The news is by your side.

KH Ali Imron Pendiri Pondok Pesantren Al-Istiqomah Maruyung, Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung

Kali ini penulis berada di pondok pesantren Al -Istiqomah Maruyung, yang berjarak beberapa puluh meter dari pertigaan Maruyung Pacet, memasuki jalan kecil yang hanya bisa dilalui oleh satu kendaraan roda empat, dengan terlebih dahulu harus melewati perkampungan penduduk setempat, hingga setelah 100 meter lebih, maka akan sampailah kita pada Pesantren Al-Istiqomah ini, dengan alamat
Maruyung Kidul 04/02, Jl. Raya Pacet Km. 08 Ciparay Kabupaten Bandung.

Pondok Pesantren Al-Istiqomah Maruyung, Kecamatan Pacet, merupakan Pesantren yang bisa dikatakan Pesantren berkembang yang terkenal dan tersohor di wilayah kabupaten Bandung, bahkan Jawa barat.

Pondok Pesantren Al-Istiqomah ini didirikan oleh almaghfurlah KH Ali Imron pada tanggal 1 Muharram 1419, bertepatan dengan 28 April 1998. Tanggal tersebut terpilih dari hasil istikharahnya.

KH Ali Imron bin KH Muhammad Faqih, beliaunya merupakan Pengasuh Pondok Pesantren Baitul Arqom, Lemburawi, Kabupaten Bandung. Ia lahir pada Rabu 15 Oktober 1936, yang merupakan putra ke empat dari sembilan bersaudara dari pasangan mama KH. Muhammad Faqih dan Hj Maryamah.

Sebagai seorang pelanjut dari generasi KH Muhammad Faqih, ia mengabdikan dirinya di pesantren yang dirintis ayahanda tersebut, dan atas perannya yang luarbiasa besar, beliau berhasil merintis beberapa pengembangan pada Pesantren Baitul Arqom tersebut.

KH Ali Imron adalah tokoh pembaharu di dunia pendidikan, kiprahnya jika ia masih ada dan hidup di jaman sekarang, pastinya akan ia buktikan dengan membuat inovasi dibidang pendidikan yang tak biasa, dan mencengangkan.

Hal ini bisa kita telaah dari apa yang ia lakukan, dengan terus melakukan terobosan tak biasa pada masanya, hal yang tak lazim sebetulnya pada masa itu.

Yaa, KH Ali Imron, ia telah mampu menangkap gerak zaman, visionnya jauh melampaui pandangan manusia biasa pada masa itu, dengan pembuktian, ia terus berinovasi, hingga pada masanya, di tahun 1967, penulis anggap di tahun inilah, puncak dari prestasi, pemikiran, action yang revolusioner dari beliaunya.

Kita harus kagum pada pergerakannya, salut penulis akan kiprah beliaunya yang tak kecil, dan tak remeh, yang berhasil menunjukan kwalitas dirinya, tak sama dengan siapapun orang-orang se- kabupaten Bandung saat itu.

Karena gairahnya yang luar iasa, semangatnya yang membara, tahun 1967, ia berhasil mendirikan sekolah tinggi ilmu syari’ah Filial (kelas jauh) yang bekerjasama dengan IAIN Sunan Gunung Djati Bandung.

Hal ini bisa kita bayangkan, betapa brilyan dan sangat progresif inovasi putra daerah Pacet ini, untuk pengembangan dunia pendidikan di wilayahnya

Padahal bisa kita bayangkan, di tahun-tahun sekitar 1967, paradigma masyarakat setempat tentunya masih berpikir sangat sederhana, belum menyentuh, dan memikirkan hal yang jauh, apalagi berpikir untuk melanjutkan ke jenjang sekolah yang lebih tinggi setingkat S1, karena untuk jenjang masuk ke sekolah dasarpun, dimasa itu, pendidikan setingkat sekolah dasar ini, keberadaannya masih sulit bernafas, dan kesulitan mendapatkan peserta didik yang signifikan, ditambah lagi kesulitan lainnya, perlunya ruang kelas yang keberadaan fisiknya harus ada.

KH Ali Imron, patut jadi kebanggaan masyarakat kabupaten Bandung, yang jasanya, semangatnya, harus terus di ingat dan dipelihara, oleh para pelaku dunia pendidikan pesantren yang saat ini pun, masih banyak diantaranya, yang terus berkutat pada kesulitan mendapatkan legalitas izin formalitas untuk pesantrennya, sehingga hal tersebut menjadi kendala dalam penyaluran bantuan pengembangan yang dilakukan oleh pemerintah.

Yaa… ke berhasilannya mendirikan sekolah tinggi ilmu syari’ah Filial (kelas jauh) yang bekerjasama dengan IAIN Sunan Gunung Djati ini, merupakan hal brilyan, sangat progresif dari inovasi putra daerah Pacet ini, khususnya untuk pengembangan dunia pendidikan di wilayahnya saat itu, alhamdulillah.

