The news is by your side.

Pahlawan Nasional dari Lampung

Resensi Buku Jejak Perjuangan K.H. Ahmad Hanafiah Karya Wahyu Iryana

Oleh: Mulyanah, S. Psi.

Penulis Pegawai Kantor Wilayah Provinsi Jawa Barat.

Judul: Jejak Perjuangan K.H. Ahmad Hanafiah
Penulis: Wahyu Iryana
Penerbit: Media Cendekia Muslim
Tahun Terbit: 2025
Jumlah Halaman: xii + 120 halaman
ISBN: 978-623-456-789-0
Harga: Rp85.000
Pemesanan buku: +6282116825185 (Sandi)

Di tengah arus besar historiografi nasional yang kerap menampilkan kota-kota besar sebagai pusat peristiwa, karya Jejak Perjuangan K.H. Ahmad Hanafiah yang ditulis Dr. H. Wahyu Iryana menghadirkan satu pintu masuk baru: sejarah perjuangan dari tanah Lampung. Buku ini tidak hanya memperkenalkan K.H. Ahmad Hanafiah sebagai seorang tokoh lokal, melainkan menempatkannya secara layak dalam panggung perjuangan nasional. Walau didesain untuk para pemula, anak anak, remaja sampai anak sekolah menengah atas buku ini sangat komprehensif.

Disusun berdasarkan penelitian lapangan yang luas, studi pustaka yang mendalam, dan penggalian dokumen sejarah primer, buku ini membuktikan kualitas akademisnya sejak halaman pertama. Dr. H. Wahyu Iryana yang juga merupakan Sekretaris Tim Pengusul Gelar Pahlawan Nasional untuk K.H. Ahmad Hanafiah tidak hanya menghadirkan data, tetapi juga menghidupkan kembali suasana zaman dengan bahasa yang mengalir dan penuh empati.

Buku ini dibuka dengan pengantar tentang pentingnya merekonstruksi peran ulama dan pesantren dalam perjuangan kemerdekaan. Dari situ, pembaca dibawa menyusuri perjalanan hidup Ahmad Hanafiah: masa kecilnya di Sukadana, pendidikannya di Jamiatul Khair Jakarta, perantauannya ke Malaka dan Mekah, hingga kiprahnya dalam perlawanan terhadap Belanda.

Melalui 120 halaman yang padat namun nyaman dibaca, Dr. H. Wahyu Iryana membangun sebuah narasi bahwa perjuangan bangsa ini tidak mungkin lepas dari peran kiai-kiai desa yang mendidik generasi muda, membangun jaringan keilmuan lintas batas, dan terlibat langsung dalam perang mempertahankan republik. Ahmad Hanafiah tampil bukan sekadar sebagai ulama pengajar, tetapi sebagai aktor sejarah yang dengan ikhlas berkorban demi tanah air.

Metode penulisan menggabungkan pendekatan sejarah lisan dengan dokumentasi tertulis. Penulis merujuk pada arsip-arsip resmi, catatan keluarga, serta wawancara dengan saksi sejarah. Keunggulan ini membuat buku ini memiliki bobot ilmiah yang kuat, namun tetap bisa dinikmati sebagai bacaan populer. Pembaca tidak hanya menerima informasi, tetapi diajak mengalami ketegangan, pengharapan, dan tragedi yang dialami tokoh utama.

Poin istimewa lain dari buku ini adalah keberanian Dr. H. Wahyu Iryana untuk tidak memisahkan perjuangan Ahmad Hanafiah dari konteks geopolitik lokal. Ia menempatkan Lampung dan Sumatera Selatan sebagai daerah yang aktif, bukan sekadar pelengkap dalam sejarah nasional. Penjelasan tentang dinamika pesantren, hubungan ulama dan masyarakat, serta resistensi terhadap kolonialisme memberi napas panjang dalam pembacaan buku ini.

Buku ini juga memperlihatkan betapa luasnya jaringan intelektual ulama Nusantara. Ahmad Hanafiah, meski berasal dari sebuah kota kecil, mampu membangun koneksi dengan pusat-pusat Islam di Jakarta, Malaka, dan Mekah. Jaringan ini bukan hanya berfungsi sebagai jalur transmisi ilmu, tetapi juga sebagai rute perlawanan ideologis dan politis terhadap penjajahan.

