Waspadai Diri
Manusia yang paling dekat dengan Iblis, syeitan, adalah manusia yang ada dalam hatinya tersimpan kebencian, hasut, iri, dengki, dan dendam, ditambah sifat permusuhan yang akut, pada faham- faham tertentu dalam keberagamaan kita, bahkan pada jiwa kenasionalismean para anak bangsa, dan juga semangat kita dalam mencintai tanah air kita. Untuk anak-anak manusia yang ada dalam hatinya bara, seperti hal nya Iblis, Syaitan, mereka membenci rasa cinta pada tanah air itu.
Jika Syaitan berharap Surga hanya menjadi tempatnya, tampa dicampuri adanya pihak lain !
Begitupun manusia sejenis iblis itu !
Indonesia, yang bagaikan Surga ini, mereka inginkan hanya untuk mereka saja, untuk kelompoknya, dan pada kelompok lainnya, mereka masif memeranginya!
Kita lihat, cara berpikir manusia-manusia dalam kelompok yang masif memerangi amaliah sesamanya, yang bisa disaksikan di media sosial, bagaimana cara mereka menyuarakan fahamnya, dengan sambil terus menyuarakan Nasionalisme Bid’ah !
ini itu sesat !
Dan mencintai tanah air sebagai bentuk dari imanpun terus mereka hujat, menyebarkan kesesatan diantaranya, jargon, hubbul wathan minal iman, mereka anggap sebagai hadist sesat, padahal kita semua faham, itu hanya jargon para ulama, untuk mengajak umat mencintai tanah airnya.
Bagi mereka yang didalam hatinya sudah disusupi watak dan sifat Iblis, kebencian pada siapapun akan sangat tampak !
Merasa paling benar, merasa paling pintar, merasa paling beriman, sehingga susahnya minta ampun untuk diluruskan.
Dan ini, sama hal nya dengan sang iblis itu sendiri, dimana ketika di minta oleh Allah untuk bersujud pada Adam, ia (Iblis) tidak mau menuruti perintah Allah !
Dan pada manusia sejenis Iblis ini, diminta ia untuk sujud pada tanah airnya, atau hanya sekedar hormat pada sang saka merah putih, dijamin, ia pun tak akan pernah mau, pastinya akan menolak…!
Dan ini adalah esensi yang sama dengan tuannya, Iblis dan Syaitan itu sendiri.
Kita tak perlu terjebak dan masuk perangkap pikiran, serta dogma yang mereka sebarkan untuk memecah belah umat, umat di dorong terus untuk memilki kesadaran dan kekritisan, agar tak masuk terbujuk menjadi sebaju dan senyawa dengan pandangan mereka.
Adakah manusia yang mengikuti sifat Iblis, dan Syaitan ini ?
Tentunya Ada !
Siapa mereka ?
Manusia yang dalam kehidupannya, dalam pemahamannya, dan dalam keberadaannya, selalu merasa terancam, selalu penuh ketakutan-ketakutan, sehingga untuk menutupi itu, maka ia terlebih dahulu yang melontarkan permusuhan kepada siapapun, sebagai efek Syindrom gangguan kejiwaannya.
Iblis dan Syaitan adalah mahluk yang terganggu mental, dan kejiwaannya.
Mereka itu dua mahluk dari golongan yang sama, yang sepatutnya sudah sangat tegas kita memusuhi sifat, dan perilakunya.
Bagaimana dengan manusia yang terpengaruh dan memiliki ciri yang sama dengan Iblis dan Syaitan ini ?
Jika iblis tak layak kita ikuti !
Manusia dengan sifat, karakter, dan pembawaan yang sama seperti iblis dan Syaitan pun tak layak kita dekati, apalagi kita mengikutinya.
Jauhi iblis karena ia hanya akan menyesatkan kita.
Pun jauhi manusia semacam Iblis dan Syaitan, yang selalu merasa paling benar, dan suka mengkafirkan, serta membid’ahkan manusia lainnya.
Mengapa harus dijauhi ?
Karena kebenaran tidak ada pada manusia semacam itu.
Lalu, apakah kita memiliki kecenderungan sifat melaknati manusia lainnya ?
Jika ada, waspadai diri kita juga !
Karena, bisa jadi… Iblis sudah bersemayam bersama Syaitan dalam diri kita.
Naudzubillah Min Dzalik.
Alhamdulillah
Semoga Bermanfaat.
Bambang Melga