The news is by your side.

Satire Filologis : “Hari Santri” Menjadi “Hari Taliban”

Menachem Ali, Airlangga University – Lebih baik sekarang kaum Muslim Indonesia atau Muslim Asia Tenggara diharamkan memakai istilah “santri” atau “cantrik”, karena keduanya itu istilah Hinduisme, khususnya Hindu Jawa. Saat sekarang pakailah istilah khas Arab saja طالب (“tholibun”) atau “taliban”. Maka, “Hari Santri” diganti saja menjadi “Hari Taliban” atau nama “pondok pesantren” diganti saja menjadi “pondok taliban.” Hal ini lebih bagus sepertinya.

Quran terj. bahasa Indonesia dan bahasa Melayu itu sesat dan menyesatkan, karena menggunakan istilah berbau Hinduistic. Seharusnya tidak perlu memakai istilah “sorga”, karena itu benar-benar mengusung konsep teologis yang bernuansa Hinduistic. Kitab suci Weda Mahabharata, terutama pada parwa terakhir, saat Yudisthira naik ke sorga tertulis nama parwa-nya yang disebut “Swarga-rohanika parwa.”

Jadi kalau Quran terjemahan bahasa Melayu memakai istilah “sorga” maka itu SESAT dan mendekati kekufuran. Menurut ustadz zaman “now” hal itu katanya bertentangan dengan ajaran Islam. Kesesatan berpikir dalam memahami Quran yang dicampur dengan pola berpikir khas Hinduisme ini sudah terjadi sejak lama, sejak zaman Islam masuk ke Nusantara di masa awal; dan kesesatan para ulama terdahulu itu tidak perlu diikuti oleh umat Islam yang mau kembali ke jalan Salaf.

Buku lain :

  • Antara Mbah Cholil Baureno dan Bojonegoro. Kontak pembelian : 0895 2851 2664 . Link resensi, klik.
  • Konspirasi Yahudi dan Rungkadnya Dinasti Ba’alwi. Kontak pembelian dan bedah buku : 0812 6143 8585. Link resensi, klik.
Leave A Reply

Your email address will not be published.