Penggambaran tentang Agresi Militer Belanda II, terutama bagian tentang syahidnya Ahmad Hanafiah di Sungai Ogan, ditulis dengan sangat berkesan. Tanpa dramatisasi berlebihan, penulis berhasil membangun suasana tragis dan heroik secara bersamaan. Pembaca diajak menghayati bahwa kemerdekaan bukan diperoleh dengan mudah, melainkan ditebus dengan darah para pejuang yang kini banyak dilupakan.

Secara teknis, buku ini sangat baik. Layout bersih, ilustrasi dokumentasi sejarah ditampilkan proporsional, serta font yang nyaman untuk pembaca serius. Kehadiran daftar pustaka yang rapi serta lampiran-lampiran penting di bagian akhir menambah nilai akademik buku ini.

Dengan harga Rp85.000, buku setebal 120 halaman ini merupakan investasi intelektual dan emosional yang layak. Ia mengajarkan pembaca tentang pentingnya mengenang jasa orang-orang kecil yang kontribusinya membangun republik ini. Ia mengajarkan tentang cinta tanah air dari lorong-lorong pesantren, dari kebun-kebun karet di pedalaman, dari suara-suara sunyi yang selama ini tidak terdengar dalam buku sejarah.

Karya ini juga menunjukkan keberhasilan tim yang dipimpin Dr. H. Wahyu Iryana dalam memperjuangkan pengakuan negara kepada K.H. Ahmad Hanafiah sebagai Pahlawan Nasional. Bukan sekadar mengarsipkan data, Wahyu dan timnya bekerja bertahun-tahun mendokumentasikan, menulis, dan memperjuangkan hingga akhirnya nama Ahmad Hanafiah ditetapkan secara resmi. Dengan demikian, buku ini bukan hanya catatan masa lalu, tetapi juga bukti nyata kerja keras generasi kini untuk menghormati masa lalu.

Sebagai karya sejarah, Jejak Perjuangan K.H. Ahmad Hanafiah mengingatkan kita bahwa di balik gemerlap peristiwa besar, ada banyak sosok yang rela mengorbankan segalanya, bahkan nyawanya, demi kemerdekaan bangsa. Sebagai karya sastra sejarah, buku ini mengalir dengan keindahan naratif yang menghidupkan kembali sebuah masa yang nyaris terlupakan.

Membaca buku ini adalah membaca kembali akar kita sebagai bangsa. Ia mengajak kita untuk melihat bahwa Republik Indonesia dibangun bukan hanya oleh para jenderal dan politikus, tetapi juga oleh para kiai, guru-guru kecil, dan pejuang-pejuang sunyi di sudut-sudut kampung.

Melalui buku ini, Dr. H. Wahyu Iryana telah menunaikan tugas intelektual dan moralnya: menghidupkan kembali jejak seorang ulama besar Lampung untuk menjadi bagian dari kesadaran nasional kita. Dengan penuh keyakinan, buku ini layak dibaca, didiskusikan, dan dijadikan inspirasi.

Baca juga resensi buku lainnya :

  • Terbelit Dalam Kubus Tanpa Batas. Kontak pembelian : 0895-2851-2664. Link resensi, klik.
  • Jejak Perjuangan K.H. Ahmad Hanafiah. Kontak pembelian : 0821 1682 5185 (Sandi). Link resensi, klik.
  • Gerakan Syiah di Nusantara: Anasir Berimbang Sejarawan Muda. Kontak pembelian : 0852 9477 2060 (Jabar). Link resensi, klik.
  • Sejarah Pergerakan Nasional. Kontak pembelian : 0852 9477 2060 (Jabar). Link resensi, klik.
  • Historiografi Islam dan Momi Kyoosyutu. Kontak pembelian : 0852 9477 2060 (Jabar). Link resensi, klik.
  • Jalan Sunyi dan Rambut Gimbal : Sebuah Interpretasi atas Kehidupan Gus Qomari. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
  • Antara Mbah Cholil Baureno dan Bojonegoro. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
  • Konspirasi Yahudi dan Rungkadnya Dinasti Ba’alwi. Kontak pembelian dan bedah buku : 0812 6143 8585. Link resensi, klik.
Leave A Reply

Your email address will not be published.