Jejak Pesantren Tatar Sunda Pra Kemerdekaan : Kabupaten Subang
Di Kabupaten subang, pesantren yang tergolong tua adalah Pesantren Pagelaran yang didirikan tahun 1920 oleh K. H. Muhyidin. Pada awal pendiriannnya, Pesantren Pagelaran semula atas permintaaan Bupati Sumedang berada di daerah Cimalaka Sumedang, namun dalam perjalanannnya seiring dengan perkembangan yang ada, kemudian dengan banyaknya di antara santri- santrinya yang notabene selain berasal dari Sumedang juga banyak yang berasal dari daerah Subang dan Purwakarta maka berkembanglah cabang-cabangnya di sekitar daerah tersebut hingga terdapat Pesantren Pagelaran 1 sampai 8.
Dalam perjuangannnya membesarkan Pesantren Pagelaran K.H. Muhyidin banyak dibantu oleh santri-santrinya yang sebenarnya layak disebut kiyai karena sebelum belajar kepada K. H. Muhyidin mereka umumnya pernah mesantren di pesantren lain. Tercatat di antara santri-santrinya itu adalah K. H. Ahmad Zarkasyi, Ajengan Muslim dari Pasanggrahan, Ajengan Bar’i dari Sindanglaya, K. H. Raden Shaleh dari Cisalak, Mualim Toha, Ajengan Fatah dan Ustad Dawam dari Sumedang. Di antara mereka kemudian banyak berperan di dalam menyampaikan dakwah Islam dan mendirikan pesantren di daerah masing- masing.
Kehadiran Pesantren Pagelaran banyak membawa perubahan terhadap kehidupan masyarakat. Sebagai contoh, daerah Cisalak Subang sebelum berdirinya Pesantren Pagelaran terkenal sebagai “daerah hitam”. Daerah ini merupakan daerah yang menjadi tempat berkembangnya praktik-praktik kemusyrikan. Selain itu, daerah ini pernah menjadi daerah basis komunis. Namun dengan berjalannnya waktu setelah berdirinya Pesantren Pagelaran, daerah Cisalak saat ini telah menjadi salah satu daerah daerah agamis di Kabupaten Subang.
Pada masa revolusi kemerdekaan, K. H. Muhyidin selain aktif membina dan mengelola Pesantren Pagelaran ia pernah aktif dalam ketentaraan Hizbullah sebagai pimpinan. Selain itu, ia telah berperan dalam perjuangan menentang agresi militer I dan II yang dilakukan Belanda. Begitu juga pada masa munculnya gerakan Darul Islam ia pernah aktif dalam menyukseskan kegiatan operasi pagar betis di Kecamatan Cisalak. Setelah K. H. Muhyidin meninggal dunia, perannya di Pesantren Pagelaran kemudian dilanjutkan oleh K. H. Oom Abdul Qoyim Muhyidin dan K. H. Dandi Sobron Muhyidin.