BERDANDAN JUGA HARUS JUJUR
Ayik Heriansyah, Pengurus LD PWNU Jabar – Akhir-akhir ini kita jumpai banyak ustadz yang dandanannya tidak mencerminkan kondisinya. Misalnya bukan alumni Al-Azhar berdandan ala Azhari. Bukan kiai berdandan ala kiai. Bukan habib berdandan ala habaib. Ada lagi dandanan tidak serasi dengan fikrah yang dianutnya. Misalnya bersarung ala kiai Aswaja Nahdliyah, tapi menyuarakan khilafah. Bersorban ala Habaib tapi membenci ulil ‘amri.
Ada juga yang menghiasi dirinya dengan mengenakan gelar-gelar keagamaan seperti ajengan, buya, kiai, tuan guru, guru dan sebagainya tapi kualitas ilmu, adab, akhlak dan ruhiyahnya jauh dari mencerminkan gelar-gelar tersebut. Gelar-gelar keagamaan diberikan masyarakat sebagai bentuk pengakuan atas kualitas orang yang digelari. Gelar-gelar itu tidak bisa diberikan kepada diri sendiri atau kepada orang lain yang satu komunitas.
Sudah bisa ditebak, motivasi di balik dandanan dan bergelar keagamaan yang dikenakan oleh ustadz yang tidak sesuai dengan keadaan dirinya, untuk menarik perhatian orang. Akan tetapi itu adalah suatu bentuk penipuan. Yang jelas, yang pertama kena tipu adalah dirinya sendiri, baru kemudian ada orang-orang awam ikut tertipu.
Buku lain :