MENGKRITISI ARGUMEN MENJIJIKKAN KHILAFAH TAHRIRIYAH YUSANTO-IYAH
Betul, khilafah ajaran Islam. Makan, minum, buang hajat, kawin, mandi, tidur, jalan-jalan, ngopi, ngerujak, ngerokok, ngojek, bisnis, do’a, zikir, wiridan, suluk, shalat, puasa, sedekah, umrah, dan lain-lain juga ajaran Islam. Akan tetapi, apakah setiap ajaran Islam itu, wajib dikerjakan? Atau bagaimana? Nah, di sini perlu perincian, serinci-rincinya sehingga ditemukan tuntutan yang sebenarnya. Wajib-kah? Sunnah-kah? Mubah-kah? Makruh-kah? Atau haram-kah?
Kemudian ”Khilafah ajaran Islam” yang dimaksud MIY itu, khilafah yang mana? Khilafah Nabi Adam-kah, Nabi Daud-kah? Khilafah di masa Abu Bakar-kah? Umar-kah?Utsman-kah? Ali-kah? Hasan-kah? Umayyah-kah? Abbasiyah-kah? Usmaniyah-kah? Imamiyah Syi’ah-kah? Ahmadiyah-kah? ISIS-kah? Al-Qaedah-kah? Taliban-kah? NKRI-kah? Khilafatul Muslimin yang di Lampung-kah? Khilafah Mahdiyah-kah? Khilafah Yusanto-iyah? Khilafah Tahririyah-kah? Atau khilafah yang mana?
MIY punya kewajiban untuk menjawabnya, sebelum menyanggah kritikan pihak lain atas gerakan MIY dan kawan-kawannya, sehingga nyambung antara apa yang dikritik dengan sanggahannya.
Buku lain :