Rangkaian Hari Santri Nasional, Pergunu Depok kaji pemikiran Ulama Betawi
Menjadi penceramah Maulid Nabi SAW di Masjid Al-Munawwarah Gus Dur Ciganjur dan Pembaca Doa di Haul 1 Abad KH. Abdul Wahid Hasyim di Masjid At-Tin TMII Jakarta. Saat perayaan Maulid Nabi SAW di Habib Novel Jindan, pada tahun 90-an, Abuya Nawi tampak akrab dengan cucu pendiri Nahdlatul Ulama, yaitu KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Abuya Nawi juga bersama Habaib Jakarta pernah membuat ormas bernama Persatuan Ulama Ahlussunnah Wal Jamaah dan Dai Islam Indonesia (PUAADII) yang katanya merupakan saudara kandung Nahdlatul Ulama (NU).
Poin kedua, bahwa amaliyah Ahlussunnah Wal Jamaah yang berjalan di masyarakat saat ini, yaitu Tahlilan, Tawassul, dll memiliki muwafaqoh (kesesuaian) dengan al Qur’an dan Hadis. Di antaranya, persoalan belum putusnya antara orang yang meninggal dan orang yang mati dan masih dapat memberikan manfaat. Dalilnya adalah yang dicantumkan oleh Abuya KH. Abdurrahman Nawi yaitu dalam kitabnya Pedoman Ziarah Kubur, Halaman 31-32, yaitu al Quran surah Al Hasyr: 10, dan Hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori, Imam Muslim dan Imam An Nasaiy yang menyatakan seorang ibu yang meninggal dapat hadiah pahala shadaqah dari anaknya yang masih hidup. Begitu juga orang yang meninggal yang memiliki hutang puasa dapat digantikan oleh walinya. Sehingga hutang puasanya dapat dilunasi oleh orang lain.
Buku lain :