkan ketaqwaan agak lebih dekat kepada Allah dari mulai insan Muslim, Mu’min, Muhsin sampai Mukhlis. Paparan Kyai melahirkan sebuah semangat agar semua peserta terus meningkatkan kualitas keimannya agar bisa mencapai tangga ketaqwaan tertinggi.

Tausiah yang sangat bermanfat juga di isi Kyai Faried Saenong, MA. Msc,PhD staf ahli Kyai Nasaruddin, lulusan S3 Australian National University dan chairman NUO Foundation. Beliau membahas soal dunia Tasawuf yang banyak berbicara ikhwal kejernihan jiwa.
Sangat berkesan saat sesi bersama Kyai Nasaruddin Umar.

“Kami diminta untuk berbaring dalam ruang gelap dan dibimbing untuk merenung membayangkan masa-masa lalu, kekecewaan, amarah, kesedihan dan hal-hal yang tidak menyenangkan. Lewat arahan Kyai, hal itu dicoba dilepaskan, dibuang jauh agar mendapatkan ketenangan jiwa.

Masing-masing peserta mengalami hal yang beragam, tergantung kepekaan dan olah rasa mereka masing-masing. Moment itu sungguh sangat berkesan,” nilai Isfandiari MD, salah satu peserta. Beberapa peserta banyak yang mengalami kondisi psikologis yang dalam untuk bisa melepaskan dendam-dendam masa lalu dan menghadapi masa kini mendatang dengan lebih lapang. Jiwa menjadi lebih tenang, fokus dan bisa lebih mendekatkan diri pada sang pencipta.

Setelah semalaman mengaji, shalat subuh berjama’ah dipimpin ustad Saharuddin yang bersuara merdu, prosesi inti Tadabbur alam dimuai. Semua peserta diminta mencari objek alam tertentu, bisa ikan, bagtu, pohon, bunga daun dan sebagainya. Masing-masing diminta memilih objek yang dijumpainya dan fokus kepada objek itu.”Peserta diminta mengambil wudhu, Untuk wanita yang sedag haid tidak apa-apa asal membersihkan jiwa dan pikirannya. Kemuadian peserta melakukan shalat 2 rakaat, intinya shalat hajat memohon pencerahan melalui tadabbur alam setelah diawali shat dhuha terlebih dahulu,” jelas Mirasari dan Abiprayadi Riyanto, tim relawan panitia event ini. “Kami diminta mendatangi objek tertentu, diamati dan dihayati lalu mengulang kalimat, subhanallah, walhamdulillah..wa la ilaha ilallah walahu akbar,” jelas Isfandiari yang saat itu memilih objek seekor burung kakatua yang ada di resort Dolken. Peserta-peserta lain memilih objek beragam. Ibu dokter Endang Johani SpM atau akrab disapa dokter En Jo, salah satu peserta yang ‘bercakap-cakap’ dengan tanaman merambat di lokasi mengaku bisa berkomunikasi batin dengan mahluk Allah itu, sampai beliau menciptakan sebuah puisi yang indah dan dibacakan di forum hari diskusi hari kedua. “Puisi ibu sungguh indah walau dibuat spontan dalam waktu beberapa jam saja. Bolehkan puisi ini kami pakai untuk moment moment Tadabbur alam selanjutnya?” kagum Kyai Mas’ud dan diperbolehkan oleh sang pembuat puisi.

Di hari kedua ini, prof Nasaruddin terpaksa pamit karena ada tugas kenegaraan ke Saudi Arabia selaku mentri Agama R.I. Namun acara tetap berlangsung dengan lancar, diisi tausiah-tausiah bermanfaat termasuk tata cara pemulasan jenazah yang dibimbing tim NUO. Uniknya, pagi sebelum berangkat pulang, kami melakukan Yoga bersama untuk kesehatan dan pikiran yang semakin jernih. Ditemani alam yang indah asri, udara sejuk dan suara alam yang melahirkan harmoni.
Tadabbur alam kali ini memang banyak melahirkan kesan mendalam. Peserta yang hadir terdiri dari berbagai latar belakang dan profesi. Semua mereka merasakan hangatnya persaudaraan insaniah, saling memberi masukan dan merasa berkesan atas bimbingan Prof Nasaruddin yang dengan telaten memberikan arahan kepada santri-santrinya walau dengan jadwal yang sangat padat sebagai Imam Mesjid Istiqlal apalagi sebagai mentri agama RI.

Isfandiari Mahbub Djunaidi adalah Wakil Sekjen PBNU

 

Buku lain :

  • Antara Mbah Cholil Baureno dan Bojonegoro. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
  • Konspirasi Yahudi dan Rungkadnya Dinasti Ba’alwi. Kontak pembelian dan bedah buku : 0812 6143 8585. Link resensi, klik.
Leave A Reply

Your email address will not be published.