September dan Kisah Trio Ahmad
Ahmad Yusuf M – Tidak terasa sekarang bulan September 2023, perasaan baru kemaren bulan September 2022. Bulan September biasanya membawa ingatan kita kembali ke September 1965 padahal pada bulan September ada juga peringatan lainnya seperti Hari Tani pada 24 September atau di belahan bumi lain, ada peringatan 11 September hancurnya gedung WTC di America.
Peristiwa 30 September 1965 tentu populer di Indonesia, awalnya memunculkan satu narasi bahwa Gerakan 30 September yang menyiarkan sebuah gerakan di RRI yang bertujuan membersihkan dewan Jendral yang didalangi oleh PKI, salah satu Partai sayap kiri yang dominan kala itu. Setelah reformasi 1998 muncul beberapa narasi bahwa peristiwa September 1965 bukan hanya PKI satu-satu nya dalang utama.
Menggambar Indonesia pada peristiwa September 1965 tidak terlepas dari “trio Ahmad”. Nama depan “Ahmad” yang belakangan jarang disebut, adalah nama yang mengandung “keajaiban”, sebuah “sirr ” dan makna yang penuh berkah.
Pertama nama depan “Ahmad” yaitu Ir. Soekarno. Panggilan akrabnya Bung karno memiliki nama Ahmad. Siaran TV Chekoslowakia salah satu negara Europa timur pernah menyiarkan acara penyambutan “President Achmad Soekarno” yang menggambarkan antusiasnya ribuan warga tumpah ke jalan-jalan ibukota dan menyebut Presiden pertama Indonesia sebagai sesungguhnya pemimpin dunia dengan mengkonsolidasi negara-negara bekas jajahan di berbagai belahan dunia seperti dari Amerika Latin, Europa Timur, negara-negara kaya di Afrika dan negara-negara Arab juga Asia.
Menariknya, di belahan dunia Barat sebagian pers pernah mewartakan pertemuan Konferensi Asia–Afrika yang dilaksanakan pada 18-25 April 1955 di Bandung yang melahirkan Dasasila Bandung, sebagai kongres pertama Negara Negara komunis. Sasaran tembaknya supaya konsolidasi negara Asia-Afrika terpecah (karena konflik ideologi, dsb) ke dalam, opini ke luar supaya Indonesia dipandang ancaman Britania Raya (blok sekutu) dan ancaman baru Uni Soviet.
Awal ketakutan dan kegelisahan Nekolim yang menjadikan presiden Ahmad Soekarno sebuah ancaman nyata bagi determinasi Sekutu, maka upaya pembunuhan berkali-kali tak terelakan dan penggulingan tampuk kekuasaan di Indonesia pun dicoba sedemikian rupa.
Kedua nama depan “Ahmad”, yaitu Jendral Ahmad Yani. Pak Yani menjadi motor penggerak memadamkan beberapa pemberontakan bersenjata di daerah terhadap Jakarta. Di tengah gencarnya isu dewan Jendral akan kudeta, Jendral Ahmad Yani tampil di beberapa koran menentang angkatan ke Lima Buruh Tani dipersenjatai. Jendral Ahmad Yani beserta para staffnya diculik dan dibunuh di masukan ke lubang buaya.
Ketiga nama depan “Ahmad” yaitu Dipa Nusantara aidit. DN Aidit ketua CC PKI, atas keinginan sendiri nama Ahmad Aidit diganti setelah meminta izin pada Bapaknya Abdullah. Nama nya pun berubah tidak lagi Ahmad Aidit, tapi DN Aidit. Orang yang paling dicari setelah peristiwa September 1965 dan akhirnya ditembak di Boyolali.
Bung Karno pernah berujar “kematian saya bukan oleh peluru, bom granat, atau rudal, saya adalah rakyat Indonesia, memisahkan saya dengan rakyat sama dengan membunuh saya”