The news is by your side.

Satu Minggu, Tiga Kalimat Hebat

Oleh Aang Ahmad

  1. Kita berhutang besar kepada para ulama yang mendirikan Jam’iyyah NU,kita berhutang besar kepada Organisasi NU….Rois Syuriah PCNU Garut.
  2. NU nepi kapeujit peujitna“…KH.Abdul Fatah Ma’shum.
  3. Qod Khoroja an ridlo ii…Ketua Tanfidziyah / Pangersa sepuh Salaman

Pertama. Soal hutang besar kita kepada para ulama pendiri NU dan hutang besar kita terhadap organisasi NU.Ini adalah bentuk yang lahir dari “rasa rumasa”,yang tak mungkin ditulis satu persatu, hanya untuk ibarat kita ambil saja kata “seandainya”…seandainya dahulu para Ulama tidak tanggap akan perubahan baik dalam konteks beragama maupun bernegara,tidak “nyaah” kepada ummat, bakal jadi apa kita sekarang, dalam bernegara, mungkin kita masih harus berjibaku merebut kemerdekaan, tak memiliki tanah air,atau hanya jadi orang asing di negeri sendiri.

Dalam beragama…Masih beragama Islam dan beraqidah Aswaja masih mungkin,tapi kita mungkin tak akan pernah melihat kubur yang mulia Rosululloh,makam para auliya,dll karena semua itu akan terkikis oleh semakin besarnya pengaruh Wahabi.

Kedua. Soal NU nepi kapeujit peujitna,ini menceritakan pengalaman beliau dalam nenuntut ilmu,dari Krapyak, Lirboyo, hingga Tebu Ireng,sehingga beliau menasehati, hati-hati mendidik anak, jangan sampai tidak NU, jangan sampai jadi pengkhianat, jangan menyekolahkan atau memondokan anak di pesantren yang bukan NU.

Ketiga. Soal Qod khoroja ‘an ridloii. Sebelum Pangersa sepuh Salaman memberi sambutan pada acara Haul Almaghfurlah KH.Umar Bashri,sebenarnya ada juga kalimat hebat yang keluar dari Pangersa “Ceng Um um” yang juga tuqilan dari Pangersa sepuh bahwa seluruh dzuriyat Fauzan dan santrinya harus menjadi NU,kalau ingin bersama dari dunia hingga ke Akhirat,ini “nyambung”dengan kasauran Pangersa ketua Tanfdziyah yang menceritakan bagaimana Almarhum syaikhuna sepuh menitipkan keharusan menjadi NU sampai mengatakan,siapapun yang tidak menjadi NU (Am bima’na Khos) maka qod khoroja ‘an ridlo ii (sungguh telah keluar dari ridlo ku), naudzubillahi min dzalik.

Sungguh kita bisa memetik hikmah dari kalimat-kalimat hebat diatas, agar menjadi motivasi dalam berjuang,karena terkadang kita lupa dari betapa besar hutang kita kepada jam’iyyah ini,terkadang ada tang terlupa untuk tetap menjadikan NU nepi kapeujit peujitna,sehingga muncul NU rasa Wahabi,rasa FPI dll , terkadang kita lupa bahwa besarnya ridlo guru dalam ber-NU bergantung seberapa besar pengorbanan dan perjuangan kita dalam berorganisasi. Semoga Alloh Swt memuliakan mereka,dan mengumpulkan kita bersamanya….Aamiin…

Kopi dan udud itu seperti Aku dan Kamu….
(Tanfdiyah MWC NU Singajaya)
…..
Khusus di Singajaya, saya pernah bicara berdua dengan Alm Pangersa KH.Aceng misbahul Munir Cibogo.
“Gus….kade nitipi NU,ulah nepi kagaley ku faham jeung golongan sejen.”  Selamat berjuang

Buku lain :

  • Antara Mbah Cholil Baureno dan Bojonegoro. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
  • Konspirasi Yahudi dan Rungkadnya Dinasti Ba’alwi. Kontak pembelian dan bedah buku : 0812 6143 8585. Link resensi, klik.
Leave A Reply

Your email address will not be published.