Pelajaran Etika dari Pelajaran Hidup Umar ibnu al-Khattab
Ada beberapa hadits yang patut dijadikan bahan instropeksi diri berkenaan hal ini, “Dari Abu Hurairah Ra., bahwasanya Rasulullah Saw. bersabda, “Saat seorang lelaki berjalan, dia merasakan sangat dahaga. Maka dia ingin turun ke sumur untuk minum. Tiba-tiba ada seekor anjing yang menjilat-jilat sambil makan tanah sebab kehausan. Kata lelaki tersebut, “Sungguh anjing ini sangat kehausan.” Maka dia keluar dari sumur dengan membawa sepatunya yang terisi air. Kemudian, dia memberi minum anjing tadi. Maka Allah mengampuninya.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah Saw., apakah mendapat pahala jika berbuat baik kepada binatang? Beliau bersabda, “Setiap aktivitas yang memberi manfaat atau menolong kepada makhluk yang bernyawa pasti Allah Swt. memberi pahala.” (HR. Bukhari dan Muslim). Riwayat lainnya, “Seorang wanita dimasukkan ke neraka sebab kucing yang diikatnya. Dia tidak memberinya makan dan minum. Dia tidak melepasnya dan membiarkannya mencari makanan sendiri sehingga kucing itu mati.” (HR. Bukhari dan Muslim). Dalam hadits yang lain, “Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat baik dalam segala sesuatu. Jika kalian membunuh, maka lakukan cara terbaik. Jika kalian menyembelih hewan, maka berbuat baiklah dengan cara menajamkan alatnya dan memberikannya rasa nyaman.”(HR. Muslim). Kemudian hadits lainnya, Rasulullah Saw. pernah melihat rumah semut dibakar, maka beliau bertanya, “Siapa yang membakar rumah semut ini?” Lalu, sahabat menjawab, “Kami, ya Rasulullah.” Rasulullah Saw. bersabda, “Sungguh, tidak ada seorang pun yang berhak mengazab dengan api, kecuali Rabb yang memiliki api.” (HR. Abu Daud).
Berkaca dari hal diatas, realitas yang terjadi saat ini khususnya di Indonesia mengungkapkan bahwa:
- Eksploitasi sumber daya perikanan frekuensinya lebih sering daripada kejadian El Nino, maraknya penggunaan bom dan racun untuk menangkap ikan yang berkisar satu kali per bulan bahkan per pekan juga berakibat rusaknya terumbu karang. Kemudian, pencemaran pesisir terjadi sebab perpaduan bahan pencemar (organik seperti produk-produk rumah tangga, nitrogen, serta fosfor) dan sedimentasi yang berakibat hilangnya moluska dan karang.[15]
- Guinnes Book of Record mencatat berkurangnya 2% lahan hutan per tahun di Indonesia, misalnya untuk industri kelapa sawit, pulp, dan kertas. Akibatnya terjadi penurunan drastis jumlah orangutan serta terancamnya spesies-spesies tumbuhan dan hewan lainnya.[16]
- Kerusakan alam dan hilangnya habitat telah menyebabkan puluhan ribu spesies terancam punah, di Indonesia jumlahnya sekitar 1126 spesies sehingga menempatkannya sebagai peringkat ke-5 dari 20 negara di dunia yang spesies alamiahnya terancam. Kasus-kasus yang terjadi, contohnya deforestasi di Kalimantan dan penangkapan ikan secara ilegal di Laut Arafuru.[17]
- Nelayan teripang, bom, dan bius menggunakan peralatan selam modern berdampak pada kemerosotan populasi sumber daya perikanan dan kerusakan habitat ekosistem terumbu karang.[18]
- Dan lainnya.
Buku lain :