Agama, Akal, dan Perubahan Jaman.
Kehidupan sosial inilah yang menjadi hak wilayah manusia untuk di urusnya. Tuhan telah mendelegasikan kekuasaan kepada manusia ( QS. 2 :30 ). Dalam hal-hal tertentu, Tuhan tidak mencampurinya. Setiap kebaikan dan kerusakan, telah sepenuhnya tanggung jawab dan resiko manusia itu sendiri.
Pada awalnya manusia tidak mempunyai agama. Allah pun tidak tergesa-gesa menurunkan syareat. Allah menurunkan syareat, dalam pengertian lengkap. Dimulai pada Nabi Ibrahiem AS. Oleh karena itu, para ahli antropologi agama menyebut agama-agama yang ada sekarang sebagai agama keturunan Ibrahiem ( Ibrahiemic religious ).
Manusia mempelajari alam pada awalnya secara otodidak, dan menemukan proses-proses alam yang tidak dikuasainya, diluar batas kemampuannya. Proses-proses itu membawa kepada konklusi, bahwa ada kekuatan di luar dirinya dan alam yang mengendalikan semua kejadian yang terjadi. Manusia kemudian meng-asosiasikan kepercayaannya tersebut kepada kekuatan alam sendiri dan roh-roh yang gaib. Lahirlah kemudian agama primitif, animisme dan dinamisme. Kemudian kepercayaan itu mengalami evolusi yang panjang, sebelum agama diturunkan, menjadi polyteisme, dan puncaknya adalah monoteisme.
Buku lain :