Ada Perang di Bulan Zulhijah ?
Mustofa Ahmad – Bulan Zulhijah adalah bulan ke-12 dalam kalender Hijriyah setelah Zulqo’dah. Bulan Zulhijah termasuk salah satu dari empat bulan yang di muliakan oleh Allah SWT. Yaitu, Zulqo’dah, Zulhijah, Muharram, dan Rajab.
Mendengar kata bulan Zulhijah, pasti pikiran kita akan langsung mengarah kepada ibadah haji. Padahal, banyak sekali keutamaan yang ada di bulan Zulhijah. Salah satunya adalah salat idul adha. Dalam idul adha sendiri, ada hari raya qurban yang sangat ditunggu-tunggu kehadirannya oleh umat muslim sedunia.
Di bulan Zulhijah pula, umat muslim dilarang oleh Allah untuk berperang, kecuali untuk membela diri. Hal tersebut seperti yang tertera di Al-Qur’an S. At-taubah : 36
إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ ۚ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ
“Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, dan perangilah kaum musyrikin semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang takwa.”
Maka, ketika umat muslim itu berperang di bulan Zulhijah, berarti mereka sedang dalam keadaan mendesak. Seperti kisah perang sawiq yang terjadi di bulan Zulhijah. Perang ini disebabkan oleh kerusuhan kaum quraisy di Madinah. Mereka datang secara tiba-tiba ke Madinah dan membuat kerusuhan disana.
Hingga sampailah berita ini ke telinga Nabi. Akhirnya Nabi pun memerintahkan pasukan muslim untuk mengejar kaum quraisy. Tetapi, karena mereka mengetahui kabar pengejaran ini, mereka terlebih dahulu melarikan diri, sehingga tidak ada kaum quraisy yang tertangkap.
Sebenarnya kisah di atas tidak sampai terjadi pertumpahan darah. Karena Nabi membiarkan kaum quraisy kabur dan meninggalkan harta rampasan berupa gandum. Karena sebelum mereka kabur, mereka meninggalkan bekal peperangan berupa gandum, agar tidak terlalu berat saat melarikn diri.
Kisah di atas mengingatkan saya tentang sebuah kaedah fikih yang berbunyi,
الضرر يزال
Yang artinya : “ bahaya itu dihilangkan”
kaedah di atas menjelaskan tentang keharusan kita untuk menghilangkan bahaya. Sisi bahayanya adalah ketika perang itu tidak dilakukan, hal tersebut akan mengancam kesejahteraan kota madinah, juga akan ada banyak orang tak bersalah mati di tangan kaum quraisy. Sehingga, mau nggak mau Nabi pun harus memerintahkan untuk berperang.
Begitu juga kita di zaman sekarang, ketika ada akidah yang di selewengkan, jangan diam saja. Bisa saja hal tersebut lebih membahayakan daripada kerusuhan yang terjadi di zaman dahulu. Tetapi jangan kita balas mereka dengan pukulan. Kita bisa membalas mereka dengan pola pikir, ideologi yang benar. Teman saya berkata: “wong pinter iku akeh, tapi seng bener iku mek tithik.” Banyak orang pintar, tapi hanya sedikit orang baik.