The news is by your side.

Bulan People Power

Oleh : Toufik Imtikhani al Kalimasi, SIP*)

Tidak ada pergerakkan manusia yang terjadi melebihi bulan April 2019 ini. Tidak ada biaya dan dana terserap, berputar, dan terinvestasi melebihi bulan April 2019 ini. Tidak ada momentum-momentum mengesankan dan menggetarkan terjadi, kecuali terjadi di bulan April 2019 ini. Tidak ada relasi, koneksi, interaksi dan silaturahmi terjadi secara rigid, kecuali hanya di bulan April ini. Tidak ada kesibukan  rakyat Indonesia yang begitu sibuk melebihi kesibukan bulan April 2019 ini. Kesibukan yang hampir melibatkan seluruh elemen masyarakat, mulai dari Penyelenggara Pemilu dari tingkat pusat sampai desa, yaitu KPPS, atau pengurus parpol, Kandidat Capres-cawapres,caleg, simpatisan, sampai para petualang politik ( avountir politic ), pemerintah pusat hingga tingkat RT. Semuanya sibuk untuk sebuah pesta lima tahun-an yang disebut pemilu.

Pada bulan April ini, rakyat sedang menunjukkan kekuatanya (show of force). People power ini sekaligus akan menjadi penentu masa depan kita. Baik dan buruk masa depan kita ada pada kekuatan rakyat sendiri. Bukan yang lain. Bulan April 2019 layak dicatat dalam sejarah. Hajatan besar politik terjadi secara bersamaan dalam satu bulan, yaitu April 2019. Jadi siapapun pemenang dalam kontestasi politik ini, hakekatnya kemenangan itu adalah kemenangan rakyat. Sebab mereka terpilih karena dipilih oleh suara rakyat. Lebih jauh lagi tentu itu semua adalah pilihan Tuhan dalam memilih pemimpin yang menjadi wakilnya di Indonesia. Fox populi fox dei. Al Qur’an menyebutnya dalam QS.Ali Imran ayat 26:

قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ ۖ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Katakanlah: “Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Maka tidak ada yang boleh melawan suara rakyat dan kehendak Tuhan. Terpilihnya seseorang dalam kekuasaan adalah murni campur tangan Tuhan sebagai sumber dan pemilik kekuasaan. Melawan kekuasaan Tuhan maka itu berarti sebuah kehancuran bagi semua bangsa.

***

Mobilisasi massa  terkait pesta demokrasi yang digelar secara serentak di seluruh wilayah Indonesia pada bulan April 2019 ini. Menurut keterangan Komisi Pemilihan Umum, dana resmi  yang dibutuhkan secara keseluruhan dalam proses pilkada  serentak, sebesar Rp 25 triliun. Saya katakan dana resmi, karena tentu kita tidak dapat mengabaikan sama sekali pergerakan dana yang tak resmi, seperti dana yang dikeluarkan oleh pasangan Calon Presiden-Wpres dan Calon Legislatif dari tingkat daerah  sampai pusat., ataupun partai politik. Pasti hal ini sulit dihindari. Kalau dilkalkulasikan, tentu keseluruhan dana yang terserap dalam pemilu, lebih dari Rp 25 triliun.

Pesta demokrasi disamping menyerap dana yang besar, juga mobilisasi massa yang besar pula. Sumber dari KPU menyebutkan bahwa data pemilih, atau orang yang mempunyai hak untuk memilih sesuai dengan aturan yang ada, sebesar 192 juta jiwa. Suatu jumlah yang sangat besar. Ya karena negara kita termasuk negara demokrasi terbesar.

Semua itu tentu anugerah bagi bangsa kita. Sebuah negeri yang multi-kultur dapat menyelenggarakan kehidupan yang demokratis, meskipun kelompok terbesar kaum muslimin dapat melakukan hegemoni dan sub-ordinasi. Tetapi hal itu tidak dilakukan, sebab muslim Indonesia adalah muslim yang moderat ( tasamuh, tawazzun, tawasuth dan ta’awun ). Inilah elemen Islam Nusantara yang dikembangkah oleh jamiyyah kita Nahdlatul ‘ulama.

Jadi detik demi detik dan hari demi hari di Bulan April ini adalah momentum yang selalu memacu adrenalin dan mengaduk-ngaduk perasaan, tidak hanya bagi mereka yang terlibat dalam kontestasi politik, tetapi setiap rakyat Indonesia pada hari itu, waktu itu dan Bulan itu, tidak ingin melewati setiap momentum yang terjadi dan berkembang. Oleh karena itu para petinggi republik ini selalu  berpesan, bahwa Pimilu adalah sebuah pesta demokrasi yang selayaknya dapat dinikmati dengan rasa senang, serta menghindari diri dari hal-hal yang dapat mengacaukan suasana dan memecah belah persatuan masyarakat dan bangsa.

Siapa yang menang, hendaknya tidak berpesta di atas kekalahan orang lain. Dan siapa yang kalah, hendaknya menghormati kemenangan pihak yang lain, agar tercipta dan terajut kembali benang-benang kohesifitas dan solidaritas sebagai bangsa. Karena kemajuan suatu bangsa adalah garansi yang tidak bisa ditawar lagi oleh siapa saja.***

*) penulis adalah Pengasuh Ponpes Daarut-Taubah wa Tarbiyah Lapas Klas IIB Cilacap.

Penulis
Toufik Imtikhani al Kalimasi,SIP.

Buku lain :

  • Antara Mbah Cholil Baureno dan Bojonegoro. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
  • Konspirasi Yahudi dan Rungkadnya Dinasti Ba’alwi. Kontak pembelian dan bedah buku : 0812 6143 8585. Link resensi, klik.
Leave A Reply

Your email address will not be published.