The news is by your side.

Akhlak Dalam Bermasyarakat di Lingkungan Kampus

Muhammad Agung Ramdhani – Kehidupan kampus bukan hanya tentang mengejar ilmu pengetahuan dan meraih prestasi akademik. Di balik tembok perguruan tinggi, terbentang sebuah komunitas yang dinamis, penuh dengan interaksi dan pertukaran antar individu. Dalam komunitas inilah, akhlak mulia menjadi fondasi utama dalam membangun hubungan yang harmonis dan saling mendukung.

Akhlak bagaikan kompas moral yang menuntun mahasiswa dalam bermasyarakat di lingkungan kampus. Dengan berlandaskan akhlak mulia, mahasiswa dapat menjalin hubungan yang positif dengan sesama, baik dengan dosen, staf, maupun dengan rekan-rekan seperjuangan. Lebih dari itu, akhlak mulia juga menjadi kunci dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif dan inspiratif. Di sinilah, perbedaan budaya, latar belakang, dan pemikiran dapat bersatu padu, terjalin dalam semangat toleransi dan saling menghormati.

Pendahuluan ini mengantarkan kita untuk menyelami lebih dalam tentang pentingnya akhlak dalam kehidupan bermasyarakat di lingkungan kampus. Kita akan membahas berbagai aspek, mulai dari pengertian akhlak, penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, hingga manfaat yang dapat diraih dengan menanamkan nilai-nilai moral di taman kampus ini.

Namun, di tengah gempuran modernitas dan perubahan zaman, akhlak mulia perlu terus diupayakan dan ditanamkan sejak dini. Generasi muda, khususnya para mahasiswa, perlu dibekali dengan pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai moral dan etika, serta didorong untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kampus, sebagai wadah pendidikan dan pembinaan karakter, memiliki peran penting dalam menumbuhkan tunas-tunas akhlak mulia. Melalui berbagai program dan kegiatan, kampus dapat menjadi tempat di mana mahasiswa belajar, mempraktikkan, dan meninternalisasi nilai-nilai moral yang luhur.

Dengan menanamkan benih akhlak mulia di taman kampus, kita tidak hanya membangun komunitas yang harmonis dan kondusif, tetapi juga mempersiapkan generasi muda yang unggul, berkarakter, dan siap berkontribusi untuk kemajuan bangsa dan negara.

Marilah kita bersama-sama mengupayakan agar akhlak mulia menjadi kompas moral yang selalu menuntun langkah kita, baik di lingkungan kampus maupun dalam kehidupan bermasyarakat secara luas.

Hasil dan Pembahasan

  1. Pengertian Akhlak
    Secara etimologis (lugbatan), akhlak dalam Bahasa Arab adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai tingkah laku atau tabiat. Berakar dari kata khalaqa yang berarti menciptakan. Seakar dengan kata Khaliq “Pencipta”, makhluk (yang diciptakan) dan khalq (penciptaan). Maka dari itu, definisi akhlak adalah tata perilaku seseorang terhadap orang lain dan lingkungannya.
    Sedangkan secara terminologi berarti tingkah laku seseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik. kesamaan akar kata diatas mengisyaratkan bahwa dalam akhlak tercakup pengertian terciptanya keperpaduan antara kehendak Khaliq (Tuhan) dengan perilaku makhluk (manusia).
  2. Istilah lain dari Akhlak
    Akhlak memiliki beberapa istilah yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, istilah itu diantaranya:
    a. Etika
    Etika berasal dari bahasa Yunani ethos yang berarti adat kebiasaan. Dimana dalam kamus istilah pendidikan dan secara umum, etika adalah aturan , norma, kaidah, ataupun tata cara yang biasa digunakan sebagai pedoman atau asa suatu individu dalam melakukan perbuatan dan tingkah laku. [1]
    b. Moral
    Moral berasal dari bahasa Latin mores (jamak: mos) yang berarti kebiasaan, adat. Kata mores (mos) dalam bahasa Latin sama artinya dengan ethos dalam Bahasa Yunani. [2]
    c. Kesusilaan
    Kesusilaan adalah aturan-aturan yang terdapat di masyarakat dan dijalankan oleh masyarakat itu sendiri. Pengertian secara umum dari kesusilaan adalah sikap atau aturan yang berasal dari hati dan nurani manusia. [3]

Akhlak dalam Bermasyarakat di Lingkungan Kampus

Dalam bermasyarakat tentu dibutuhkan yang namanya akhlak, baik buruknya akhlak menjadi nilai dari beberapa sudut pandang orang lain dalam menilai seseorang. Seperti halnya Bermasyarakat di Lingkungan Kampus, dalam lingkungan ini mahasiswa menjadi peran utama dalam gerakan pembaharauan. Secara moral mahasiswa akan dituntut untuk tanggung jawab akademisnya dalam menghasilkan “buah karya” yang berguna bagi kehidupan lingkungan.
Sebagai mahasiswa yang berakhlak tentu harus memperhatikan etika yang baik dan benar ketika berhadapan dengan lawan komunikasinya, seperti terhadap dosen, sesama mahasiswa maupun terhadap lingkungan kampus itu sendiri.

