PELITA DARI BAKKAH
Zahro Diniyah – “Ada seseorang diantara hamba Allah yang diberi pilihan antara dunia ini atau pertemuan dengan-Nya, dan hamba tersebut memilih berjumpa dengan Tuhannya.” Saat beliau mengatakan itu, Abu Bakar menangis, karena dia tahu Nabi sedang berbicara tentang dirinya sendiri dan pilihan yang dimaksud adalah kematian.
Sebuah resensi sederhana dari buku yang kaya akan pesona berjudul “MUHAMMAD”.
Judul Buku : MUHAMMAD, Kisah Hidup Nabi Berdasarkan Sumber Klasik.
Judul Asli : MUHAMMAD , His Life Based on the Earliest Sources
Pengarang : Martin Lings ( Abu Bakr Siraj al-Din)
Penerjemah : Qamaruddin SF
Genre : Sejarah
ISBN : 979-3335-75-0
Penerbit : PT SERAMBI ILMU SEMESTA
Cetakan 1 : Rabiul Awal 1425 H / Mei 2004 M
Tebal buku : 551 halaman
Martin Lings, demikian sapaan akrab dari para penggemarnya, ialah sosok penguntai aksara yang pengetahuan nya menyegara. Meski segala seluk pengetahuan Islam dimulai dari salik nya sebagai seorang muallaf, tak mematahkan semangat untuk menggali kecintaan kepada Nabi hingga dia berjumpa dengan padang akhirat nan abadi.
Lahir dari keluarga penganut Protestan di Burnage, Lancashire, Inggris tahun 1909 dan masuk Islam di usia sekitar 31 tahun, Lings mendedikasikan seluruh ke-cendikia-annya dengan mengais ilmu di Oxford dan menjadi sarjana sastra Arab jebolan Universitas London.
Lings mulai memutuskan untuk menjadi mualaf setelah diminta untuk menggantikan posisi sahabatnya, Schuon, sebagai dosen di Universitas Kairo, pasca kepergian Schuon ke haribaan dari sebab kecelakaan.
Dengan banyak mempelajari bahasa Arab, hakikat Islam, dan ilmu-ilmu sufisme, hidayah dari yang Maha Pemurah datang menyelusup relung terdalam Lings hingga dia memutuskan untuk memeluk Islam dan mengganti namanya menjadi Abu Bakr Siraj al-Din.
Buku dengan Judul MUHAMMAD : His Life Based on the Earliest Sources, adalah karya nya yang telah mendunia dari sejak tahun 1983 dan berhasil diterjemahkan di berbagai negara termasuk Indonesia. Bukan semata-mata karena mengangkat Kisah perjalanan hidup Pelita Dunia, Muhammad SAW, namun juga sukses menelisik sejarah kenabian dari sisi klasik, yang dibungkus dengan alur nan epic lagi apik.
Sebelum benar-benar menyelami hikayat sang Nabi, pada judul pemula, pembaca akan diajak terlebih dahulu untuk menyusuri keunikan kisah Nabi Ibrahim sebagai nenek Moyang Nabi Muhammad itu sendiri. Pengenalan hikayat Ibrahim inilah yang kelak membuat pembaca tersadar bahwa untuk mengenal bangsa Arab, harus pula menyelami kabar seputar hilang nya sumur zamzam, hadir nya klan Quraisy Lembah, nadzar Abdul Muthallib yang hampir menumbalkan putra kesayangannya, Abdullah, hingga peristiwa balas dendam nya Gubernur Abyssinia ( Ethiopia ) bernama Abrahah.
Keelokan buku ini belum berhenti, masih banyak baris-baris kalimat bombastis yang terkadang membuat hati tiba-tiba meringis. Segala yang menyangkut Nabi terurai sudah seolah tak menyisakan sedikitpun celah untuk menyerah. Kisah rumah tangga, perjalanan dakwah, tragedi peperangan, hingga riwayat beberapa detik sebelum Nabi wafat pun tumpah ruah dalam larik-larik sempurna dan indah.
Bicara tentang kekurangan, sulit rasanya untuk bisa menyimpulkan kekurangan dari buku ini. Jikapun ada, hanya sekadar masalah rasa. Bagi orang yang lebih suka akan wacana yang singkat dan padat, mungkin buku ini akan dirasa terlalu gamblang hingga untuk menitinya memakan waktu yang sedikit panjang.
Untuk kelebihan, tentu tidak perlu banyak ditanya. Bahasa yang tertata rapi, alur yang sistematis, penyampaian sejarah yang begitu eksotis, membuat sastra hebat ini benar-benar memikat dan mudah sekali melekat.
***
Cianjur, malam 12 Rabi’ul Awwal 1445 H
Penulis : Zahro Diniyah