The news is by your side.

Kearifan Para Wali

wali

LTN NU Jawa Barat, Bambang Melga – Mencintai tanah air merupakan hal yang wajib bagi semua anak bangsa ini, karena hal tersebut termasuk dalam bentuk adanya rasa syukur, yang harus kita ungkapkan dengan berbagai cara dalam menjaga keutuhan negeri kita, yang sangat kuat dan kokoh menghadapi banyak gelombang yang menerpa negeri ini.

Mencintai negara, tanah air kita, adalah naluri dasar manusia, dari setiap bangsa manapun, yang membutuhkan dan memerlukan peran warga negaranya, untuk tetap terjaga kedamaian dan keutuhan negerinya, agar semua warga bisa beraktivitas tampa ada ancaman, ketakutan, dan kekhawatiran dirinya tersakiti, bahkan ketakutan akan kehilangan nyawanya, seperti di negara timur tengah, yang sampai pada saat ini, beberapa negara disana, tercerai berai keutuhannya, saling menyakiti satu kelompok dengan kelompok lainnya, besarnya rasa curiga yang berlebihan, akibat dari hilangnya rasa nasionalisme, dan kepatriotismeannya.

Melihat tantangan perpecahan, disintegrasi bangsa kita kedepan, para wali sebagai manusia yang arif waskita, beberapa abad kebelakang, telah mencoba membentengi anak cucunya, dengan sebuah benteng nasionalisme, yang sangat luarbiasa kokohnya dari apa yang telah mereka ciptakan.

Benteng gaib nasionalisme itu, menumbuhkan rasa patriotisme, cinta tanah air, hubbul wathon minal iman, seperti yang menjadi seruan para ulama nusantara yang mencintai tanah airnya, dan mengajak semua komponen, para anak bangsa lainnya, untuk melakukan apa yang mereka telah perbuat dalam menjaga negeri ini, dengan menumbuhkan rasa cinta pada tanah airnya.

Apa saja kearifan para wali Allah di nusantara ini, yang telah menaungi anak cucu negeri tercinta kita dengan benteng gaib yang memunculkan rasa nasionalisme, dan jiwa patriotisme itu ?

  1. Mencintai apa yang menjadi peninggalan nenek moyang kita, baik yang ditinggalkan dari hasil ciptaan para wali tersebut, maupun peninggalan kearifan lokal dari nenek moyang kita dalam banyak keyakinan yang berbeda, dari setiap daerah yang ada di nusantara, dalam semua unsur hasil cipta, rasa, dan karsanya, dan hal ini, merupakan sebuah identitas yang membentuk karakter bangsa kita yang hebat.

  2. Karena mereka yang akan merusak dan berusaha menghancurkan negeri kita, mencoba untuk menghilangkan kekuatan dasar dari melenyapkan artefak sejarah, peninggalan para leluhur kita, yang karyanya, menjadi kebanggaan dan sumber identitas bangsa ini.
  3. Mencintai perbedaan yang menjadi sunnatullah, atau disebut juga dengan hukum alam, ketentuan Allah, yang ditetapkan Allah guna mengatur penciptaan dan mekanisme alam semesta yang bersifat fitrah, yakni tetap dan otomatis.
    Mereka yang berusaha memecah belah bangsa ini, masuk dari jalur keyakinan, agama, mengobarkan semangat permusuhan, menganggap pihak lain yang tak sealiran sebagai kafir, dengan mengobok-obok pikiran sehat kita menjadi berpikir jahat, dan sesat.
  4. Mencintai persatuan, sehingga kita tak terpecah belah, dan saling berhadapan, lantas jalan keluar untuk menjadi ikatan kuat itu adalah dengan membuat semboyan, atau motto yang founding fathers, para tokoh bapak bangsa ini ciptakan, yaitu Bhinneka Tunggal Ika, “Berbeda-beda namun tetap satu.

  5. Untuk kompok yang merusak negeri ini, upaya mereka membangun kehancuran, adalah menumbuhkan rasa saling mencurigai antar umat, ethnis, suku, dan mereka melenyapkan persatuan, sebagai anak bangsa di negeri kita.
  6. Mencintai keutuhan negeri ini, yang harus di jaga oleh para wali, dengan mewariskan spirit cinta pada tanah airnya, yang di wariskan pada segenap anak cucunya, baik yang di usung oleh Islam Nusantara, yang di ikuti juga oleh faham, dan keyakinan lainnya, karena selaras dengan tujuan semua anak cucu Adam, untuk bisa hidup saling berdampingan, saling menghormati, saling menjaga, dan saling mengisi kebaikan untuk bangsa kita, negeri Indonesia yang kita cintai ini.