Akhlak Mahasiswa terhadap Dosen

1. Menegur sapa terhadap Dosen
Banyak mahasiswa yang kerap melupakan perilaku hal ini, bertegur sapa atau mengucapkan salam termasuk syari’at dalam islam, seperti sabda Nabi Muhammad SAW. Yang diriwayatkan Hurairah r.a., ia berkata:
Rasulullah bersabda: “Seorang pengendara hendaknya mengucapkan salam kepada pejalan kaki dan pejalan kaki mengucapkan salam kepada orang yang duduk dan jama’ah yang beranggota lebih sedikit mengucapkan salam kepada jama’ah yang beranggota lebih banyak.” (Shahih Muslim No.4019).

2. Memperhatikan pada waktu pembelajaran
Pada saat jam perkuliahan hendaknya mahasiswa memperhatikan dosen yang sedang mengampu mata kuliah dan memperhatikannya dengan seksama. Allah berfirman:
قَالَ فَاِنِ اتَّبَعْتَنِيْ فَلَا تَسْـَٔلْنِيْ عَنْ شَيْءٍ حَتّٰٓى اُحْدِثَ لَكَ مِنْهُ ذِكْرًاࣖ
Artinya: Dia berkata, “Jika engkau mengikutiku, janganlah engkau menanyakan kepadaku tentang apapun sampai aku menerangkannya sendiri.” (Q.S. Al-Kahf : 70) [4]

Hal ini pernah disabdakan Nabi SAW. Yang diriwayatkan Jarir bin Abdillah r.a bahwa Nabi Muhammad bersabda kepadanya pada waktu mengerjakan haji Wada’, “Diamkanlah manusia!” lalu beliau bersabda, “Sesudahku nanti janganlah kamu menjadi kafir, dimana sebagian kamu memotong leher sebagian yang lain” (H.R. Bukhori)

3. Jangan terlalu banyak bertanya
Jangan terlalu banyak bertanya disini maksudnya jika belum berusaha untuk memahami suatu pelajaran yang diberikan oleh dosen. Jangan sampai mahasiswa bertanya hanya dengan maksud untuk mempersulit dosen dalam menjawab pertanyaan, padahal hal ini akan membingungkan mahasiswa itu sendiri terhadap dosen tersebut.
Hal serupa pernah terjadi pada zaman Nabi Musa as., pada saat terjadi kasus pembunuhan dikalangan mereka. Mereka meminta kepada Nabi Musa as., agar dapat mengungkap kasus pembunuhan tersebut, dan Nabi Musa as. Memerintahkan kepada merekan untuk mencari sapi, tapi mereka tidak langsung mengerjakan apa yang diperintahkan oleh Nabi Musa as., mereka malah menanyakan hal-hal yang mempersulit mereka sendiri. Allah SWT berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَسْـَٔلُوْا عَنْ اَشْيَاۤءَ اِنْ تُبْدَ لَكُمْ تَسُؤْكُمْۚ وَاِنْ تَسْـَٔلُوْا عَنْهَا حِيْنَ يُنَزَّلُ الْقُرْاٰنُ تُبْدَ لَكُمْۗ عَفَا اللّٰهُ عَنْهَاۗ وَاللّٰهُ غَفُوْرٌ حَلِيْمٌ
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menanyakan (kepada Nabimu) hal-hal yang jika diterangkan kepadamu(niscaya) menyusahkan kamu. Jika kamu menanyakannya ketika Al-Qur’an sedang diturunkan, (niscaya) akan diterangkan kepadamu. Allah telah memaafkan (kamu) tentang hal itu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyantun.” (Q.S. Al-Ma’idah: 100) [5] Jika menghadap dosen maupun berkunjung haruslah dengan penuh hormat dan menghormati

4. Jangan berprasangka jelek terhadap dosen atas tindakan yang kelihatan mungkar menurut pandangan mahasiswa
Kenapa? Karena dosen lebih mengetahui rahasia yang terkandung dalam tindakannya tersebut. Jika mahasiswa mengetahui hal itu, lebih baik mengingatkannya dengan jalan seperti yang ditempuh oleh Nabi Musa as., sewaktu mengingatkan Nabi Khidhr, yaitu sebagaimana yang tersebut dalam Q.S. Al-Kahfi: 71, yang berbunyi:

فَانْطَلَقَاۗ حَتّٰٓى اِذَا رَكِبَا فِى السَّفِيْنَةِ خَرَقَهَاۗ قَالَ اَخَرَقْتَهَا لِتُغْرِقَ اَهْلَهَاۚ لَقَدْ جِئْتَ شَيْـًٔا اِمْرً
Artinya: “Kemudian, berjalanlah keduanya, hingga ketika menaiki perahu, dia melubanginya. Dia (Musa) berkata, “Apakah engkau melubanginya untuk menenggelamkan penumpangnya? Sungguh, engkau telah berbuat kesalahan yang besar.” (Q.S. Al-Kahfi: 71) [6]

Akhlak terhadap sesama Mahasiswa

Dalam kehidupan di kampus tidak hanya berhadapan dengan dosen, melainkan sesama mahasiswa tentunya akan saling berinteraksi satu sama lain. Maka dari itu, etika ketika berteman perlu juga diperhatikan secara khusus.

