Pemaknaan lsra’ Mi’raj dengan Menjaga Sholat
اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ هَدَانَا لِلْإِسْلَامِ وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا لله.
أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
وصَلَّى الله عَلَيْهِ وَعَلَى أله وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. يَاأَيُّهاَ الَّذِينَ ءَامَنُوا اتَّقُوا الله حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُون
أَمَّا بَعْدُ:
أَيَّهُا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بتقوالله وقد فازالمتقون
Ma’asyirol Muslimin Rohimakumulloh
Rojab baru saja berjalan
Sya’ban telah menunggu di depan
Praktis sekarang berada di tengah-tengah kemuliaan bulan
Bulan inilah beliau merasakan
kesedihan yang amat mendalam
sepeninggalan istri dan paman
hingga para sejarawan menyebut ‘ammul hazn
kemudian Allah menghibur Rosulullah-Nya dengan bertamasya dan bepergian
ngarungi keindahan dunia lahir dan mengenyam kenikmatan batin
Yaitu perjalanan isra’ dan mi’roj ke tempat yg tak bertepian
Ma’asyirol Muslimun Rohimakumulloh
Ukuran kadar keimanan dan keislaman seseorang adalah dengan bukti ketakwaan. Jika iman adalah urusan hati dan tempat bersemayam kesemangatan ketuhanan yang bersifat abstrak, maka Islam adalah penjabaran dari keimanan yang nyata dan realitas yang telah diajarkan oleh Rosulullah melalui syari’atnya
Buah dari isro mi’roj adalah perintah sholat.
Praktik sholat adalah indikator seseorang yang beriman. Seseorang yang beriman disebut oleh Allah bakal mendapatkan keberuntungan.
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ
“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman” (Al-Mukminun 23:1)
Yakni sungguh telah beruntung, berbahagia, dan memperoleh keberhasilan mereka yang beriman.
Disebutkan oleh ibn Katsir, bahwa Rosulullah pernah bersabda: “Allah menciptakan surga ‘Adn dengan kekuasaan-Nya sendiri memakai batu bata dari intan putih, batu bata yaqut merah, dan batu bata zabarjad hijau. Plesterannya dari minyak kesturi, batu kerikilnya dari mutiara, dan rerumputannya dari za’faran. Kemudian Allah berfirman kepadanya “Berbicaralah kamu!” Surga ‘Adn lalu mengatakan, “sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman.” Allah berfirman, “Demi keagungan dan kebesaran-Ku, tidak boleh ada seorang yang bakhil pun bertempat padamu berdampingan dengan-Ku.”
Penjelasan ini dapat dilihat dalam Tafsir ibn Katsir.
Ciri khas keberuntungan orang yg sholat adalah apabila sholatnya khusyu
الَّذِينَ هُمْ فِي صَلاتِهِمْ خَاشِعُونَ
(Al-Mu’minun 2)
Ibn Abbas meriwayatkan “Khosyi’un,” adalah mereka yang takut kepada Allah lagi tenang. Ketenangan hati adalah menundukkan pandangan matanya dan merendahkan dirinya. Jadi seorang Mukmin adalah manusia yg jiwanya tenang dan merendahkan dirinya di hadapan Tuhan. Meniru sifat rohman dan rohim. Benar-benar menghambakan dirinya.
قُلْ إِنَّ صَلَاتِى وَنُسُكِى وَمَحْيَاىَ وَمَمَاتِى لِلَّهِ رَبِّ ٱلْعَـٰلَمِينَ
Katakanlah: sesungguhnya sholatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam (al-An’am 6:162).
Sholat seharusnya melahirkan kasih sayang sesama manusia, karena telah terbiasa hatinya tertunduk kepada Robb-nya. Lebih jauh, seharusnya orang yg terbiasa mendirikan sholat dapat menghindari permusuhan, persekongkolan jahat, saling menghormati derajat manusia. Termasuk bertutur kata lemah lembut dan menghindari permusuhan.
Jika ada orang yang menjalankan sholat, tapi belum membuahkan makna sholat, maka ada yg salah dalam sholatnya. Tegas2 Allah mengatakan
إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ ۗ
“Sesungguhnya shalat itu dapat mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar”. (al-Ankabut 29:45)
Praktik sholat Jumat, sholat berjamaah, dan zakat adalah bukti keimanan seorang Muslim yg membesarkan asma Allah dan bukti tentang kebesaran Islam.
Oleh karena itulah, dengan sholat dapat meningkatkan ketakwaan dan merupakan upaya menyeimbangkan kondisi iman dan Islam kaum Muslimin.
Memang benar, kini baru merasakan betapa berat menjaga lima waktu setiap hari. Apalagi andaikata sholat sehari lima puluh kali. Padahal sholat yang lima menjadi tolak ukur ibadah seseorang. Imam at-Thobroni menjelaskan:
أول ما يحاسب عليه العبد يوم القيامة الصلاة، فإن صلحت صلح سائر عمله وإن فسدت فسد سائر عمله رواه الطبراني
“Pertama kali perbuatan yg akan dihisab seorang hamba di hari kiamat nanti adalah sholat. Apabila Sholatnya baik (benar), maka baiklah seluruh amalnya. Jika sholatnya buruk, rusaklah semua amalnya. (Thobroni).”
Lantas apakah maksud kata-kata ‘shollaha’ dalam hadits di atas? Sholat baik yang bagaimana yang dapat menarik segala amal menjadi baik? Apakah sholat yang sekedar menggugurkan kewajiban lima waktu? Tentunya ada standar tertentu yang menjadikan sholat kita sebagai kunci segala amal ibadah, yaitu sholat yang seperti diajarkan oleh Rasulullah, seperti yang pernah diimbaukan olehnya;
صلوا كما رأيتموني أصلي
“Sholatlah kamu sekalian sebagaimana kamu melihat sholatku.”
Artinya sholat yang baik itu adalah sholat yang memenuhi syarat sah, syarat wajib dan rukun sholat sebagaimana diwariskan Rosulullah secara turun temurun dari para sahabat, tabi’in, tabi’it tabi’in, hingga para mujtahid fiqih, para ulama dan guru-guru kita.
Hadirin Jamaah Jumat yang Berbahagia
Jika kita merasa sebagai umat Baginda Muhammad, maka seharusnya bahagia dan semangat menyambut buah tangan Rasulullah dari Isro’ dan mi’roj.
Allahummarham ummatam muhammad.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ
Khutbah II
اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ.
وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُاَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًاكِثيْرًا.
اَمَّابَعْدُ : فَيااَيُّهَاالنَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ
اَبِى بَكْرٍ وَعُمَر. وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.
اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ
Kutbah Jumat oleh: M. Mangkoesorga
Masyaa Allah