Kelahiran Kita adalah Mujizat Adam yang Diwariskan
Berbahagialah manusia yang mengetahui hari lahirnya, dan ia bersyukur atas kelahirannya ke dunia. Tidak semua orang bisa mensyukuri hari kelahirannya, dan bahkan momentum memperingati hari lahir saja, menjadi polemik yang tiada habisnya.
Sebagian orang memaksakan pandangannya, mereka berani menyudutkan dan menganggap itu sebagai perbuatan mengada-ada, syirik, bid’ah, dan hal negatif lainnya, yang disematkan pada proses mengingat atau memperingati hari lahir tersebut.
Sehingga pada akhirnya, itu mempengaruhi pikiran banyak orang, membuat pengaruh yang buruk, memberi pemahaman-pemahaman yang dipaksakan ke sebagian yang lain, hingga pada titik yang diharapkan oleh mereka, kita akhirnya menganggap biasa hari dan bulan lahir kita !
Dengan demikian, hari lahir kita tak berdampak untuk kita sebagai bahan untuk berevaluasi diri, dan koreksi diri…dengan hadirnya dan semakin bertambahnya usia itu.
Ulang tahun merupakan momentum monumental, suatu proses semakin bertambahnya umur !
Ia bagaikan Porosnya bumi, yang menjadi sumbu, perputaran yang tetap.
Bagaikan Matahari yang dikelilingi planet yang mengitarinya.
Lalu apa yang kita dapatkan dari terus berprosesnya kita ?
Apa yang kita lakukan dari terus bertambahnya usia kita ?
Lalu bagaimana kita menyikapi terus bertambahnya umur setiap tahunnya ?
Itu seperti pertanyaan mendasar, yang ditujukan pada manusia yang memiliki kesadaran dari ia merayakan hari kelahirannya.
Manusia merupakan makhluk paling berbahagia, karena ia memiliki memori yang dicatatkan orang tuanya atas kelahiran dirinya.
Manusia zaman dahulu mencatatkan kelahirannya dengan menginggat suatu kejadian dari peristiwa alam yang besar, hingga ia tak tahu pasti tanggal, dan hari lahirnya.
Sehingga wajar peristiwa besar menjadi standar dalam membantu mengingat kelahiran itu, seperti halnya Kelahiran Nabi kita Muhammad SAW, yang dikenal dengan pendekatan peristiwa besar penyerangan raja Abrahah ke Mekkah yang di sebut tahun Gajah itu. Demikianlah dahulu setiap kelahiran diposisiskan dengan pendekatan peristiwa alam, atau peristiwa luarbiasa lainnya.
Maka bersyukurlah kita yang sudah tercatatkan tanggal lahir, dan hari lahir kita, sampai tercatatkan itu semua pada akta lahir yang disahkan pemerintahan.
Kelahiran merupakan suatu peristiwa besar, yang tidak bisa dianggap biasa, dan tak berdampak !
Hanya manusia berpikiran picik lah yang menganggap kelahiran kita tak harus diperingati, dan kita syukuri.
Kelahiran kita Itu merupakan rangkaian peristiwa ajaib, peristiwa besar, peristiwa luarbiasa, Mujizat Adam dan Hawa, yang diteruskan pada anak cucunya, sehingga Allah menjaga kita, dan memproseskan kita, dari awal setetes “Nutfah” yang hina, hingga menjadi jabang bayi yang mulia.
Ambil kebaikan dari memperingati hari lahir kita !
Lakukan hal-hal bermanfaat untuk memperingati kelahiran kita.
Jadikan momentum bertambahnya usia, sebagai momentun membangun kebaikan kita kedepannya.
Jadikan peristiwa hari lahir kita sebagai peristiwa besar dari anugrah Tuhan, yang memberi kesempatan pada kita untuk bisa berkiprah baik didalam Dunia ini.
Kelahiran setiap anak manusia, adalah proses berketurunannya anak cucu Adam untuk bisa memberi kebermanfaatan dirinya pada dunia, dan untuk itu, maka syukurilah dan rayakan hari kelahiran kita dengan bahagia dan penuh suka cita, dengan bersyukur dan tentunya mensyukuri nikmatNya yang telah kita rasakan selama ini.
Alhamdulillah.
Semoga bermanfaat.
Bambang Melga Suprayogi M.Sn