Batrenya Manusia Adalah Ujian dari Allah
Dalam proses kehidupan manusia, perjalanannya selalu diiringi dengan tempaan demi tempaan. Hal ini dikehendaki Allah, sebagai penguat batin, pengasah mental, penajam rasa.
Yaa, tempaan tak lepas dari cara Allah membuat kita lebih cerdas, lebih siap, lebih berani, dan lebih mendayagunakan pikirannya, untuk berikhtiar mencari solusi, mencari celah, agar apa yang Allah ujikan bisa kita lewati segera, sehingga dengan demikian, kita mampu mengatasi ujianNya, dan lulus dengan baik.
Ujian, cobaan, harusnya membuat kita kuat dan semakin dekat denganNya. Tidak harus kita kecewa !
Tidak harus kita merasa nelangsa, menderita dan terpojokan !
“… boleh jadi kamu tidak menyenangi sesuatu, padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”
Al Baqarah, Ayat 216.
Seperti apa yang Allah Firmankan dalam ayat diatas, ada sesuatu yang kita tidak tahu, dari apa yang menjadi takdir ketentuan untuk kita saat kita diuji Allah. Berprasangka baiklah, berbesar hatilah.
Dalam menghadapi ujianNya, kitapun harus menunjukan semangat, berikhtiar lebihlah, bukan malah patah hati, tak bergairah dalam melewati sesi ujian itu semua.
Bangun keyakinan bahwa ini pasti terlewati, ibadah, dan doa tak lepas selalu menyertai beriringan, tumbuhkan keyakinan, berharap penuh ketawakalan, bahwa Allah yang maha baik sedang mempersiapkan hal terbaik didepan kita, dan kita digodog dulu dengan keperihan, agar saat semuanya teraih, itu tidak menjadikan kita lupa diri dan jadi sombong.
Inilah cara Allah membasuh kemurnian hati kita, kepekaan batin kita, ketajaman naluri kita. Ujian merupakan tempaan terkuat yang akan membuat radar spiritual kita hidup dan aktif.
Ujian itu bagaikan batre yang memiliki kekuatan untuk mengaktifkan objek benda agar bisa hidup, atau baru bisa aktif, menyala, setelah batrenya ditaruh pada objek bendanya tersebut.
Jadi syukuri adanya ujian, sebab Allah di sana sedang menghidupkan, mengaktifasi sesuatu yang bisa membuat kita menjadi lebih berarti, dan lebih berguna, serta manfaat kedepannya.
Insyaallah dengan sering Allah menguji, sesungguhnya sinyal-sinyal kita, khususnya hati, sebagai aset spiritual, sedang dipersiapkan untuk kuat menangkap frekwensi senyap yang tak kasat mata, yang sesungguhnya memperbesar kemampuan kita dalam menangkap gelombong kemaha kuasaanNya.
Di uji Allah, adalah saat Allah mengkaruniakan dibukakannya kepekaan batin, ditaruhnya batre penguat dalam diri manusia, disimpannya Nur Allah, dan itu adalah saat terdekat antara hamba dengan Tuhannya.
Manusia yang sedang dalam ujian Allah, ia selalu dalam pengawasan kasih sayangNya, maka dari itu, kita harus sadar, Allah sudah sangat dekat dengan kita pada saat kita di uji, dan ini adalah kesempatan bagi kita berdialog denganNya, bermesraan lewat ibadah dan doa yang selalu harus kita panjatkan.
Alhamdulillah.
Semoga bermanfaat.
Bambang Melga Suprayogi.