AMBISI HTI DI ATAS AYAT KONSTITUSI DAN AYAT SUCI
Oleh Ayik Heriansyah, Pengurus LD PWNU Jabar – “Menggerakkan gunung dengan jari lebih mudah daripada menghilangkan hasrat nafsu yang telah kuat.”
Anggaplah resiko perjuangan, beberapa kader Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) harus kehilangan posisi jabatan fungsional di kampus tempat mereka mengajar karena terbukti mengadopsi dan memperjuangkan ideologi Khilafah Tahririyah. Di Kendari, seorang mahasiswa kader HTI dikeluarkan dari kampus.
Di Mojokerto, pengurus HTI Jawa Timur mendekam di penjara karena menyebarkan ujaran kebencian terhadap Banser di media sosial. Yang kini dalam proses hukum, dua kader HTI, Alimuddin Baharsyah dan Ahmad Khozinuddin, sebagai tersangka.
Hidup ada pilihan. Mau tetap istiqamah bersama HTI atau tidak, itu pilihan. Tidak seorang pun yang memaksa. Oleh sebab itu, semua resiko perjuangan menegakkan Khilafah Tahririyah menjadi tanggung jawab kader HTI sendiri. Jangan pernah menyalahkan siapa-siapa. Kalau pun, ada yang mau disalahkan, salahkan Amir Hizbut Tahrir, karena dialah yang punya gawe di balik semua aktivitas HTI.
Buku lain :