1. Mengucapkan dan menjawab salam
Islam selalu mengajarkan kepada semua umatnya untuk saling bertukar salam apabila bertemu (Q.S. An-Nisa: 86) atau bertamu (Q.S. An-Nur: 27), agar rasa kasih sayang selalu terjalin dengan baik.
Mengucapkan salam hukumnya sunnah, tetapi menjawabnya wajib, minimal dengan salam yang seimbang. Tidak hanya diucapkan pada saat bertemu, melainkan pada waktu berpisah.

2. Jangan merendahkan orang lain
Dalam kelas tentunya ada mahasiswa yang rajin, tekun, dan pandai. Merasa dirinya lebih baik dari mahasiswa lain sehingga merendahkan mahasiswa yang ilmunya lebih rendah dari pada dirinya merupakan akhlak yang tidak terpuji. Hal ini perlu dihindari karena sesama mahasiswa hendaknya tidak merendahkan satu sama lain, Allah SWT pun memuliakan manusia dengan menjadikan manusia makhluk yang sempurna derajatnya. Dan Nabi bersabda: “Sombong adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain”.

3. Berjabat tangan
Rasulullah SAW mengajarkan bahwa untuk lebih menyempurnakan salam dan menguatkan tali ukhuwah Islamiyah, sebaiknya ucapan salam diikuti dengan berjabat tangan.

4. Memberi nasihat
Di dalam Islam kita sebagai pengikutnya diperhatikan untuk saling menasehati dan mau menerima nasihat.

Hal ini juga sama seperti Allah Subhanahu wa Ta’ala sampaikan di dalam firmanNya:

وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasehat menasehati supaya menaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al ‘Ashr, 1-3) [7]

5. Tidak ber-khalwah
Secara umum makna yang terkandung di dalam hadis menegaskan bahwa praktek khalwat dilarang. Seperti dalam riwayat Ahmad disebutkan bahwa Rasul saw. bersabda:

لا يخلون احدكم بامرأةفأن الشيطان ثالثهما

(Janganlah seorang laki-laki berkhalwat dengan seorang wanita (tanpa didampingi mahram), karena pihak ketiga dari mereka adalah syaithan)

6. Mentaati peraturan
Dalam salah satu Hadits Rasulullah SAW dijelaskan “dari Abu Said Al-Khudari RA, beliau berkata ‘Aku mendengar Rasullulah SAW bersabda: “Barang siapa diantara kalian melihat suatu kemungkaran, hendaknya dia merubah dengan tanganya, jika tidak mampu, maka dengan lesannya, dan jika tidak mampu, maka dengan hatinya, maka demikian itulah bentuk iman yang paling lemah” (HR. Muslim). [8]

Akhlak terhadap Lingkungan Kampus
Lingkungan kampus merupakan tanggung jawab semua orang yang berada dalam lingkungan tersebut, maka dari itu mahasiswa memiliki peran aktif didalamnya. Akhlak baik dalam lingkungan kampus misalnya, menjaga kelestarian taman, tidak berjalan diatas rumput, tidak boleh memetik bunga dan lain-lain.
Selalu menjaga keberihan lingkungan kampus, tidak membuang sampah secara sembarangan buanglah sampah pada tempatnya. Menjaga kebersihan bukan hanya kewajiban dari petugas kebersihan melainkan semua orang wajib menjaganya. Tidak merusak properti yang disediakan kampus, rawat dan gunakan sebaik mungkin properti yang telah diberikan.
Untuk memelihara keharmonisan lingkungan kampus, setiap mahasiswa perlu bersikap aktif dan responsif, seperti merespon pembelajaran dosen sehingga menjadi menyenangkan, berkerja sama dengan baik dalam kegiatan belajar, dan lain sebagainya.

Kesimpulan
Akhlak bermasyarakat dalam kehidupan kampu harus memiliki nilai-nilai akhlak mulia, seperti toleransi, kerjasama, dan komunikasi yang baik, menjadi landasan penting dalam membentuk komunitas yang harmonis di lingkungan kampus. Interaksi antar mahasiswa dari berbagai latar belakang membantu dalam pengembangan soft skills yang penting untuk kesuksesan di dunia kerja. Meskipun tantangan seperti perbedaan budaya dan miskomunikasi ada, mahasiswa diharapkan untuk mengatasi hal tersebut dengan menerapkan akhlak yang baik. Dengan demikian, mahasiswa dapat berkembang secara holistik dan mempersiapkan diri untuk menjadi individu yang memberi manfaat bagi masyarakat.

Penulis
Muhammad Agung Ramdhani

Buku lain :

  • Antara Mbah Cholil Baureno dan Bojonegoro. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
  • Konspirasi Yahudi dan Rungkadnya Dinasti Ba’alwi. Kontak pembelian dan bedah buku : 0812 6143 8585. Link resensi, klik.
Leave A Reply

Your email address will not be published.