The news is by your side.

Apakah Kita Sudah Ajarkan Kepada Keluarga, Bahwa Kematian Itu indah

Apakah Kita Sudah Ajarkan Kepada Keluarga, Bahwa Kematian Itu indah | NU Online LTN Nahdlatul Ulama Jawa Barat
Pengajian Mingguan Muslimat NU bersama Ust. H. Abdul Hadi Hasan, Lc ( WaSek LTMNU Kab. Bogor ) di Yayasan Al Ittihadul Islami, Citayam, Kab. Bogor.

Kematian sebuah kata dan peristiwa yang selalu ditakuti oleh manusia secara umum, dilain pihak ada orang-orang shaleh yang sangat merindukan tibanya ajal atau kematian.

Orang yang merindukan kematian adalah orang-orang beriman, orang yang selalu berbuat kebajikan dan yang mengetahui keindahan Alam Akhirat, orang yang mengetahui indahnya Drajat yang diraih oleh para Syuhada, orang yang mengetahui firman Allah SWT terkait surga

وَبَشِّرِ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۖ كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا مِن ثَمَرَةٍ رِّزْقًا ۙ قَالُوا هَٰذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِن قَبْلُ ۖ وَأُتُوا بِهِ مُتَشَابِهًا ۖ وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُّطَهَّرَةٌ ۖ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang beriman dan berbuat kebajikan, bahwa untuk mereka ( disediakan) surga-surga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai. Setiap kali mereka diberi rezeki buah-buahan dari surga, mereka berkata, ” Inilah rezeki yang diberikan kepada kami dahulu.” Mereka telah diberi (buah-buahan) yang serupa. Dan disana mereka ( memperoleh ) pasangan-pasangan yang suci. Mereka kekal di dalamnya. ( QS. Al Baqarah [2]:25).

Kita sebagai pengikut Nabi Muhammad Saw hendaknya selalu mengajarkan keluarga kita agar tidak takut terhadap kematian, sepantasnya kita mengkaji hakikat indahnya kematian dari Rasul Saw, dari keluarganya dan para Sahabatnya ra. Jejak sejarah yang dicatat oleh sejarawan di berbagai ribuan jilid kitab patut dicermati, direnungi agar kita dapat menggali hikmah perjuangan mereka dengan mudah, dan kita yakin seluruh amalan yang dicontohkan mereka dapat membawa kita kepada kesempurnaan dan kebahagiaan.

Terkait kematian, kita pasti ingat, bahwa Allah SWT berfirman

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ ۗ وَإِنَّمَا تُوَفَّوْنَ أُجُورَكُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۖ فَمَن زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ ۗ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

Setiap yang bernyawa akan merasakan kematian. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu. Barang siapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukan ke dalam surga, sungguh, dia memperoleh kemenangan. Kehidupan dunia hanyalah kesenangan yang memperdaya. ( QS. Ali Imran [3]:185).

Dalam kajian yang dipaparkan oleh Ust. H. Abdul Hadi Hasan, Lc kita akan mengetahui bagaimana Rasul Saw mendidik keluarganya dan para sahabatnya dalam menjalani hidup dengan baik dan menyambut indahnya kematian.

Rasul Saw dalam sebuah hadisnya bersabda:

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ كان رسولُ اللهِ -صلَّى اللهُ عليه وسلَّم- يُكثِرُ أنْ يقولَ: أكثِروا مِن ذِكْرِ هاذمِ اللَّذَّاتِ

Perbanyaklah menyebut pemutus segala kelezatan ( yaitu, kematian).

Orang yang cinta kepada Rasul Saw, cinta kepada keluarga dan kepada para Sahabatnya ra pasti akan mengikuti dan mengamalkan hadis diatas. Anjuran memperbanyak menyebut kematian akan membuat kita terputus dengan daya khayal dan menjauhkan kita dari berangan-angan, kita akan menjadi hamba Allah SWT yang bergerak dengan penuh kesalehan jasmani dan rohani.

Allah berfirman,

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَىٰ ۚ وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ

” …Bawalah bekal, karena sesungguhnya sebaik-baiknya bekal adalah ketakwaan, maka bertakwalah kepada-Ku, wahai orang-orang yang berakal.” ( Al Baqarah [2]:197).

Teringat kisah Putri Rasul Saw yang bernama Siti Fatimah Az-Zahra, beliau dahulu begitu sedih mendengar Ayahandanya akan wafat. Kesedihan itu seketika hilang karena Rasul Saw membisikan kabar kepada putrinya, ” Wahai, Fatimah putriku, setelah Aku wafat kamu adalah orang yang tercepat menyusulku.” Siti Fatimah sontak menunjukan raut ekspresi bahagia karena kabar indahnya kematian yang disampaikan ayahandanya dan menyakini kelak jika wafat, akan menuai Drajat tinggi di sisi Allah SWT serta bersua kembali dengan Ayahandanya.

Tak heran Beliau menghabiskan waktu sisa hidupnya untuk mendidik anaknya sesuai ajaran Allah SWT dan Rasul Saw. Beliau begitu rajin membaca Al Qur’an bahkan sejarawan mengatakan, kematian menghampirinya ketika beliau sibuk membaca Al Quran.

Dari cerita terakhir, kita dapat memahami bahwa mengajarkan hakikat hidup dan keyakinan terhadap adanya Akhirat kepada keluarga dan anak, akan membuat hidup kita nyaman dan damai. Untuk menstabilkan arah hidup kita dan menjadikan diri kita rindu akan indahnya kematian, maka jangan pernah memutuskan ikatan emosional dan ikatan ilmiah dengan para Ulama yang silsilah keilmuannya jelas, bilkhusus Kyai-kyai Nahdlatul Ulama. Mereka yang akan selalu membimbing kita hingga meraih kematian dalam Husnul Khatimah. Amin ya Rabb Al Alamin

Leave A Reply

Your email address will not be published.