Karakter KH Ali Imron

KH Ali Imron sebagai seorang tokoh pendidik, figur ulama, dan tokoh masyarakat, tentunya sangat dikenal keberadaannya. Beliaunya banyak disebutkan oleh para kolega, santri, dan tokoh masyarakat setempat, sebagai seorang yang memiliki karakter santun, lembut, ramah, murah senyum, familiar, tegas, berperinsip, pemberani, humoris, bijaksana, dan tentunya seorang pemikir hebat.

KH Ali Imron, Ia juga merupakan Kiai yang sangat suka membangun hubungan baik dengan banyak tokoh lintas agama, ini menyiratkan tentunya ia sebagai sosok yang dipenuhi keberkahan dengan semangat keterbukaan, rasa cinta pada sesama, dan juga toleransi.

Hal ini di tegaskan oleh Kiai Maman Imanulhaq yang sekarang sudah menjadi tokoh politik nasional, yang dahulunya ia adalah santrinya KH Ali Imron saat di Pesantren Baitul Arqom, Kiai Maman berbicara tentang sosok KH Ali Imron, Kyai Maman mengutip pembicaraan Gus Dur, mengenainya. Gus Dur, pernah mengatakan kepadanya : “..Kyai Maman, ada seorang Ulama besar di daerah Bandung, yang mumpuni keilmuanya, tapi tetap tawadhu’ dan tidak pernah mau menonjolkan diri, dan tidak haus kekuasaan, beliau adalah KH Ali Imron dari Lemburawi..” Yaa seperti itulah karakter KH Ali Imron yang sampai Gus Dur pun mengenali karakternya.

Amalannya

Amalan KH Ali Imron sama seperti ayahnya senang berlama-lama di Masjid ketika selesai waktu sholat subuh, dan baru pergi setelah mengerjakan sholat dhuha, Dzikir dan sholat malam telah menjadi bagian dalam hidupnya. Menyayangi para santrinya dan memberi penganyoman telah menjadikannya Kiai panutan yang di sayang para santri semuanya.

Riwayat Pendidikan

Selepas mengenyam pendidikan di SR (Sekolah Rakyat) di Leuburawi, Ciparay, pada tahun 1948, beliaunya meneruskan sekolah serta mondok di Pondok Pesantren Gunung Puyuh, Sukabumi selama 3 tahun, dan mengikuti pesantren kilat (pasaran) dan meneruskan pengembaraan menambah ilmunya, dengan belajar ke Pondok Pesantren Al-Islamiyah Menes Pandeglang Banten.

Penulis berada di pesantren Al Istiqomah saat pelantikan lembaga LTNNU dan Lesbumi PCNU kabupaten Bandung

Tahun 1951-1952, ia pernah tercatat sebagai salah satu mahasiswa di Akademi Bahasa Asing di Cikini Raya, Jakarta Pusat. Kemudian pada tahun 1952-1963 kembali menjadi santri salah satu pesantren yang sangat terkenal di Jawa Barat, yaitu Pondok Pesantren Cintawana, Singaparna, Sumber: jabar.nu.or.id

Pendirian Pondok Pesantren Al Istiqomah
Tahun 1998 tepatnya 28 April, KH Ali Imron mendirikan Pondok Pesantren Al-Istiqomah, Ciparay.

Pengalaman berorganisasi nya :

  • Ketua PAC GP Ansor Kecamatan Pacet (1976).
  • Ketua MWC NU Kecamatan Pacet (1970).
  • Pengurus Cabang NU Kabupaten Bandung (1972).
  • Katib Syuriah PCNU Kabupaten Bandung (1979).
  • Katib Syuriah PWNU Jawa Barat (1982).
  • Rois Syuriah NU Kabupaten Bandung (1989-1999).
  • Wakil Rois Syuriah NU Jawa Barat (1991-2001).
  • Mustasysar NU Kabupaten Bandung (1999-2004).
  • Ketua MUI Kabupaten Bandung (1991-1995).
  • Duta BKKBN dari Indonesia bersama lima kyai ke lima negara di Timur Tengah [Tunisia, Yordania, Mesir, Saudi Arabia dan Maroko] dan kunjungan ke dua negara Eropa [Italia, Belanda] (1991). Mutasysar PWNU Jawa Barat (2001-2006).  (Sumber: jabar.nu.or.id)

Banyak kiprah yang telah ia torehkan sebagai bukti dari kebermanfaat dirinya, untuk agama, bangsa dan negara, serta daerahnya tercinta Lemburawi, hingga pada hari senin, 28 Rabiul Tsani 1426 H, tepatnya tanggal 6 juni 2005. KH Ali Imron telah menuntaskan tugasnya, beliaunya telah berpulang ke Rahmatullah pada pukul 16.30 WIB.

Buku lain :

  • Antara Mbah Cholil Baureno dan Bojonegoro. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
  • Konspirasi Yahudi dan Rungkadnya Dinasti Ba’alwi. Kontak pembelian dan bedah buku : 0812 6143 8585. Link resensi, klik.
Leave A Reply

Your email address will not be published.