Akar Fundamentalisme Islam Kontemporer
Maryam Nurhalimah, dkk – Akar fundamentalisme Islam kontemporer memiliki pola dasar yang mempelopori gerakan – gerakan fundamentalisme kontemporer dibanyak bagian wilayah Islam, yaitu didirikannya Al Ikhwan Al Muslimun pada tahun 1928 yang dipelopori oleh salah satu tokoh fundamental, Hasan Al-Banna. Dalam mendirikannya, Al-Banna merumuskan idelogi Al Ikhwan Al Muslimun yang menekankan kemampuan Islam sebagai ideologi yang total dan komprehensif.
Dalam penerapannya, Al Ikhwan Al Muslimun memiliki program yang didasarkan pada tiga pandangan dasar, yaitu ; Pertama, Islam adalah sistem komprehensif yang mampu berkembang sendiri (Mutakamil Bidzatihi). Ia merupakan jalan mutlak kehidupan dalam seluruh aspeknya. Kedua, Islam memancar dari sumber fundamental, yakni Al-Qur’an dan Hadist. Ketiga, Islam berlaku untuk segala waktu dan tempat.
Berdasarkan pandangan tersebut diatas, Al Ikhwan Al Muslimun memiliki dua program utama yakni ; 1) Internasionalisasi organisasi, guna membebaskan seluruh wilayah muslimin dari kekuasaan dan pengaruh asing; 2) Membangun wilayah muslimin yang telah dibebaskan pemerintahan Islam secara keseluruhan. Untuk mencapai tujuannya itu, Al Ikhwan Al Muslimun membentuk organisasi rahasia khusus yang menganut disiplin ketat dan militan.
Al Ikhwan Al Muslimun menemukan bentuk sempurna sebagai organisasi fundamentalis pada periode kebangkitan Sayyid Quthb ke garis depan Al Ikhwan Al Muslimun. Quthb memperkenalkan konsep “Jahiliah Modern” yakni modernitas sebagai ‘barbaritas baru’. Ia menyebutkan bahwa jahiliah modern adalah situasi dimana nilai fundamental yang diturunkan Tuhan kepada manusia diganti dengan artificial (kepalsuan) hawa nafsu duniawi.
Konsep “Jahiliah Modern” pertama kali dikembangkan oleh Al-Mawdudi pada tahun 1939. Abu Al A’la Al-Mawdudi merupakan tokoh fundamentalis dan pendiri organisasi Jamaati Islami, di anak benua India. Ia merupakan tokoh pemikir muslim pertama yang dengan tegas mengutuk modernitas dan ketidaksesuaiannya dengan dan bahayanya terhadap Islam.
Dari pengalaman organisasi fundamental Al Ikhwan Al Muslimun diatas, telah menunjukkan terjadinya evolusi radikalisme gerakan fundamentalisme Islam. Hal ini dipengaruhi oleh kepemimpinan organisasi itu sendiri, watak rezim penguasa, dan perkembangan pada tingkat dunia Islam. Fundamentalisme Islam makin berkembang di banyak wilayah dunia Islam. Bercermin dari sejarah tersebut, fundamentalisme yang ekstrem dan militan, sepanjang sejarah tidak pernah berhasil dengan aksi radikal dan jihadis mereka.