Ngopi Bareng Kang AMR : HIDUP JANGAN DIBIKIN REPOT
Ketika engkau sudah sampai di tujuan, ingatlah selalu pada banyak perantara, sarana, alat, jalan, kendaraan dan media yang engkau gunakan yang ikut berperan mengantarkanmu pada tujuanmu itu!
Demikianlah kata orang ‘bijak’ dari kaki gunung Puntang. 😀😆
Sadarilah sarana dan perantara itu sama pentingnya dengan tujuan. Karena tanpa sarana tujuan takkan tercapai. Sederhananya: tak ada sarana, tak ada tujuan.
Sarana dalam bahasa Qur’an disebut dengan wasilah (وسيلة). Perhatikan ayat berikut ini:
يا أيها الذين آمنوا ابتغوا إليه الوسيلة
“Hai orang-orang yang beriman, carilah wasilah menuju Allah.”
Allah adalah tujuan (الهى مقصودي), wasilah yang bisa mengantar kita kepada Allah adalah amal sholeh.
الا الذين آمنوا وعملوا الصالحات
Pada prinsipnya, apapun yang dilakukan oleh manusia itu mubah. Artinya mau mengerjakan silahkan, tidak mau juga tidak apa-apa.
Tapi apakah perbuatan yang semaumu itu pasti benar dan baik?
Di sini, ada patokan yang bisa dirujuk untuk menetapkan suatu perbuatan sebagai benar dan baik.
- Diperintahkan di dalam Qur’an-hadis.
- Dianggap baik dalam pandangan Akal.
- Dianggap baik dalam pandangan masyarakat umum.
Untuk no 2 dan no 3 ulama mensyaratkan: Sepanjang perbuatan itu sesuai dengan perintah umum Nash dan tidak bertentangan dengannya.
Sekedar contoh: perayaan hari ibu pada tanggal 22 Desember tak ada larangan dan tak ada perintah. Artinya: mau merayakan mangga tak maupun mangga. Yang penting, sampean tidak melarangan yang mau merayakan atau menyuruh yang tidak mau merayakan. Gitu aja kok repot.
Tapi, apakah perayaan itu bisa dibenarkan dan dianggap baik? Bisa, sepanjang cara perayaannya tidak bertentangan dengan Nash dan bisa dianggap baik sepanjang niat dan tujuan nya sesuai dengan perintah Nash.
Apakah mendapatkan pahala? So pasti jika dilakukan dengan cara benar dan baik.
انما أعمال بالنيات وانما لكل امرئ ما نوى.
Eit…tahan dulu! Jangan tanyakan berapa pahala yang didapat? Ana pusing.😆
Tapi, masak memuliakan ibu setahun sekali? Oh, ini kagak nyambung.
Sampean itu jangan suudzhon dulu. Sampean mesti tanya satu-satu, apakah kamu merayakan hari ibu setahun sekali atau setiap saat? Baru sampean mengambil kesimpulan. Goblok kok dipelihara😀🙏
Jadi, buat apa harus berlelah-lelah dan bercapai-capai untuk mengetahui suatu amal, apakah baik atau tidak, padahal Allah sudah perintahkan:
فاسألوا أهل الذكر ان كنتم لا تعلمون
“Tanya ulama kalau kalian tidak tahu”
Temui ulama, obrolin masalahmu, dengerin jawabannya. Jangan lupa bawa kopi! Ngopi bareng ulama, itu keasyikan yang tak terkira, biar ilmunya pada keluar. 😆😆😆😆
AMR
29/12/20
مفتاح السعادة