BERDANDAN JUGA HARUS JUJUR
Lalu al-Junaid pulang dan ganti pakaian dengan sorban dan jubah ulama syariat. Setelah itu al-Junaid menandatangani putusan para ulama syariat tersebut. Al-Junaid menulis: “Kami memutuskan berdasarkan hal-hal yang terlihat. Sementara tentang kebenaran yang terbenam di dalam kalbu, hanya Allah yang Maha Tahu.” Kisah ini diceritakan oleh Syaikh Fariduddin al-Attar di dalam kitabnya Tadzkiratul Auliya Bab al-Hallaj.
Amal akan diterima jika dilakukan dengan benar dan jujur (shidq). Kata Syaikh Ibnu ‘Athaillah: “Jika kau menghendaki pahala untuk suatu amal, kau dituntut untuk mengerjakannya dengan benar dan jujur (shidq).” Sebab, balasan tidak akan diberikan kecuali untuk amal yang sempurna dari sisi wujud amal itu sendiri dan dari sisi niatnya. Semua terkandung dalam kata shidq yang berarti benar dan jujur, jelas Syaikh Zarruq di dalam syarah al-Hikam-nya.
Amal yang manipulatif dengan dandanan dan gelar keagamaan yang tidak sesuai, terlihat seolah-olah sedang mengerjakan ketaatan, akan tetapi belum tentu diterima. Lebih lanjut Syaikh Ibnu ‘Athaillah bertutur, “Mungkin Dia membukakan untukmu pintu taat, dan tidak membukakan untukmu pintu penerimaan.” Kata Syaikh Zarruq, “amal tanpa penerimaan adalah seperti tidak beramal.” Na’udzubillah min dzalik.
Refleksi Ramadlan 1441 H
Bandung, 16 Mei 2020
Buku lain :