Berziarah ke Makam Waliyullah Mengharap Keberkahan Hidup Dari Allah SWT
Nurul Azizah – Alhamdulillah wa syukurillah telah terlaksana kegiatan ziarah ke beberapa makam Waliyullah terutama di daerah Semarang dan Klaten lanjut ke Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, semua masih wilayah Jawa Tengah.
Kegiatan ini diadakan oleh ibu-ibu Majelis Taklim Ath Thahirah Dinar Mas Semarang asuhan dari ibu Hj. Zuhrotun. Kegiatan diadakan pada hari Minggu, 30 Juli 2023.
Acara yang dimulai pada pukul 06.00 pagi kumpul di masjid Baitussalam Dinar Mas Meteseh Tembalang Semarang. Setelah sholat sunah safar dilanjutkan ke makam Syekh Jumadil Kubro Genuk Semarang. Sampai ke makam Syekh Jumadil Kubro jam 08.00 WIB.
Sebelum lebih jauh membahas siapa Simbah Syekh Jumadil Kubro, penulis jabarkan dulu makna dari adanya kegiatan ziarah itu sendiri.
Masyarakat banyak melakukan ziarah ke makam Waliyullah dengan tujuan untuk mendapatkan kebaikan-kebaikan, pertolongan dan keberkahan hidup dari Allah SWT. Yang jelas kita sebagai umat Islam memperoleh pencerahan hati dengan dekatnya kita kepada Allah melalui perantara para Waliyullah. Kita juga tahu perjuangan Waliyullah dalam menyebarkan ajaran agama Islam di tanah Jawa khususnya. Kita berdoa kepada Allah di depan makam Waliyullah, kita kirim doa dan suratul Fathikah kepada Waliyullah yang sudah meninggal dunia. Tapi ilmu dan kebaikan-kebaikannya masih hidup sampai sekarang. Tentunya kita juga minta para Waliyullah untuk bisa mengaminkan doa-doa kita kepada Allah SWT. Kalau doa kita diaminkan oleh para kekasih Allah Insyaallah doa akan diijabahi oleh Allah SWT.
Hampir satu jam lebih rombongan berziarah ke Makam Syekh Jumadil Kubro Genuk Semarang. Makam Syekh Maulana Jumadil Kubro yang berada di jalan Arteri Yos Sudarso nomor 1 Kelurahan Terboyo Kulon, Kecamatan Genuk hari itu penuh peziarah berbagai Kota baik dari Semarang atau dari luar Semarang. Banyak cerita tentang makam yang letaknya dekat dengan lokasi pintu keluar jalan Tol Semarang Timur.
Syekh Maulana Jumadil Kubro punya nama asli Syekh Jamaludin Husen. Makamnya ditemukan pada masa penjajahan Belanda. Beliau datang ke Aceh bersama dengan para ulama dari Timur Tengah dan Maroko. Rombongan disebut sebagai Al-Magribi sebutan daerah Maqhrib, Maroko. Dari Aceh Syekh Jumadil Kubro menyebarkan agama Islam ke pulau Jawa khususnya di daerah Semarang. Karena keteladanan akhlaknya, Syekh Jumadil Kubro sangat dihormati oleh kalangan Kerajaan Majapahit. Syekh Jumadil Kubro memiliki anak keturunan yang menjadi cikal bakal adanya Wali Songo.
Setelah dari Makam Syekh Jumadil Kubro rombongan melanjutkan perjalanan ke Jatinom Klaten Jawa Tengah, yaitu ke makam Ki Ageng Gribig Klaten.
Ki Ageng Gribig merupakan ulama besar penyebar Islam di kawasan Jatinom, Klaten Jawa Tengah. Bernama asli Wasibagno Timur, beliau masih keturunan dari Raja Majapahit Brawijaya V. Ki Ageng Gribig seorang alim ulama yang terkenal dermawan dan tidak pelit untuk membagikan ilmu serta harta yang dimilikinya.
Dari Klaten rombongan lanjut ke Masjid Raya Sheikh Zayed Solo untuk menjalankan sholat ashar dan istirahat sejenak di masjid tersebut sambil mengabadikan momen kebersamaan dengan ibu-ibu Majelis Taklim Ath Thahirah.
Semoga dengan adanya ziarah ke makam Waliyullah kita semua dapat meneladani ulama-ulama besar Nusantara dalam syi’ar agama Islam dan menjadi hamba Allah yang bertaqwa. Terus menjaga tetap iman, islam dan ikhsan. Mendapatkan keberkahan hidup dalam menjalankan ibadah kepada Allah SWT.
Nurul Azizah penulis buku Muslimat NU Militan Untuk NKRI.