  7. Mereka yang merusak negeri ini, menginginkan Indonesia hancur, bagi mereka negeri ini negeri thaghut, negeri yang menyembah selain Allah, dan pantas di perangi…dan bagi kita mereka itulah kelompok yang nyata untuk kita lawan dengan jiwa patriotisme kita.
  8. Mencintai kedamaian, seperti yang Nabi ajarkan, para wali itu menciptakan kedamaian dimanapun ia berada, lihat piagam Madinah yang menjadi contoh dari sebuah kehidupan toleran, yang di ajarkan Nabi, dalam mencintai kedamaian, yang harus dirasa semua umat, dan itu adalah, ciri dari spirit kita mencintai negeri ini.

  9. Ketika kita mencintai kedamaian, kelompok perusak negeri ini mencintai kehancuran, mencintai perlawanan, sehingga bagi mereka , mereka lebih siap mati, dalam mengorbankan diri, dari pada berdiri sejajar saling menghormati dengan anak bangsa lainnya.

Jika ada yang keluar dari spirit kebaikan seperti yang diwariskan para wali ini, berarti kita tengah menghadapi ancaman nyata, yang memang bertujuan merusak negeri kita tercinta, Indonesia.
Dan itu harus dihadapi dengan spirit patriotisme yang tumbuh dari jiwa kita, untuk menghadapinya dengan penuh keberanian.

Wali merupakan figur ulama pilihan Allah, yang telah sampai dirinya pada maqom derajat kemakrifatan, mengenal Tuhan dalam segala keagungannya, mengetahui kesucian Tuhan dalam setiap wujud mahluk yang diciptakanNya, sehingga keawasan mata batin mereka, kedekatan mereka dengan Allah, telah memposisikan posisi mereka pada dedudukan terhormat, di mana, Allah langsung yang menaungi dan melindungi mereka seperti apa yang di Rosululloh Sabdakan ;

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu ia berkata, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla berfirman, ’Barangsiapa memusuhi wali-Ku, sungguh Aku mengumumkan perang kepadanya. Tidaklah hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada hal-hal yang Aku wajibkan kepadanya. Hamba-Ku tidak henti-hentinya mendekat kepada-Ku dengan ibadah-ibadah sunnah hingga Aku mencintainya. Jika Aku telah mencintainya, Aku menjadi pendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatannya yang ia gunakan untuk melihat, menjadi tangannya yang ia gunakan untuk berbuat, dan menjadi kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Jika ia meminta kepada-Ku, Aku pasti memberinya. Dan jika ia meminta perlindungan kepadaku, Aku pasti melindunginya.’”

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata, ”Maksud wali Allâh adalah orang yang mengenal Allâh, selalu mentaati-Nya dan ikhlas dalam beribadah kepada-Nya.”

Kearifan para wali Allah telah memberi kita tempat yang nyaman, dalam membangun kehidupan berbangsa, bernegara, berdampingan dengan semua faham dan keyakinan yang berbeda.

Umat manusia adalah umat yang seharusnya berbahagia ketika kita dihadapkan pada perbedaan yang sudah menjadi ketentuan Allah dalam sunnatullohNya, tak ada yang harus mendominasi, tak ada yang harus ketakutan, dan akhirnya membangun intoleransi, negeri ini, Indonesia adalah negeri bersama, yang sudah seharusnya di majukan dan di muliakan oleh semuanya.

Mari kita menjaga Negeri ini dari rongrongan manusia berpikir picik, dangkal, dan menyebarkan kebencian, yang berkedokan agama.
Islam mengajarkan kedamaian, menjaga toleransi, dan membangun semangat kemanusiaan.

Jika ada umat atau golongan yang mengaku berislam, namun sering kali mengeluarkan statement ancaman, baik pada kita sebagai umat Islam yang mengikuti jalan hidup Nabi, maupun pada umat dari keyakinan lain yang merasa terancam, sesungguhnya mereka telah mencoreng Islam yang Nabi ajarkan. Dan untuk itu, kitapun berhak sebagai warga negara mengadukannya pada pihak terkait, yang menjaga negeri ini dengan Hukumnya.

Alhamdulillah
Semoga bermanfaat
Bambang Melga Suprayogi M.Sn

Buku lain :

  • Antara Mbah Cholil Baureno dan Bojonegoro. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
  • Konspirasi Yahudi dan Rungkadnya Dinasti Ba’alwi. Kontak pembelian dan bedah buku : 0812 6143 8585. Link resensi, klik.
Leave A Reply

Your email address will not be published.