Habib Umar bin Husein Assegaff : Al Haqqu Bila Nidzam Yaghlibuhul Bathil Binnidzam
Serang, 8 april 2018 – MWCNU Gelam, Serang, Prop. Banten mengadakan acara peringatan Isra Miraj dengan tema, “Melalui Peringatan Isra Mi’raj, Mari Kita Ciptakan Masyarakat Gelam Bersatu.” Pada kesempatan tersebut pihak panitia, KH. Ahmad Ghozaly yang merupakan alumnus Pesantren Al Masyhad Cijurei sengaja mengundang Da’i kondang asal Bandung, yaitu Habib Umar bin Husein Assegaff ( Wakil Ketua LDNU Jawa Barat ) dan Kyai Hasan Sadzily Citayam, Bogor.
Dihadapan Ribuan Nahdliyin Gelam, Kab. Serang, Habib Umar Assegaff menyatakan bahwa Al haqqu bila nidzam yaghlibuhul bathil binnidzam, kebenaran yang tidak terorganisir maka akan dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisir. Makanya jika ada yang mengatakan, ” Buat apa NU-NU an, sing penting Ahlisunnah Wal Jamaah.” Habib Luthfi bin Yahya mengatakan, “Orang tersebut akan hancur.” Contoh real saat ini adalah yang sedang terjadi di mesir, Irak, Suriah, Yaman, dan Afganistan, sedang terjadi peperangan disana, nampak kehancuran, satu sama lain antar muslimin saling curiga dan melempar fitnah hingga pertumpahan darah tak bisa dihindarkan. Kenapa itu terjadi? Jawabannya karena tidak ada organisasi semacam Nahdlatul Ulama.
Kita memiliki Organisasi yang hebat, kita harus bangga, kita memiliki Rois Syuriah, Ketua Tanfidziyah, ada dewan Mustasyarnya, dll. NU dan para pengurusnya selalu menyampaikan dakwah secara damai dan ramah, kita diajarkan agar menjadi Muharrik masjid dan Muharrik dakwah yang harus menjauhkan diri dari sikap mudah menyalahkan, mudah mengkafirkan! Kita merupakan para pengikut ulama yang selalu siap berdakwah mengajak bukan mengejek, ramah bukan marah. Kita semua selalu siap menjunjung tinggi sikap toleransi kebangsaan, tidak seperti kelompok lain yang begitu mudah mengkafirkan, menyesatkan dan memprovokasi umat.
Kita saat ini berada pada masa kemerdekaan, jika kita ingin maju maka harus berusaha dengan giat bukan dengan berdemo! Kita harus menciptakan perubahan dengan mencerdaskan anak-anak bangsa, warnai mereka dengan akhlakul karimah, arahkan mereka agar mendalami pendidikan agama, pandaikan mereka dalam urusan mengaji hingga dapat menjadi kyai. Belajar dan mengaji membutuhkan ketekunan dan waktu yang lama, Jangan baru ngaji dua tahun lalu pulang menjadi orang paling sok pinter.
Kunci keberhasilan adalah persatuan. Habib berkata, ” Ana blak-blakan aja dech, Tanpa NU mustahil kita bisa bersatu.” Dengan NU lah negeri ini rakyatnya makmur, aman sentosa. Karena ajaran yang disampaikan dan dipraktikan oleh NU merupakan ajaran yang bersumber dari Islam Rahmatan lil’alamin.