The news is by your side.

Mendesak, Sistem Deteksi Dini Penanganan Kekerasan dan Intoleransi

Siaran Pers Wahid Foundation
PERLUNYA TERAPKAN SISTEM DETEKSI DINI PENANGANAN KEKERASAN DAN INTOLERANSI

Dalam beberapa hari, setidaknya dua kasus intimidasi dan kekerasan dialami tokoh agama. Minggu pagi ( 10/2), seorang lelaki menyerang beberapa jemaat dan seorang pendeta di Gereja Santa Lidwina Sleman Yogyakarta. Sabtu (9/2), sebuah video penolakan seorang biksu di Legok Tangerang, Banten, menyebar massal di media sosial. Biksu itu bernama Mulyanto Nurhalim. Oleh sebagian warga ia dituduh menyalahgunakan tempat tinggal dengan menggelar bakti sosial. Akhir Januari, KH Umar Basri, Pengasuh Pesantren Al Hidayah, Cicalengka, Jawa Barat, mengalami penganiayaan dari seorang lelaki paruh baya.

Menyikapi sejumlah peristiwa ini, Wahid Foundation (WF) menyatakan sikap sebagai berikut:

  1. Mengutuk setiap tindakan kekerasan dan intimidasi kepada siapapun dan atas dasar apapun. Kekerasan semacam ini harus dinyatakan bukanlah kondisi yang mewakili wajah masyarakat umum Indonesia.
  2. Mendorong Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah melakukan kajian sekaligus penerapan langkah sistem deteksi dini (early warning system) agar kasus-kasus serupa berkurang dan dapat dilakukan langkah-langkah antisipasitif. Langkah ini dapat dilakuan melaui deteksi dini kasus-kasus intoleransi, termasuk ujaran kebencencian, yang kemungkinan bakal meningkat jelang dan selama masa-masa pemilihan kepala daerah serentak di Indonesia.
  3. Mendukung Kepolisian Republik Indonesia melakukan proses hukum terhadap para pelaku penyerangan dan penganiayaan KH Umar Basri dan Penyerangan Gereja Santa Lidwina Sleman Yogyakarta dan Biksu Mulyanto di Legok Tangerang Banten.
  4. Mengapresiasi kesigapan ormas-ormas keagamaan yang kompak menyerukan kepada masing-masing umatnya untuk tidak terprovokasi dan justru mendorong agar proses hukum dikedepankan. Ini bukti bahwa masyarakat Indonesia makin dewasa dan matang dalam menyikapi kasus-kasus kekerasan.
  5. Mendorong Kemenkominfo dan perusahaan-perusahaan media sosial seperti facebook, youtube, dan twitter, memantau kasus-kasus hoax dan berita palsu atas tiga kasus tersebut yang sengaja ditujukan untuk dapat memanaskan situasi di masyarakat.

Rumah Pergerakan Gus Dur, 11 Februari 2018

Yenny Zannuba Wahid

Direktur Wahid Foundation

Baca juga resensi buku lainnya :

  • Terbelit Dalam Kubus Tanpa Batas. Kontak pembelian : 0895-2851-2664. Link resensi, klik.
  • Jejak Perjuangan K.H. Ahmad Hanafiah. Kontak pembelian : 0821 1682 5185 (Sandi). Link resensi, klik.
  • Gerakan Syiah di Nusantara: Anasir Berimbang Sejarawan Muda. Kontak pembelian : 0852 9477 2060 (Jabar). Link resensi, klik.
  • Sejarah Pergerakan Nasional. Kontak pembelian : 0852 9477 2060 (Jabar). Link resensi, klik.
  • Historiografi Islam dan Momi Kyoosyutu. Kontak pembelian : 0852 9477 2060 (Jabar). Link resensi, klik.
  • Jalan Sunyi dan Rambut Gimbal : Sebuah Interpretasi atas Kehidupan Gus Qomari. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
  • Antara Mbah Cholil Baureno dan Bojonegoro. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
  • Konspirasi Yahudi dan Rungkadnya Dinasti Ba’alwi. Kontak pembelian dan bedah buku : 0812 6143 8585. Link resensi, klik.
Leave A Reply

Your email address will not be published.