NU NAIK, RADIKALISME TURUN
Ayik Heriansyah, Pengurus LD PWNU Jabar – Di tengah suasana batin harap-harap cemas, kaum radikal terhadap kebenaran ramalan National Inteligent Council (NIC) tentang khilafah tegak 2020, yang kadung mereka opinikan, tren radikalisme menunjukkan ada penurunan. Daya aksi, rekrutmen dan galang opini kelompok radikal dari semua faksi, makin melemah, seiring meningkatnya kesadaran berbangsa dan bertanah air masyarakat.
Tren menurun ini disebabkan oleh reformasi di Timur Tengah khususnya di Arab Saudi. Arab Saudi tidak lagi mensponsori penyebaran paham wahabi ke seluruh dunia. Yang tersisa, individu-individu muhsinin di Arab Saudi yang mendermakan dananya untuk yayasan-yayasan wahabi. Da’i-da’i wahabi di sini, kini membiayai dakwah mereka sendiri secara mandiri. Waktu mereka terbagi lagi untuk mencari dana dakwahnya.
Faktor lainnya yaitu, kegagalan pemerintahan yang dipegang Ikhwanul Muslimin di Mesir, Sudan, Turki dan Palestina dalam mensejahterakan rakyat. Masyarakat kemudian menyimpulkan, pemerintahan yang dipegang Ikhwanul Muslimin sama saja dengan yang lain. Serta perpecahan sesama kader Ikhwanul Muslimin di Indonesia. Kematian khalifah ISIS Abu Bakar al-Baghdadi dan kekalahan mereka di Irak dan Suriah. Pencabutan badan hukum HTI dan kasus-kasus hukum yang sedang melilit kader-kader HTI.
Buku lain :