The news is by your side.

Penting untuk Saya

Penting untuk Saya

Di dalam Nahdlatul Ulama, saya menemukan jalan untuk berjama’ah dalam amaliyah, fikrah, harokah, dan ukhuwah.

NU tidak hanya (untuk) mengurusi politik (harokah), tapi juga :

  1. Amaliyah Aswaja, seperti tahlilan, istighotsah, ziarah kubur, maulid, qunut, muamalah, munakahah, dll. Yang fardu, sudah pasti, yang sunnah NU lakoni. Seperti solat gerhana, dsb.
  2. Fikrah Aswaja, seperti pesantren, sekolah, pengajian, majlis ta’lim, dakwah media dan mimbar, kajian ilmiyah bahtsul masail, dll. Termasuk dalam fikrah, adalah akidah aswaja.
  3. Ukhuwah Aswaja, yaitu basyariyah, wathoniyah, dan islamiyah. NU mengurusi perdamaian masyarakat lokal dan dunia.

Saya menemukan muqobalah (pembanding) karakteristik ini dalam beberapa ormas lain. Walupun ada beberapa ormas yang hanya (mencolok) dalam urusan harokah, atau politik.

Di NU, saya menemukan :

  • Amaliyah : 25%
  • Fikrah : 25%
  • Harokah : 25%
  • Ukhuwah : 25%

Jadi NU 100%

Saya pilih Ber-NU, sebagai jama’ah sekaligus jam’iyyah untuk diri saya dan keluarga. Saya berjamaah, karena Nabi SAW mewajibkan untuk bersama jama’ah :

عليكم بجماعة المسلمين وامامهم

Kenapa berjama’ahnya di NU ? Karena nilai-nilai NU, sejalan dengan prinsip islam rahmatan lil alamin. NU yang berpegang teguh pada Al-Qur’an, Hadits, Ijma, dan Qiyas. Tidak ghuluw (berlebihan/ekstrim), tetapi memiliki karakter :

  1. Tawassuthiyyah (moderat),
  2. Tasamuhiyah (toleran),
  3. Tawaazuniyah (keseimbangan),
  4. I’tidaliyah (idealis),
  5. Istiqomah (konsisten),
  6. Ishlahiyyah (reformatif),
  7. Tathowwuriyah (dinamis),
  8. Manhajiyah (pola pikir metodologis),
  9. Amar ma’ruf nahi mungkar

Tanpa jama’ah, saya ibarat debu di semesta yang luas. Tanpa jam’iyyah (organisasi), saya ibarat sepotong rumput liar yang tidak terurus.

ٍSaya Ber-NU, memilih jalur NU, bersanad melalui guru saya. Ada sandaran, ada rujukan, dan ada pertanggung jawabannya.

NU yang lahir 1926, memiliki tanggung jawab besar untuk mengawal kehidupan beragama dan bernegara dalam bingkai NKRI, Bhinneka Tunggal Ika.

Semoga saya diakui murid KH. Hasyim Asy’ari, bersambung sanad juga kepada KH. Kholil Bangkalan, Syekh Nawawi Albantani, para Imam Ahlussunnah wal Jama’ah, dan dikumpulkan bersama para ulama salafus sholeh yang mumpuni dalam duniawi dan ukhrowi.

Aamiin ya robbal alamiin..

الحق بلا نظام يغلبه الباطل بالنظام

Kebenaran tanpa struktur, akan dikalahkan oleh kebatilan yang terstruktur.

Sebuah pesan kecil dari saya : Thowaf, korelasinya dengan ukhrowi, dan sa’i korelasinya dengan duniawi.

Wallahul muwaafiq ilaa aqwamit thoriq.. KH. Amin Baedjuri (Ketua lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama Jabar)

Leave A Reply

Your email address will not be published.