NU Produktif, Progresif & Masif
Kehadiran Lembaga Ma’arif, RMI dan banom Pergunu yang diketuai oleh Ust. Entis, S.Pd.I harus dapat mampu merancang, merumuskan dan menjawab problem pendidikan yang ada di Cibiuk pada khususnya dengan kinerja yang produktif, progresif dan masif. Tidak lupa juga hasil dari perumusan program kerja tersebut fokus terhadap pengutan pendidikan non formal di tingkat pesantren menguatkan dan melestarikan budaya salafiyah pesantren yang disinergiskan dengan kontek sekarang dimana lembaga tersebut tidak hany terfokus pada penguatan kognitif terkait dengan pemahaman kitab kuning akan tetapi dalam penguatan aspek moralitas dan spiritualitas menjadi prioritas utama dalam pengutan SDM.
Sehingga dengan SDM yang mumpuni itu dapat menepis semua penyimpangan ideologisasi yang kini merajalela di kalangan masyarakat dengan masif. Pendampingan terhadap masyarakat terkait dengan doktrinasi penguatan Ke-NU an dan Kebangsaan menjadi ruh dalam menyatukan dan menumbuhkan semangan keislaman dan nasionalisme pendampingan tersebut berupa kunjungan dan silaturahmi terhadap majlis taklim, pelatihan wawasan Ke-NU an dan Kebangsaan minimal 2 kali dalam setahun itu yang menjadi pondasai dalam menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap ke-NU an sehingga masayarakat sadar akan pentingnya kehadiran NU dan Pesantren sebagai pendidikan non formal.
Apalagi saat ini pesantren menjadi pendidikan yang setara denga pendidikan formal setelah di sahkannya RUU Pesantren, ini merupakan jasa dari para founding fathers NU kita sebelumnya. Karena pada dasarnya bahwa pola pendidikan itu tidak terlepas dari apa yang telah dimotori oleh haratus syekh K.H. Hasyim asy’ari pada era pendjajahan. Apabila kita rumut dari aspek historis terkait dalam aspek pendidikan, Nahdlatul Ulama (NU) jauh sebelum kelahirannya telah memberikan jasa dan kontribusi yang besar dalam pembangunan pendidikan Bangsa melaui pendidikan kepesantrenan seperti halnya yang dilakukan oleh Sunan Ampel pada sekkitar abad ke 14 telah mendirikan pesantren Ampel itu awal penerapan pendidikan sehigga penerapan pendidikan beliau diaktualisasikan oleh Hadratus Syekh K.H. Hasyim As’ari dan K.H. Wahab Hasbulah dalam membangun sebuah sarana pendidikan yang dinamai dengan Pendidikan Nahdlatul Madrasah pada awal abad ke 19 M. Ini merupakan pendekatan pendidikan formal dalam penguatan pendidikan penduduk Indonesia pada umumnya sehingga dapat menulis dan membaca sesuai dengan kebutuhan dan kontek pada saat penjajahan.
Buku lain :