Safari Religi dan Safari Ekonomi di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan Memberikan Nafas Baru dalam Penguatan SDM NU dan Perekonomian di Kabupaten Garut, Jawa Barat
Safari religi merupakan sebuah kunjungan silaturahmi kami dalam melakukan studi banding terkait dengan perkembangan organisasi NU di kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. Safari religi ini sengaja kami lakukan itu semata untuk mempererat tali silaturahmi kami terhadap Pengurus PCNU, Lembaga NU dan Banom NU yang ada di Kabupaten Bantaeng. Ketika kami berkunjung ke beberapa pengurus lembaga NU, Banom NU & Pengurus NU di Kab. Bantaeng ada tiga program dari beberapa program yang mereka tonjolkan dalam penguatan keorganisasian yaitu: 1) penguatan Keilmuan baik di ranah penguatan pendidikan dalam pengetahuan umum maupun Agama yang menjadi rahmatan lil alamin dalam konsep tasamuhiyan, tawasuthiyan, tarhamiyan, dan islahiyan, 2) Pembentukan dan penguatan nilai-nilai moralitas, 3) Penguatan basis ekonomi. Konsep ini diperjelas oleh Ketua Lakpesdam NU Kabupaten bantaeng (Ust. Sultan) mengatakan bahwa “aspek penguatan keilmuan baik dalam ilmu pengetahuan umum dan Agama itu sebagai basis dalam penguatan penajaman doktrinasi keorganisasian sehingga jam’iah dan jama’ah NU dapat melakukan transformasi ilmu terhadap kader-kader NU dan kultural NU kedepan menjadi lebih baik melalui ketajaman keilmuan, moralitas, dan penguatan ekonomi (wawancara ini dilakukan ketika silaturahi di rumah Ketua Lakpesdam NU Kab. Bantaeng, pada Senin, malam selasa tadi pukul 21.40 WIT).
Dengan penguatan ketiga aspek tersebut itu dapat mencetak kader NU dan Warga Kabupaten Bantaeng khususnya menjadi penduduk yang siap dalam penguatan intelektualitas, moralitas, dan penguatan basis ekonomi.Adapun poin yang kedua merupakan penguatan aspek moral, ini merupakan pensucian hati dalam menumbuhkan dan menguatkan nilai-nilai spiritual yang menjadi ruh dalam bersikap dan bertindak sehingga dalam aplikatifnya melahirkan nilai-nilai islahian, sam’an, tho’atan, tawaddudian dan tarhamiyan yang menjadi wajah Islam yang moderat, ini terbukti ketika saya lewat di pusat perkotaan saya menyimak ada kegiatan Torikoh Naksabandiyah yang menjadi rutinitas kegitan NU dimana kegiatan tersebut merupakan pendekatan moralitas dan spiritualitas SDM NU untuk menjadai hamba yang taat dalam menjalankan hablun minallah dan minannas sehingga ada sinergisitas dalam penguatan keilmuan dan spiritualitas sebgai basis dalam mengaktualisasikan nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-hari. Apabila saya rumut, konsep ini tidak terlepas dari apa yang disampaikan oleh Waliyullah Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin Juz ke 3 beliau menyatakan bahwa “seseorang akan mencapai derajat mulia apabila ia dapat mengontrol aspek; al-aqlu, al-qalbu dan Annafsu ketiga ini yang akan melahirkan konsep islahian, tawaddudian, tasamuhian, dan tarhamian dalam individu dan kontek sosial secara global”. Sedangkan poin yang ketiga merupakan pengembangan keorganisasian dalam aspek penguatan leading sektor Ekonomi.
Buku lain :